Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan LRT Palembang, Sumatra Selatan, merupakan proyek yang berorientasi jangka panjang.
Dia juga membantah bahwa proyek ini hanya akan menjadi monumen seperti dikatakan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto saat debat lalu.
Menurut Budi Karya, Palembang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang ekonominya selalu bertumbuh setiap tahun. Dengan demikian kebutuhan akan moda transportasi massal memang harus disiapkan sedini mungkin.
Advertisement
Baca Juga
"LRT Palembang itu proyek yang berorientasi 10-20 tahun ke depan, jadi kalau sekarang masih sepi ya ini kan pertama kali. Jadi tidak mungkin langsung penuh. Kita memang harus terus bangun budaya masyarakat untuk gunakan angkutan massal," kata Budi Karya di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Dia mengaku, Kemenhub ingin menjadikan Palembang sebagai kota percontohan dimana sarana transportasi massal dipersiapkan sejak dini.
Budi Karya tak ingin seperti Jakarta dimana pembangunan LRT dan MRT dilakukan saat kondisi kota sudah terlalu padat. Alhasil pembebasan lahan dan proses konstruksinya semakin kompleks.
"Jadi tidak benar kalau dikatakan proyek ini tidak efisien. Kita bandingkan beberapa negara, seperti Malaysia, kita lebih efisien," tegas dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hanya Monumen
Sebelumnya, Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto menyatakan pembangunan infrastruktur yang dibangun dalam empat tahun terakhir bukan untuk rakyat.
Hal ini disampaikan Prabowo dalam Debat Kedua Capres di Hotel Sultan. "Infrastruktur dibikin untuk rakyat, bukan rakyat untuk infrastruktur," ujar dia di Jakarta.
Menurut Prabowo, jika hal ini yang terjadi, maka infrastruktur yang dibangun hanya menjadi monumen semata dan tidak bermanfaat bagi masyarakat.
"Jangan infrastruktur hanya jadi monumen seperti LRT Palembang, Bandara Kertajati," tandas dia. (Yas)
Advertisement