Punya Harta Melimpah, Miliarder Ini Jadi Sopir Uber

Seorang miliarder tentu tak membutuhkan penghasilan tambahan. Namun, pebisnis asal AS ini malah memutuskan untuk menjadi sopir Uber.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Okt 2018, 21:03 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2018, 21:03 WIB
Ilustrasi Foto Taksi Online (iStockphoto) ​
Ilustrasi Foto Taksi Online (iStockphoto) ​

Liputan6.com, New York - Paul English merupakan miliarder yang tak berkekurangan. Ia merupakan Co-Founder dari perusahaan teknologi berbasis pelayanan travel, Kayak dan Lola.com. Pada 2013, ia menjual Kayak seharga USD 2 miliar atau Rp 29,9 triliun. Dengan harta berlimpah, Paul tidak membutuhkan penghasilan tambahan. 

Namun tahun lalu, Paul malah mendaftarkan diri untuk menjadi sopir Uber. Ia ingin memahami bagaimana rasanya menerima penilaian (rating) dari orang lain. Menurutnya, pengalaman tersebut merupakan pengalaman membuka mata yang jarang didapatkan oleh eksekutif perusahaan.

Reviewer biasanya memberikan respons mengenai agen customer service, keahlian koki di restoran, atau dalam hal ini, sopir. Ulasan tersebut dapat mempengaruhi bisnis secara keseluruhan.

Mengutip dari Entrepreneur.com, Paul ingin membuat sistem review pada perusahaannya Lola Travel Company yang memungkinkan pelancong untuk memberikan penilaian pada agen yang mereka gunakan. Sebelum merilis fitur tersebut, ia menghabiskan enam bulan menjadi sopir Uber menggunakan mobil Tesla-nya.

 

Belajar Menghadapi Klien

Ilustrasi Akuisisi, Kesepakatan Bisnis
Ilustrasi Akuisisi, Kesepakatan Bisnis

Tujuannya ialah untuk lebih memahami apa yang dialami oleh agen-agennya. Sebagai pengguna jasa Uber, Paul selalu menyadari hal-hal kecil tentang sopirnya seperti apakah mereka memutar radio tanpa meminta izin, apakah mobil tersebut bau, atau apakah sopirnya ugal-ugalan.

Namun sebagai pengendara, ia menyadari betapa pentingnya interaksi personal. “Saya seorang introvert, namun sebagai pemimpin perusahaan teknnologi, saya belajar untuk menjadi ekstrovert,” ungkapnya.

Paul meneruskan, ia menjadikan pengalamannya sebagai tantangan pribadi. Apakah ia bisa berinteraksi dengan pelanggannya? Apakah ia bisa membuat mereka tertawa? Pengalamannya membuahkan hasil. Ia menerima rating 4.97 dari 5, disertai dengan beberapa komentar positif.

Menurut Paul, wirausahawan bisa mengambil manfaat dari pengalaman seperti yang dilakukannya, walaupun hasilnya tentu tidak selalu sama. Berhadapan dengan klien secara langsung, belajar bagaimana membuat mereka merasa puas, dan mendengarkan tanggapan mereka merupakan pelajaran yang berharga bagi seorang pebisnis. (Felicia Margaretha)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya