Jumlah Kelas Menengah Naik, Indonesia Siap Jadi Negara Maju pada 2038

Untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, ada beberapa hal yang harus dijaga salah satunya angka pertumbuhan ekonomi yang konsisten.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2019, 14:45 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2019, 14:45 WIB
Komisi XI DPR RI Gelar Rapat Kerja Dengan Bappenas
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (19/9). Bambang memaparkan pagu anggaran 2019 untuk Kementerian PPN/Bappenas turun menjadi Rp1,781 triliun. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan, Indonesia akan mampu menjelma menjadi negara maju pada 2038 mendatang. Hal itu ditandai dengan meningkatnya jumlah kelas menengah di Indonesia di tahun tersebut.

"Apa sih ciri negara maju? ciri negara maju sebenarnya simpel, penduduknya didominasi oleh kelas menengah," kata menteri Bambang dalam paparan Visi Indonesia 2045, di Four Season Hotel, Jakarta, Senin (22/4/2019).

Dia menjelaskan, di Indonesia ke depannya low income atau kelas pendapatan rendah jumlahnya semakin lama akan semakin sedikit dan digantikan oleh middle income atau kelas menengah yang tentunya mempunyai pendapatan yang lebih baik.

"Jdi kita melihat ke sini sudah jelas Indonesia sudah in the right position, kita kebetulan berada di tempat yang benar," ujarnya.

Proyeksi jumlah middle income di Indonesia pada 2021 adalah 45 juta penduduk. Kemudian tahun depannya lagi akan naik dua kali lipat menjadi 85 juta penduduk yang artinya banyak masyarakat yang mengalami peningkatan daya beli.

"Kemudian tahun 2030 naik lagi jadi 145 juta, tahun 2040 187 juta dan tahun 2045 223 juta. Padahal penduduk kita pada waktu 2045 itu skeitar 320 juta, berarti yang bukan kelas menengak 100 juta. Jadi artinya yang dominan di penduduk Indonesia adalah kelas menengah dan itulah ciri kita sebagai negara maju," ungkapnya.

Untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, dia menegaskan ada beberapa hal yang harus dijaga yaitu angka pertumbuhan ekonomi yang konsisten di kisaran 5,1 persen.

"Kalau kita lihat skenario kita ke depan dengan hanya 5,1 persen per tahun, tapi 5,1 ini harus konsisten sebagai rata-rata pertumbuhan, yang paling penting di tahun 2045 PDB kita urutan ke lima dan sudah keluar dari middle income trap (jebakan kelas menengah) di 2038. 2038 jadi negara maju. Jadi kalau dihitung dari sekarang, 19 tahun lagi," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi: Indonesia Tidak Akan Bubar, tapi Menuju Negara Maju

Gaya Jokowi dan Prabowo Saat Debat Kedua Capres
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi memberi paparannya dalam debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). Debat dipimpin oleh Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan tidak mudah memimpin negara sebesar Indonesia. Lantaran Indonesia memiliki penduduk sekitar 269 juta jiwa.

Saat berpidato pada Kampanye Akbar di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Jokowi optimistis Indonesia dapat menjadi negara besar di bawah kepemimpinanya.

Dia pun meyakinkan Indonesia tidak akan bubar.

"Menakhodai negara besar dengan penduduk 269 juta jiwa tidak mudah, butuh pengalaman. Saya bersyukur karier politik saya dimulai dari terkecil yaitu sebagai walikota 2 periode, naik menjadi gubernur. Kemudian naik lagi sebagai presiden 4,5 tahun ini. Pengalaman seperti ini sangat perlu dalam rangka nakhodai negara seperti RI," ujar dia, pada Sabtu 13 April 2019.

Dengan pengalamanya memimpin Indonesia, dia menegaskan bahwa Indonesia tidak akan bubar. Indonesia akan bergerak menjadi negara besar di masa depan.

"Saya tidak memiliki beban masa lalu. Saya tekankan disini, saya tidak memiliki beban masa lalu. Pada sore hari ini, bahwa negara RI, negara kita Indonesia tidak akan bubar, tidak akan bubar," ujar dia.

"Kalau ada kepahitan itulah pertanda bangsa besar menuju sebuah Indonesia yang maju. Jangan semuanya minta instan. Tidak ada dalam dunia sebesar negara indonesia ini bisa instan. Kita sudah berada pada track yang benar," tambah dia.

Jokowi Lanjut Fokus Bangun Infrastruktur

Setelah Makan Siang di Mal, Jokowi Pulang Naik MRT
Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi menaiki moda transportasi MRT usai mengunjungi Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (20/4). Jokowi pulang ke kediamannya di Bogor usai makan siang bersama Ketua TKN Erick Thohir, Wishnutama dan rombongan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan akan terus melanjutkan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ini seperti yang dia lakukan dalam 5 tahun kepemimpinannya.

"Tidak ada satu pun negara maju yang tak memiliki infrastruktur yang baik. Negara maju pasti memiliki infrastruktur yang baik," jelas Jokowi pada kampanye akbar yang berlangsung di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (13/4/2019).

Dia mengaku telah membangun infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia dalam 5 tahun kepemimpinannya.

Selain infrastruktur, Jokowi mengaku akan fokus pada pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM). Ini demi menciptakan SDM yang unggul dan berkualitas.

Dia juga meminta agar rakyat Indonesia terus optimis dan meninggalkan sikap pesimis dengan membangun Indonesia.

"Tidak ada satu pun negara yang maju dan sejahtera kalau rakyat terpecah belah. Tidak ada negara maju di manapun yang rakyatnya pesimis," tegas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya