Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution optimistis Indonesia sanggup mengejar pertumbuhan ekonomi 5,6 persen pada 2020.
"Kayaknya kita mau kejar itu (pertumbuhan ekonomi 5,6 persen)," kata dia saat ditemui, di Kampus PKN STAN, Rabu (24/4/2019).
Dia pun menampik, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6 persen tersebut terlalu tinggi untuk dicapai. Pemerintah pun sudah menyiapkan berbagai langkah untuk dapat mengejar target tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Itu bukan soal ketinggian, itu optimis ya. Kalau didukung oleh langkah-langkah yang betul. Kenapa tidak (bisa mencapai 5,6 persen)," tutur dia.
Namun, dia mengatakan, salah satu indikator ekonomi yang harus ditingkatkan agar dapat mencapai pertumbuhan 5,6 persen yakni investasi.
"Kita tidak perlu konsumsi 6 persen naiknya, cukup 5,1 persen, 5,2 persen. Yang penting investasinya naik," tandas Darmin.
* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
RI Incar Pertumbuhan Ekonomi 5,6 Persen pada 2020
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar sidang kabinet paripurna di Istana Bogor. Agenda utamanya adalah pembahasan anggaran dan fokus kerja di 2020.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani usai rapat mengatakan, ada beberapa target yang akan ditetapkan untuk 2020, terutama terkait indikator ekonomi makro. Salah satunya target pertumbuhan ekonomi.
Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani mengatakan target pertumbuhan ekonomi yang akan disasar adalah kisaran 5,3 - 5,6 persen.
"Untuk awal ini kita berasumsi pertumbuhan ekonomi akan berkisar 5,3 - 5,6 persen, namun Presiden berharap kita bisa pacu sampai 5,6 persen," kata Sri Mulyani di Istana Bogor, Selasa, 23 April 2019.
Advertisement
Anggaran 2020 Fokus Pacu Investasi dan Ekspor
Sebelumnya, Pemerintah saat ini tengah menyusun asumsi dasar untuk Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020.
Secara keseluruhan, fokus anggaran 2020 berorientasi untuk mendorong investasi dan ekspor.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, pertama, salah satunya adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Dengan begitu, pembangunan infrastruktur yang dilakukan selama lima tahun ini akan dimanfaatkan oleh masyarakat yang memiliki daya saing.
"Instrumen APBN 2020 dalam rangka memacu investasi dan ekspor, terutama bertumpu kepada bagaimana meningkatkan kualitas SDM kita dan juga untuk tetap menjaga pembangunan infrastruktur karena berdasarkan pertumbuhan dan berbagai program yang kita lihat di masyarakat," kata Sri di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa, 23 April 2019.
Mengenai kebutuhan anggaran untuk infrastruktur apakah itu dalam bentuk jalan raya, air, sanitasi, listrik, masih diusahakan di berbagai tempat pada 2020.
Kedua, Presiden Jokowi ingin program efisiensi anggaran tetap dijalankan, terutama dalam hal belanja barang pada 2020.
"Ketiga, efisiensi birokrasi harus dilakukan termasuk bagaimana kita mendorong investasi dan ekspor melalui berbagai macam insentif, yaitu fiskal yang bisa dilakukan maupun dari sisi pelayanan untuk memberi kemudahan kepada investor," tambah Sri Mulyani.