Moeldoko Ungkap Tantangan RI di Era Informasi Digital

Saat ini di Indonesia terdapat 143 juta pengguna internet. Artinya, lebih dari separuh penduduk Indonesia sudah mengakses internet.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Des 2018, 14:13 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 14:13 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan, era digital saat ini memberikan kecepatan dan akses terhadap berbagai informasi. Namun pada saat yang sama juga memberikan persoalan baru, terutama soal kredibilitas informasi.

Hal tersebut diungkapkan Moeldoko dalam acara Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik (SAIK) dengan tema Sinergi Indonesia Menuju Era Komunikasi 4.0 di Tangerang, Banten.

Dia mengatakan, saat ini di Indonesia terdapat 143 juta pengguna internet. Artinya, lebih dari separuh penduduk Indonesia sudah mengakses internet.

"Dari jumlah itu, 130 juta penggunanya sangat aktif media sosial di Indonesia," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (4/12/2018)

Berdasarkan data Nielsen Media Consumer View pada 2017 lalu, penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 44 persen populasi dibandingkan dengan TV 96 persen, Media luar ruang 53 persen, radio 37 persen, surat kabar 7 persen serta tabloid dan majalah 3 persen.

Angka ini mengalami lonjakan luar biasa dibandingkan dengan 2012 yang saat itu baru mencapai 26 persen.

Namun Moedoko menyampaikan, berbagai cara telah dilakukan pemerintah dalam membangun ruang publik yang sehat.

Itu antara lain dengan membentuk UU ITE, bekerja sama dengan platform media sosial untuk menghentikan portal yang menyebabkan berita hoaks, melibatkan masyarakat dengan membentuk komunitas yang memerangi hoaks, dan memberikan literasi media kepada masyarakat.

"Hoax tidak hanya merugikan pemerintah tapi juga demokrasi dan peradaban kita mundur jauh,” ungkap dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Rosarita Niken Widiastuti mengatakan pertemuan SAIK tahun ini cukup penting karena menjadi momentum bagi pemerintah untuk menyongsong revolusi industri 4.0.

“Humas pemerintah yang memiliki posisi strategis diharapkan dapat meng-upgrade keahliannya, terlebih dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini, humas pemerintah harus mampu menguasai teknologi dan new media,” tandas dia.

Moeldoko: Humas Pemerintah Harus Lebih Aktif Tangkal Hoaks

Moeldoko bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya, Dirjen Kominfo Retno, dan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dalam membuka kegiatan SAIK 2018 di Novotel Tangerang, Senin (3/12/2018).
Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko, anggap bako Humas pemerintahan baik itu di daerah dan kementerian, belum berperan maksimal tangkal berita hoax di dunia maya.

Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko menilai Badan Koordinasi (Bako) Humas Pemerintahan, baik di daerah dan kementerian belum berperan maksimal tangkal hoaks di dunia maya. Dia pun meminta humas pemerintahan daerah agar lebih gencar bergerilya di dunia internet. 

"Sebenarnya belum bisa membuat keseimbangan antara masifnya berita hoaks di internet. Kita belum bisa mengimbanginya," ujar Moeldoko pada acara Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi Publik (SAIK) 2018 di Novotel, Kota Tangerang, Senin (3/12/2018).

Dia pun meminta humas di tiap pemerintahan daerah bergerak cepat dalam mengaktifkan media sosialnya dan sarana informasi serta komunikasi lain dalam dunia maya. Sebab, di Indonesia sendiri pengguna internet mencapai 142 juta orang. 

"Orang di mana pun sudah melek internet, terutama media sosial. Makanya medsos itu seperti sarana luar biasa berkembangnya isu-isu politik dan SARA, ini mendorong (isu politik dan SARA) di posisi teratas," tutur Moeldoko

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya