Liputan6.com, Jakarta - Pertengahan tahun ini, CEO Facebook Mark Zuckerberg sempat menjadi orang terkaya nomor tiga di dunia. Setengah tahun kemudian peringkatnya terlempar dari lima besar dan menjadi miliarder paling rugi pada 2018 menurut Forbes.
Menurut data terkini Bloomberg Billionaire Index, kekayaan Mark Zuckerberg berkurang USD 19,9 miliar atau setara Rp 289 triliun (USD 1 = Rp 14.568) dari tahun 2017. Sekarang ia berada di peringkat tujuh pada daftar itu, dua peringkat di bawah Amancio Ortega yang merupakan bos Zara.
Advertisement
Baca Juga
Dalam surat akhir tahun yang dibagikan di Facebook, Mark Zuckerberg mengaku tetap bahagia dengan progres Facebook tahun ini. Ia pun bersyukur pada timnya di Facebook, serta para mitra dan peneliti.
"Saya bangga dengan progres yang kami telah buat di 2018 dan bersyukur pada semua orang yang menolong kami agar sampai ke tahap ini -- para tim di dalam Facebook, mitra-mitra kami dan peneliti independen dan semua orang yang memberikan kami banyak feedback," tulis Zuckerberg.
Zuckerberg turut berkomitmen akan memperbaiki bermacam hal di Facebook agar bisa terus menjadi tempat berkumpul komunitas. Ini termasuk upaya melawan berita sensasional dan misinformasi, serta konten terorisme.
Turunnya kekayaan Mark Zuckerberg terkait dengan jatuhnya harga saham Facebook karena bermacam isu. Platform yang ia buat pada 2014 itu menjadi pusat kontroversi karena sempat dituding menjual data publik milik pengguna ke pihak ketiga. Data itu diduga dipakai untuk insight iklan, bahkan tujuan politik.
Ada pula perkara pilpres AS 2016. Pendukung capres gagal Hillary Clinton memandang Facebook sebagai biang kekalahan karena menjadi sumber penyebaran berita palsu oleh agen Rusia. Pihak Facebook pun berjanji akan bekerja sama dengan pemerintah di seluruh dunia dalam mengamankan pemilu dari berita-berita palsu.
Dipaksa Mundur dari Chairman, Ini Jawaban Zuckerberg
Tekanan dari investor agar Mark Zuckerberg mundur sebagai chairman Facebook ternyata tidak membuat pria berusia 34 tahun itu bergeming. Dia memastikan akan tetap bertahan di perusahaan tersebut.
Hal itu diungkapkan Zuckerberg dalam sebuah wawancara terbaru dengan CNN. Seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis, tidak ada rencana bagi dirinya untuk mundur dari chairman Facebook.
Dalam wawancara tersebut, Zuckerberg juga menyoroti hubungannya dengan orang nomor dua Facebook, Sheryl Sandberg. Terlebih, sempat tersiar kabar bahwa dirinya menyalahkan Sandberg atas beragam kasus yang menimpa Facebook saat ini.
Bahkan, Sandberg dikabarkan sempat khawatir dengan posisi di perusahaan tersebut. Namun, Zuckerberg memastikan bahwa posisi Sandberg di perusahaan masih aman dan tidak berubah.
"Sandberg merupakan bagian penting dari perusahaan ini dan berupaya keras untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan," tutur Zuckerberg.
Suami Priscillia Chan itu juga menepis beragam pandangan buruk soal Facebook yang beredar belakangan ini. Menurutnya, Facebook sudah berupaya untuk menyelesaikan beragam masalah ini dengan pemerintah maupun organisasi nirlaba.
Sebelumnya, dari laporan The Wall Street Journal, Zuckerberg dikabarkan sempat menyalahkan Sandberg dan timnya atas kasus penyalahgunaan data yang melibatkan firma konsultan politik Cambridge Analytica.
Kepada wanita berpengaruh di Facebook itu, Zuckerberg menyebut, harusnya Sandberg lebih agresif dalam menangani konten dan masalah-masalah yang merepotkan.
Advertisement