Tak Terkalahkan, Raja Muslim Ini Jadi Orang Terkaya Sepanjang Masa

Jeff Bezos bukan manusia paling kaya sepanjang masa. Titel tersebut rupanya dipegang seorang raja muslim yang berasal dari kawasan Afrika Barat.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Apr 2019, 06:40 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2019, 06:40 WIB
Kaisar Terkaya dalam Sejarah yang Tak Banyak Dikenal
Siapa orang terkaya dalam sejarah? Bukan Bill Gates ataupun Henry Ford, namun Mansa Musa I, Kaisar Mali Abad ke-12.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa tak mengenal Jeff Bezos? Pendiri Amazon ini merupakan orang terkaya dunia versi Majalah Forbes pada 2019. Dengan perkiraan total kekayaan mencapai USD 131 miliar, dia merupakan orang paling tajir di dunia dalam sejarah modern.

Namun begitu, bukan berarti Jeff Bezos adalah manusia paling kaya sepanjang masa. Titel tersebut rupanya dipegang oleh seorang raja muslim yang berasal dari kawasan Afrika Barat dan hidup pada abad ke-14, Mansa Musa.

"Melihat catat kontemporer tentang kekayaan Musa itu sangat mencengangkan, sehingga hampir tidak mungkin untuk menghitung betapa kaya dan besar dia sebenarnya," ucap Profesor Sejarah Universitas California, Rudolph Butch Ware, seperti dikutip BBC.com, Senin (8/4/2019).

Adapun pada 2012 lalu, situs Celebrity Net Worth sempat memperkirakan kekayaan Mansa Musa mencapai sekitar USD 400 miliar. Pernyataan itu dibantah para pakar sejarah ekonomi, yang menyetujui bahwa kepemilikan hartanya mustahil ditakar dengan jumlah angka.

Lantas, siapa sebenarnya Mansa Musa ini?

Mansa Musa pada zamannya merupakan sosok fenomenal. Penguasa Mali ini punya kendali penuh atas produksi emas paling murni yang paling diincar orang-orang kala itu.

Dia terlahir pada 1280 sebagai anggota dari keluarga Kerajaan Mali. Dia naik tahta sebagai raja pasca kerajaan ditinggal oleh kakaknya Mansa Abu-Bakr yang memutuskan untuk melakukan ekspedisi menyeberangi lautan bersama ribuan orang lainnya.

Di bawah kekuasaannya, Kerajaan Mali berkembang pesat dengan mencaplok sebanyak 24 kota, termasuk Timbuktu. Kerajaan ini terbentang sejauh 2.000 mil dan berdiri di atas negara-negara modern seperti Senegal, Mauritania, Mali, Burkina Faso, Niger, Gambia, Guinea-Bissau, Guinea, sampai Pantai Gading.

Kekuasaan sebesar itu lantas menghadirkan banyak kekayaan alam juga seperti emas dan garam. Merujuk catatan British Museum, hampir setengah dari produksi emas dunia pada saat itu dimiliki oleh Kerajaan Mali dibawah rezim Mansa Musa.

Perjalanan ke Mekkah

Mansa Musa
Lembar 6 dari 12. Detail menunjukkan Mansa Musa duduk di atas takhta dan memegang koin emas. (Public Domain)

Publik dunia baru tersadarkan atas kekayaannya saat ia yang seorang Muslim melakukan perjalanan ke Mekkah. Sang Raja dikabarkan meninggalkan Mali bersama rombongan karavan berisikan 60 ribu orang, termasuk 12 ribu orang budak yang seluruhnya mengenakan busana brokat dan sutra Persia, serta barisan unta yang membawa ratusan pon emas murni.

Perjalanan itu rupanya memberi kesan mendalam kepada beberapa kota yang disinggahinya. Seperti yang diceritakan al-Umari, yang melaporkan bahwa Sang Raja begitu dipuja oleh masyarakat Kairo.

Saat tinggal di Kairo selama tiga bulan, Mansa Musa membagikan emas kepada penduduk setempat, hingga menyebabkan harga emas di kawasan tersebut anjlok selama 10 tahun dan menghancurkan ekonomi.

Perusahaan teknologi yang berbasis di Amerika Serikat, SmartAsset.com, bahkan memperkirakan, ziarah Mansa Musa tersebut menyebabkan kerugian ekonomi hingga USD 1,5 miliar di seluruh kawasan Timur Tengah akibat depresiasi emas.

Kemakmuran Mansa Musa dan Kerajaan Mali ini terus berlanjut hingga Sang Raja wafat di usia 57 tahun pada 1337. Sayangnya, setelah ditinggal sang pemilik tahta, pewarisnya tak bisa mempertahankan harta sehingga kekaisaran besar itu runtuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya