Ekspor Kopi RI Capai USD 776 Juta sampai Juli 2018

Pemerintah juga akan terus mendorong berkembangnya industri hilir sektor kopi.

oleh Merdeka.com diperbarui 01 Okt 2018, 18:48 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2018, 18:48 WIB
Salam Pagi
Ratusan hektare tanaman kopi robusta di lereng Gunung Semeru atau kolesem memasuki panen raya. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya meningkatkan ekspor kopi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kopi bagi perekonomian nasional.

Kemendag mencatat ekspor Kopi Indonesia hingga Bulan Juli 2018 mencapai 266.000 ton dengan nilai USD 776 juta. Sedangkan pada 2017, ekspor Kopi Indonesia mencapai 641.000 ton dengan nilai mencapai USD 1,6 miliar.

Kepala Seksi Tanaman Bahan Penyegar, Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan, Abdul Rojak mengatakan salah satu langkah yang dilakukan Kemendag adalah dengan terus menyederhanakan aturan terkait impor kopi.

"Dalam rangka membuka regulasi atau ketentuan, kami akan beri kemudahan. Pengaturan ekspor syarat sangat sederhana, tidak perlu menjadi perusahaan besar. Dengan mempunyai legalitas sudah bisa mengekspor yaitu dengan mendaftar sebagai eksportir kopi sementara," kata dia, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Senin (1/10/2018).

Selain itu, Pemerintah juga akan terus mendorong berkembangnya industri hilir sektor kopi. Sehingga Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah saya, tapi juga produk-produk kopi yang bernilai tambah.

"Selalu membuat terobosan, simplifikasi kebijakan tapi juga jangan lupa dalam negeri, nanti yang bagus-bagus diekspor semua. Lakukan pembinaan, agar yang diekspor juga produk-produk kopi, tidak hanya bean (biji kopi) saja ya," ungkapnya.

Pemerintah juga akan melakukan pendampingan teknis terhadap para eksportir terutama dalam pengisian kelengkapan administrasi. Hal ini untuk menghindari salah persepsi dari International Coffee Organization (ICO).

"Harus mengisi form ICO yang benar. Kenapa? Karena saat ini, kopi kita diklaim sudah melebihi dari Brazil padahal tidak. Itu karena kesalahan memasukkan angka-angka yang seharusnya instant, ini kopi mix instan masuk juga ke instan," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.

 

 

Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.

Kopi Bengkulu Hadir dalam Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali

menanam kopi
Menanam kopi di hulu Sungai Cimanuk. Foto: (Jayadi/Liputan6.com)

Satu terobosan bakal dilakukan Bank Indonesia untuk memperkenalkan kopi asli Bengkulu dalam forum internasional. Tidak main-main, Kopi Bengkulu akan hadir dalam pertemuan para pengambil kebijakan ekonomi internasional bertajuk IMF-World Bank Annual Meeting.

Kepala kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra mengatakan, kopi Bengkulu akan disajikan dalam pertemuan IMF bersama World Bank dan seluruh kepala Bank Sentral, termasuk ratusan kepala negara di Bali 14 hingga 19 Oktober 2018 mendatang.

"Pemilihan produk, melalui proses seleksi yang sangat ketat," ungkap Endang di Bengkulu Minggu, 30 September 2018.

Kopi Bengkulu yang dibawa ke Bali berasal dari para petani di Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong, Lebong, dan beberapa wilayah penghasil kopi lain di Bengkulu dengan pola panen petik merah yang diolah dengan proses khusus, sehingga menghasilkan kopi bermutu tinggi dan masuk kategori kopi premium robusta maupun arabika.

Selain kopi, Bengkulu sebenarnya mengirimkan beberapa produk untuk diseleksi, termasuk kain batik besurek dan minuman kemasan berbahan jeruk kalamansi. Namun, berdasarkan hasil seleksi, hanya kopi Bengkulu yang lolos dan akan bergabung dengan produk lain di Indonesia pada ruang pamer Bank Indonesia.

"Panitia seleksi sangat ketat dan memilih yang benar-benar berkualitas," ujar Endang Kurnis.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya