2025, Indeks Kesenjangan Papua Barat Bakal Turun Jadi 0,39 Persen

Langkah strategis yang bakal dilakukan Pemda Papua Barat adalah mendorong upaya pembangunan manusia, dan peningkatan konektivitas.

oleh Merdeka.com diperbarui 05 Okt 2018, 14:58 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2018, 14:58 WIB
Papua
Warga Tabrauw, Papua Barat yang menikmati listrik.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bidang PU, Tata Ruang dan Perumahan Bappeda Papua Barat, Jemy Pigome, mengatakan pihaknya menargetkan angka indeks kesenjangan wilayah di Papua Barat pada 2025 berada di level 0,39.

"Memang nilai kesenjangan, angka indeks kesenjangan wilayah di Papua Barat itu cukup tinggi sekitar 0,44 sampai 0,45. Target kita mau tahun 2025 nanti menurun sampai angka 0,39. Itu target kita," kata dia, saat ditemui, di Hotel Atlet Century, Jakarta, Jumat (5/10/2018).

Dia menuturkan, langkah strategis yang bakal dilakukan Pemda Papua Barat adalah mendorong upaya pembangunan manusia, dan peningkatan konektivitas.

"Penduduk di Papua Barat itu kan hidup tersebar. Jadi akses penduduk Papua Barat, akses terhadap sektor-sektor yang lain, itu yang diprioritaskan," ujar Jemy.

Ke depan, pihaknya akan lebih memfokuskan program pembangunan pada isu-isu strategis seperti penurunan angka kemiskinan dan memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah.

"Lebih banyak isu-isu strategis daerah yang bisa sinkron dengan RPJMN, sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan. Indeks kualitas lingkungan, indeks perimbangan manusia. Jadi konsep pembangunan tidak sporadis, lebih tematik. Mana yang prioritas jadi isu strategis daerah," ujar dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

Terangi Papua, PLN Gandeng 5 PTN, TNI dan LAPAN

20170621-PLN Berikan Diskon Biaya Penyambungan Tambah Daya-Antonius
Petugas PLN melakukan penyambungan penambahan daya listrik di Jakarta, Rabu (21/6). Menyambut lebaran, PLN memberikan bebas biaya penyambungan untuk rumah ibadah dan potongan 50 persen untuk pengguna selain rumah ibadah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, PLN ikut berupaya meningkatkan rasio elektrifikasi serta melistriki desa-desa yang belum berlistrik termasuk di Indonesia bagian Timur. Salah satunya di Papua.

Ini dalam rangka meningkatkan aksesbilitas masyarakat untuk mendapatkan listrik serta untuk mewujudkan keadilan energi bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam mewujudkan hal tersebut tentunya perlu sinergi lintas sektor dan kerja sama dari banyak pihak.

Oleh karena itu, PLN bersama lima perguruan tinggi (UI, ITB, UGM, ITS dan UNCEN), TNI AD dan LAPAN menandatangani perjanjian kerja sama, pada Jumat 27 Juli 2018, sebagai wujud nyata dari sinergi lintas sektor demi mewujudkan Papua terang. Bumi cendrawasih ini ditargetkan dapat terlistriki oleh PLN hingga 99 persen pada 2019.

Kondisi kelistrikan Papua dan Papua Barat saat ini memiliki daya mampu pembangkit sebesar 358,41 MW dengan beban puncak 294,24 MW, transmisi sepanjang 218 kms dan gardu induk berkapasitas 144 MVA.

Jumlah desa di Papua dan Papua Barat adalah 4.535 desa dan terus mengalami pemekaran desa. Untuk rasio desa berlistrik di Papua dan Papua Barat saat ini adalah 30,39 persen.

Untuk itu, PLN akan terus melistriki desa di Tanah Papua tanpa terkecuali. Sekitar 1.200 desa yang akan dilistriki PLN di Papua dan Papua Barat pada tahun ini dimana diantaranya adalah 415 desa yang akan disurvei oleh peserta Ekspedisi Papua Terang.

Total peserta yang akan mengikuti Ekspedisi Papua Terang ada lebih dari 500 orang yang terdiri dari mahasiswa dari 5 PTN, akademisi, pegawai PLN yang menjadi relawan, TNI AD dan LAPAN yang akan disebar ke 415 desa dari 5 posko yang dituju, yaitu: Posko Jayapura, Posko Wamena, Posko Nabire, Posko Timika, dan Posko Merauke. 

Tim Ekspedisi Papua Terang ini akan membantu PLN untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Papua dan menjalankan survei yang mencakup survei data desa, survei potensi energi baru dan terbarukan, serta survei pembangunan sistem kelistrikan desa.

Hasil dari kegiatan ini menjadi masukan bagi PLN untuk mengakselerasi pembangunan kelistrikan di Papua berdasarkan potensi dan kearifan lokal di masing-masing lokasi.  Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali berpesan kepada seluruh peserta agar tetap semangat untuk berkontribusi membangun negeri.

"Selamat menjalankan tugas, selamat sampai tujuan, jaga kesehatan, terus semangat, semoga selalu diberikan kelancaran dan kemudahan oleh Allah SWT,” ujar Ali.

“Dan, semoga seluruh tim dapat menyelesaikan tugas tepat waktu serta kembali dengan selamat tidak kurang suatu apapun. Semoga keberanian dan ketulusan rekan-rekan menjadi ladang kebaikan dan bagian dari kontribusi kolektif mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan sejahtera," tambah Ali.

Pembantu Rektor III Universitas Cendrawasi Jonathan Kiwasi Waroromi bangga karena mahasiswa dan akademisi dapat ikut berpartisipasi membangun negeri.

"Ini semacam terobosan dan inovasi bagi kami. Ini hal besar karena seluruh komponen bangsa perlu dilibatkan. Kami melihat ini merupakan hal yang positif karena mahasiswa dan PTN sebagai penggerak bukan hanya penonton. Saya terharu melihat banyak anak-anak muda yang terlibat. Kami ucapkan terima kasih bagi pemerintah dan PLN karena adanya program ini semoga berguna bagi seluruh rakyat Papua dan Indonesia," kata Jonathan.

Sebelum berangkat ke Papua dan Papua Barat pada 28 Juli 2018, para peserta diberikan pembekalan mulai dari pembangunan jiwa korsa dari TNI AD, pengenalan masyarakat papua dan topografi wilayah dari Papua Center UI, pemanfaatan data pengindraan jauh dari LAPAN dan workshop fotografi dan jurnalistik dari pakar media massa.

Selain itu, peserta juga diberikan vaksinasi dan penyuluhan kesehatan serta asuransi kesehatan selama melaksanakan ekspedisi dua bulan ke depan.

 

 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya