Liputan6.com, Washington D.C. - Upaya penipuan via telepon masih marak terjadi. Modus penipuan ini juga terjadi di Amerika Serikat (AS) dengan kerugian mencapai ratusan miliar.
Dalam setahun belakangan, penipuan via telepon merugikan 43 juta warga AS. Kerugian mencapai USD 10 juta dalam setahun atau setara Rp 142,4 miliar (USD = Rp 14.255).
Menurut laporan The Ladders, ada lima modus penipuan yang dilakukan lewat telepon. Berikut di antaranya berdasarkan survei Truecaller:
Advertisement
Baca Juga
1. Tawaran promo: 70 persen warga AS mendapat telepon penipuan yang menawarkan promo menarik.
2. Menjadi pemenang: 64 persen menyebut mendapatkan telepon soal memenangkan sesuatu.
3. Masalah akun: 53 persen menerima penipuan bahwa ada masalah dalam akun mereka
4. Utang: 50 persen orang mengaku disebut berutang oleh si penipu
5. Telepon politik: sebetulnya telepon politik (political calls) adalah jenis telepon rekaman terkait kampanye politik. 49 persen pernah mendapat telepon penipuan semacam ini.
Penipuan via panggilan dan SMS pun terpantau naik dalam empat tahun terakhir. Pada tahun 2018 saja, rata-rata penipuan lewat telepon sejumlah 23 panggilan tiap bulan dan penipuan SMS ada 8,5 kali per bulan.
Kebanyakan korban adalah laki-laki berusia 18-34 tahun (40 persen), lalu perempuan berusia 18-34 (28 persen), dan paling sedikit adalah laki-laki berusia di atas 35 tahun (13 persen).
Upaya Tindak Lanjut
Kebanyakan orang AS tidak menjawab panggilan telepon yang mereka curigai sebagai nomor penipu (71 persen). Hampir setengahnya (43 persen) memblokir atau melaporkan nomor itu.
Tetapi ada 14 persen orang yang langsung menjawab, bahkan 8 persen malah menelepon balik.
Untungnya, makin banyak orang yang sadar kejadian ini dan langsung mengambil tindakan ketika kena telepon penipu. Berikut 5 di antaranya:
1. Download apliaksi Spam Blocker atau Caller ID - 35 persen
2. Membatalkan kartu kredit/mengubah nomor akun - 32 persen
3. Memeriksa tagihan telepon - 30 persen
4. Mengontak operator - 25 persen
5. Mengganti nomor telepon - 23 persen
Advertisement