AS Catat Tingkat Pengganguran Terendah Sejak 1969

Amerika Serikat (AS) menambah 263 ribu tenaga kerja pada April. Hal ini menunjukkan sinyal pertumbuhan ekonomi.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Mei 2019, 18:30 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2019, 18:30 WIB
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) menambah 263 ribu tenaga kerja pada April. Hal ini menunjukkan sinyal pertumbuhan ekonomi.

Tingkat pengangguran di AS pun turun menjadi 3,6 persen. Angka itu terendah sejak 1969. Tingkat pengganguran di bawah empat persen lebih dari setahun. Hal itu berdasarkan data departemen tenaga kerja.

Perekrutan karyawan sangat kuat di sebagian besar sektor dengan peningkatan besar di layanan bisnis mencapai 76 ribu, konstruksi bertambah 33 ribu tenaga kerja, dan perawatan kesehatan ada penambahan tenaga kerja 27 ribu.

Para ekonom mencermati pekerja pemerintah sejak Biro Sensus mulai meningkatkan perekrutan jelang sensus 2020. Pemerintah federal menambahkan 12.500 pekerjaan pada April yang kemungkinan termasuk beberapa dari Biro Sensus meski belum pengaruh besar.

"Tidak dapat disangkal ini adalah laporan data tenaga kerja yang kuat," tutur Joel Prakken, Ekonom Macroeconomics Advisers, seperti dikutip dari Washington Post, Sabtu (4/5/2019).

"Satunya-satunya angka yang bisa Anda tunjukkan yang terlihat mengecewakan yaitu pekerjaan manufaktur telah terhenti," tutur dia.

Ekonom Deutsche Bank, Matthew Luzzetti menuturkan, pasar kerja terlihat bagus dalam ukuran apapun.

"Sementara tingkat pengangguran adalah yang terendah sejak 1969, ukuran lebih baik adalah melihat tingkat pengangguran yang mencakup orang bekerja paruh waktu karena mereka tidak dapat menemukan pekerjaan penuh waktu. Itu rendah, tetapi ini hanya terendah sejak 2000," ujar dia.

Tingkat pengangguran yang rendah memaksa pengusaha untuk menaikkan upah dan menjadi lebih agresif dalam merekrut dan melatih pekerja. Penghasilan rata-rata per jam naik 3,2 persen dalam setahun terakhir. Angka ini jauh di atas inflasi. 

Pekerja upah rendah juga menikmati beberapa keuntungan karena perusahaan berjuang untuk mengisi pekerjaan dan banyak negara telah menaikkan upah minimumnya.

Para pemimpin perusahaan mengatakan kalau tantangan utama yaitu menemukan cukup banyak orang untuk mengisi lowongan kerja.

Ini salah satunya yang dialami McLane Co, perusahaan angkutan truk dan gudang besar spesialisasi pemindahan makanan dan bahan makanan di AS. Perseroan bahkan menawarkan tingkat penghasilan USD 70.000 dan bonus USD 6.000, tetapi sulit mendapatkan banyak pekerja.

"Ekonomi bagus, tapi itu sangat sulit bagi pengusaha. Orang-orang yang ingin kamu pekerjakan dipekerjakan orang lain," ujar Joe Stagnaro, Direktur McLane.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Selanjutnya

Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)
Bendera Amerika Serikat (AP PHOTO)

Pemerintah AS menyambut baik rilis data tenaga kerja tersebut karena lebih banyak bukti kebijakan stimulan pajak Presiden AS Donald Trump. Selain itu, peningkatan pengeluaran pemerintah membantu lebih banyak orang AS peroleh keuntungan dari ekonomi yang kuat.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Larry Kudlow menuturkan, ekonomi tumbuh dan upah meningkat tanpa memicu peningkata inflasi yang mengkhawatirkan.

"Anda dapat menumbuhkan ekonomi tanpa inflasi," kata Kudlow.

Banyak ekonom menyebut pasar kerja "spektakuler" saat ini. Namun, ekonom juga menyoroti orang AS mencapai 4,7 juta bekerja paruh waktu dan ingin pekerjaan penuh dan 1,2 juta orang yang telah mencari pekerjaan selama lebih dari enam bulan.

"Di pasar tenaga kerja yang ketat, kita harus dapat menemukan semua orang bekerja layak. Pemerintah harus memikirkan cara meningkatkan program kita agar para pengangguran kembali bekerja," tutur Ekonom dan Wakil Presiden W.E Upjohn Institute for Employment Research.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya