Menteri Hanif Targetkan 2 Juta Lapangan Kerja Baru di 2019

Sepanjang 2015 hingga 2018, pemerintah telah berhasil membuka 10,34 juta lapangan kerja.

oleh Merdeka.com diperbarui 08 Jan 2019, 16:32 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2019, 16:32 WIB
Menaker : Indonesia Siap Hadapi Era Revolusi Industri 4.0
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri meyakini melalui kerja sama semua pihak, Indonesia akan mampu bertahan menghadapi era Revolusi Industri (RI) 4.0, dengan segala peluang dan tantangan akibat RI 4.0 yang masif.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Ketenagakerjaan Tahun 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta. Dalam kesempatan ini, dia membeberkan beberapa capaian kinerja Kemenker selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK.

Di hadapan peserta Rakornas Menteri Hanif mengungkapkan, sepanjang 2015 hingga 2018, pemerintah telah berhasil membuka 10,34 juta lapangan kerja. Jika di rata-rata, kata dia, setiap tahun telah tercipta 2,58 juta lapangan kerja baru bagi masyarakat.

"Angka itu melampaui target yang ditentukan yakni memberikan kesempatan kerja kepada 2 juta orang per tahun," kata Hanif saat Rakornas di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Hanif mengatakan, dengan capaian tersebut, maka untuk di 2019 pihaknya akan menargetkan sebanyak 2 juta lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Dengan begitu, jumlah pekerja di Indonesia dapat kembali bertambah di tahun ini.

"Namun penciptaan 2 juta lapangan kerja pada tahun 2019 harus tetap dilaksanakan, janji bapak presiden kan 2 juta pertahun sampai akhir 2018 sudah tercapai 10 juta yang telah ditempatkan," imbuhnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada Agustus 2018, jumlah penduduk yang bekerja tercatat sebanyak 124,01 juta orang, bertambah 2,99 juta orang dari Agustus 2017. Di sisi lain, dalam setahun terakhir, pengangguran berkurang 40 ribu orang, sejalan dengan TPT yang turun menjadi 5,34 persen pada Agustus 2018.

"Di 2019 tetap harus kita genjot untuk melakukan penciptaan minimal 2 juta baik melalui informasi pasar kerja, penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri, dan perluasan kesempatan kerja padat karya, wirausaha baru TKM, dan inkubasi bisnis," jelasnya

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BPS: 7 Juta Penduduk Indonesia Masih Menganggur

3.255 Tenaga Kerja Konstruksi Dapat Sertifikasi Kementerian PUPR
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung dan jalan di Jakarta, Sabtu (10/11). Tenaga kerja peraih sertifikat Kementerian PUPR meliputi tukang, mandor, drafter, surveyor, operator pelaksana dan pengawas. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mencatat masih ada 7 juta penduduk Indonesia yang menganggur. Sementara itu, pada periode yang sama sebanyak 124,01 juta orang adalah penduduk bekerja.

"Pada Agustus 2018, sebanyak 124,01 juta orang adalah penduduk bekerja, sedangkan sebanyak 7 juta orang menganggur," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Senin (5/11/2018).

Suhariyanto mengatakan, apabila dibanding setahun yang lalu, jumlah penduduk bekerja bertambah 2,99 juta orang, sedangkan pengangguran berkurang 40.000 orang. 

"Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2018 sebanyak 131,01 juta orang, naik 2,95 juta orang dibanding Agustus 2017. Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran," jelas dia.

Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat. TPAK pada Agustus 2018 tercatat sebesar 67,26 persen, meningkat 0,59 persen poin dibanding setahun yang lalu.

"Kenaikan TPAK memberikan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja," kata Suhariyanto.

Berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan TPAK antara laki-laki dan perempuan. Pada Agustus 2018, TPAK laki-laki sebesar 82,69 persen, sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar 51,88 persen.

"Dibandingkan dengan kondisi setahun yang lalu, TPAK laki-laki dan perempuan masing-masing meningkat sebesar 0,18 persen poin dan 0,99 persen poin."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya