BI: Surplus Neraca Dagang Perbaiki Kinerja Neraca Transaksi Berjalan

Defisit neraca perdagangan migas menurun dibandingkan dengan kondisi bulan sebelumnya.

oleh Nurmayanti diperbarui 15 Apr 2019, 20:37 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2019, 20:37 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia (2)
Ilustrasi Bank Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2019 tercatat surplus USD 0,54 miliar, meningkat dari bulan sebelumnya yang USD 0,33 miliar. Surplus seiring kenaikan neraca perdagangan nonmigas dipicu peningkatan ekspor nonmigas yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan impor nonmigas.

Selain itu, defisit neraca perdagangan migas menurun dibandingkan dengan kondisi bulan sebelumnya. Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Maret 2019 tercatat USD 0,99 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar USD 0,80 miliar.

"Bank Indonesia memandang peningkatan surplus neraca perdagangan pada Maret 2019 berdampak positif pada upaya memperbaiki kinerja neraca transaksi berjalan," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko dalam keterangannya, Senin (15/4/2019).

Ke depan, Bank Indonesia dan Pemerintah akan terus berkoordinasi mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik sehingga tetap dapat memperkuat ketahanan sektor eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan.

Kondisi ini dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas sebesar USD 1,49 miliar (mtm), lebih besar dibandingkan dengan peningkatan impor nonmigas sebesar 1,30 miliar dolar AS (mtm).

Peningkatan ekspor nonmigas terutama terjadi pada bahan bakar mineral; besi dan baja; bijih, kerak, dan abu logam; serta kertas/karton.

 

Impor nonmigas dan migas

Ilustrasi Bank Indonesia
Ilustrasi Bank Indonesia

Sementara itu, peningkatan impor nonmigas terutama terjadi pada impor mesin dan peralatan listrik; mesin/pesawat mekanik; besi dan baja; serta serealia.

Defisit neraca perdagangan migas pada Maret 2019 tercatat USD 0,45 miliar, menurun dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar USD 0,47 miliar.

Penurunan defisit ini dipengaruhi penurunan impor migas sebesar USD 0,04 miliar (mtm), sedangkan ekspor migas hanya menurun USD 0,02 miliar (mtm).

Penurunan impor migas terjadi pada komponen hasil minyak dan gas seiring dengan penurunan volume impor hasil minyak dan gas.

Sementara itu, penurunan ekspor migas terjadi pada komponen hasil minyak dan minyak mentah seiring dengan penurunan volume ekspor hasil minyak dan minyak mentah serta penurunan harga ekspor hasil minyak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya