Liputan6.com, Jakarta - Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Loto Ginting membatasi penjualan obligasi negara atau savings bond ritel seri SBR005 maksimal Rp 5 triliun. Meski demikian, target indikatif Kemenkeu dari SBR005 hanya Rp 2 triliun.
"Target indikatif kami sebenarnya Rp 2 triliun, tapi kami tetapkan maksimal bisa Rp 5 triliun," kata Loto di Giyanti Coffee, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Baca Juga
Loto melanjutkan, apabila kuota sudah terpenuhi sebelum masa penawaran berakhir, akan ada pemberitahuan secara elektronik bahwa pesanan ditolak. Keputusan ini sudah tercantum di dalam memorandum informasi ketika investor berencana memesan SBR 005.
Advertisement
Penjualan SBR005 telah dimulai pada pukul 09.00 Wib hari ini. Dua jam setelah masa penawaran tersebut, SBR005 sudah laku sekitar Rp 53,4 miliar. Angka penjualan ini merupakan pembayaran yang telah dilunaskan bukan hanya pemesanan.
"Hingga pukul 11.00 WIB tadi sudah ada beberapa investor yang memesan, bukan hanya pesan tapi juga sudah lunas dibayar. Nilainya itu Rp 53,4 miliar," jelas Loto.
Penutupan penjualan SBR005 akan dilakukan pada 24 Januari 2019 pukul 10.00 Wib. Obligasi ini tidak diperdagangkan di pasar sekunder dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada masa Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo (Earty Redemption).
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Ditujukan Buat Milenial, Ini Cara Beli SBR005
Kementerian Keuangan menawarkan savings bond ritel seri SBR005. Penawaran tersebut dalam rangka mengakselerasi perluasan basis investor dalam negeri, mendukung terwujudnya keuangan inklusif serta memenuhi sebagian pembiayaan APBN 2019.
Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Kementerian Keuangan, Loto Ginting mengatakan, SBR005 merupakan instrumen SBN ritel pertama yang diterbitkan tahun ini. Penerbitan SBN ritel akan dilaksanakan sebanyak sepuluh kali sepanjang 2019.
"SBR005 tersebut menyasar kaum milenial dengan minimum pembelian sebesar Rp 1 juta dan maksimal sebesar Rp 3 miliar dengan sistem pemesanan secara online. Investor milenial tidak gaptek sehingga pasti tertarik berinvestasi secara online," ujarnya di Giyanti Coffee, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Adapun cara pemesanan SBR005 adalah pertama, calon investor melakukan registrasi melalui sistem elektronik mitra distribusi dengan mengimput dara diri, Nomor SID rekening dana nasabah dan rekening surat berharga. Kedua, melakukan pemesanan SBR005 setelah membaca ketentuan dalam memorandum informasi SBR005.
Ketiga, melakukan pembayaran melalui Bank persepsi. Dapat melalui ATM, mobile banking dan internet banking, dalam batas waktu yang telah ditetapkan dengan menggunakan kode pembayaran yang muncul setelah pemesanan selesai dan atau yang dikirimkan melalui email.
Keempat, pemesanan telah sukses ditandai dengan diterimanya NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) serta notifikasi dari mitra distribusi setelah proses setelmen dilakukan.
"Mitra distribusi SBR005 antara lain Bareksa, BCA, Investree, Bank BTN, BNI, Tanamduit, Bank BRI, PermataBank, Mandiri, Modalku, Trimegah," tandasnya.
Advertisement