Bali dan Yogyakarta Masih Jadi Rute Favorit Saat Liburan Panjang

Masyarakat masih mengeluhkan harga tiket domestik yang terbilang mahal hingga saat ini.

oleh Bawono Yadika diperbarui 19 Apr 2019, 18:26 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2019, 18:26 WIB
Nggak usah bingung mau kemana saat tiba di Bali, yuk, kunjungi 4 objek wisata ini!
Nggak usah bingung mau kemana saat tiba di Bali, yuk, kunjungi 4 objek wisata ini!

Liputan6.com, Jakarta Momen libur panjang dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Apalagi jika ditambah banyaknya promo potongan harga dari operator pesawat maupun hotel.

Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) mengungkapkan, Bali dan Jogja masih merupakan destinasi favorit pada momen libur panjang.

"Rute favorit liburan dalam negeri masih Bali, Jogya, dan Belitung. Untuk luar negeri Jepang, Singapura, Hongkong, dan Korea," tutur Sekjen Astindo Pauline Suharno kepada Liputan6.com, Jumat (19/4/2019).

Meski begitu, pihaknya masih mengeluhkan harga tiket domestik yang terbilang mahal hingga saat ini.

"Sayangnya harga tiket pesawat domestik masih tinggi kalau tidak dimanfaatkan banyak orang untuk libur long weekend atau skalian pulang kampung untuk nyoblos," ujarnya.

Sementara itu, pada momentum libur panjang ini, Astindo tidak membidik khusus seberapa banyak orang yang akan memesan tiket.

Itu lantaran, tren berwisata saat ini yang cukup menantang dan banyak perubahan.

"Sekarang ini kan tren orang bepergian kebanyakan beli tiket pas travel fair yang banyak promo, banyak cashback. Bisa jadi mereka beli tiket saat pameran tahun lalu untuk berangkat sekarang," jelas dia.

"Jadi banyak yang seperti itu, karena dengan membeli tiket jauh-jauh hari ketersediaan seat lebih banyak, dan pilihan jam juga lebih banyak," tambah dia.

Banyak Libur, Okupansi Hotel di Bali Naik 80 Persen

Hotel Indonesia Natour
Inaya Putri Bali, salah satu grup PT Hotel Indonesia Natour (Persero). (dok.Instagram @inaya.putribali/https://www.instagram.com/p/Bvd2_islPFl/Henry

Okupansi hotel di Bali naik drastis pada pekan ini. Hal tersebut terjadi karena banyak tanggal merah dan libur akhir pekan yang cukup panjang (long weekend) pada minggu ini.

Ketua Bali Hotel Association Ricky Darmika Putra menjelaskan, okupansi hotel di Bali pada pekan ini ini mencapai 80 persen.

"Iya, mulai sore ini rata-rata hotel di Bali mengalami kenaikan setelah pesta demokrasi. Rata-rata 75 persen bahkan sampai 80 persen," ujarnya Rabu (17/4/2019).

Seperti diketahui hari libur pekan ini ialah Rabu, Jumat, dan Sabtu-Minggu. Perayaan hari Paskah pun menopang permintaan hotel yang tinggi di Bali ini.

"Iya, juga untuk easter (paskah). Mulai dari 19,20, dan 21 April ini," ujarnya.

Meski begitu, dia mengungkapkan, kenaikan okupansi hotel di Bali tersebut masih didominasi oleh turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman). "Lebih dominan wisman," ucap dia.

Tingkat Hunian Hotel Turun pada Februari 2019

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Februari 2019 mencapai rata-rata 52,44 persen. Angka ini turun 3,77 poin dibandingkan dengan TPK Februari 2018 yang tercatat sebesar 56,21 persen.

"Sementara itu, jika dibanding TPK Januari 2019, TPK hotel klasifikasi bintang pada Februari 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,97 pain," Kepala BPS Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (1/4/2019).

Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Februari 2019 tercatat sebesar 1,93 hari, terjadi kenaikan sebesar 0,01 poin jika dibandingkan keadaan Februari 2018. 

Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia Februari 2019 naik 6,12 persen dibanding jumlah kunjungan pada Februari 2018, yaitu dari 1,20 juta kunjungan menjadi 1,27 juta kunjungan.

Suhariyanto mengatakan, kenaikan kunjungan juga terjadi 4,80 persen jika dibandingkan Januari 2019. "Jumlah wisman pada Februari sebesar 1,27 juta kunjungan," jelasnya.

Secara kumulatif (Januari-Februari 2019), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 2,48 juta kunjungan. Angka ini naik 8,19 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2017 yang berjumlah 2,30 juta kunjungan.

"Dengan harapan ini, akan semakin meningkat karena kita punya banyak strategi pemerintah. Pariwisata kita harap jadi sumber pertumbuhan ekonomi terwujud itu bukan hal yang mustahil diwujudkan karena kerja sama berbagai pihak," jelas Suhariyanto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya