Jurus Pemerintah Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,6 Persen pada 2020

Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution optimistis, Indonesia sanggup mengejar pertumbuhan ekonomi 5,6 persen pada 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Apr 2019, 18:45 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2019, 18:45 WIB
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution saat menjadi pembicara dalam acara Bincang Ekonomi di Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (2/3). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution optimistis Indonesia sanggup mengejar pertumbuhan ekonomi 5,6 persen pada 2020.

"Kayaknya kita mau kejar itu (pertumbuhan ekonomi 5,6 persen)," kata dia saat ditemui, di Kampus PKN STAN, Rabu (24/4/2019).

Dia pun menampik, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 persen tersebut terlalu tinggi untuk dicapai. Pemerintah pun sudah menyiapkan berbagai langkah untuk dapat mengejar target tersebut.

"Itu bukan soal ketinggian, itu optimis ya. Kalau didukung oleh langkah-langkah yang betul. Kenapa tidak (bisa mencapai 5,6 persen)," tutur dia.

Namun, dia mengatakan, salah satu indikator ekonomi yang harus ditingkatkan agar dapat mencapai pertumbuhan 5,6 persen yakni investasi.

"Kita tidak perlu konsumsi 6 persen naiknya, cukup 5,1 persen, 5,2 persen. Yang penting investasinya naik," tandas Darmin.

 

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

RI Incar Pertumbuhan Ekonomi 5,6 Persen pada 2020

(Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto:Merdeka.com/Wilfridus S)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar sidang kabinet paripurna di Istana Bogor. Agenda utamanya adalah pembahasan anggaran dan fokus kerja di 2020.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani usai rapat mengatakan, ada beberapa target yang akan ditetapkan untuk 2020, terutama terkait indikator ekonomi makro. Salah satunya target pertumbuhan ekonomi.

Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani mengatakan target pertumbuhan ekonomi yang akan disasar adalah kisaran 5,3 - 5,6 persen.

"Untuk awal ini kita berasumsi pertumbuhan ekonomi akan berkisar 5,3 - 5,6 persen, namun Presiden berharap kita bisa pacu sampai 5,6 persen," kata Sri Mulyani di Istana Bogor, Selasa, 23 April 2019.

 

 

Anggaran 2020 Fokus Pacu Investasi dan Ekspor

20161018-Ekspor Impor RI Melemah di Bulan September-Jakarta
Ratusan peti kemas di area JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). Secara kumulatif, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Januari-September 2016, nilai ekspor sebesar US$ 104,36 miliar, turun 9,41% (yoy). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Pemerintah saat ini tengah menyusun asumsi dasar untuk Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020.

Secara keseluruhan, fokus anggaran 2020 berorientasi untuk mendorong investasi dan ekspor.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, pertama, salah satunya adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

Dengan begitu, pembangunan infrastruktur yang dilakukan selama lima tahun ini akan dimanfaatkan oleh masyarakat yang memiliki daya saing.

"Instrumen APBN 2020 dalam rangka memacu investasi dan ekspor, terutama bertumpu kepada bagaimana meningkatkan kualitas SDM kita dan juga untuk tetap menjaga pembangunan infrastruktur karena berdasarkan pertumbuhan dan berbagai program yang kita lihat di masyarakat," kata Sri di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa, 23 April 2019.

Mengenai kebutuhan anggaran untuk infrastruktur apakah itu dalam bentuk jalan raya, air, sanitasi, listrik, masih diusahakan di berbagai tempat pada 2020. 

Kedua, Presiden Jokowi ingin program efisiensi anggaran tetap dijalankan, terutama dalam hal belanja barang pada 2020.

"Ketiga, efisiensi birokrasi harus dilakukan termasuk bagaimana kita mendorong investasi dan ekspor melalui berbagai macam insentif, yaitu fiskal yang bisa dilakukan maupun dari sisi pelayanan untuk memberi kemudahan kepada investor," tambah Sri Mulyani.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya