Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengupayakan agar kapasitas Bandara Ngurah Rai Bali dapat ditingkatkan. Langkah tersebut guna mendongkrak jumlah turis yang berkunjung ke Bali.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan menambah slot penerbangan, khususnya bagi penerbangan rute internasional. Budi Karya menjelaskan, penerbangan internasional akan diberikan prioritas untuk take off atau landing pada waktu favorit atau golden time.
"Golden time mereka itu kan pukul 23.00 malam sampai pukul 7 pagi (UTC). Oleh karena itu prioritas akan diberikan pada penerbangan dari turis-turis itu," kata Budi Karya Sumadi diktuip dari pernyataan tertulis, Sabtu (27/7/2019).
Advertisement
Selain itu, ia juga mengatakan akan ada pembatasan penerbangan dengan pesawat sekelas ATR-72 yang mendarat ke Bali.
Baca Juga
"Kita akan buat cluster yang menuju Bali. Dari beberapa kota-kota kecil tidak masuk ke sini, kecuali kota-kota itu memang hanya dijangkau dengan pesawat sekelas ATR-72," ujar dia.
Hal lainnya yang akan dilakukan, lanjut Budi Karya Sumadi, yakni dengan membatasi ground time atau waktu naik-turun penumpang untuk tidak lebih dari 3 jam.
"Melalui upaya-upaya itu, kami berharap ke depan kapasitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dapat bertambah 30 persen dan diprioritaskan bagi penerbangan internasional," ungkap dia.
Saat ini sudah ada sekitar sembilan maskapai asing yang ingin membuka rute penerbangan ke Bali. Antara lain berasal dari Jepang, Taiwan, Bangladesh, Kamboja, Australia, Singapura, Uni Emirat Arab, dan Malaysia.
Sebagai catatan, hingga kini terdapat 34 maskapai asing dengan 47 rute penerbangan yang beroperasi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Untuk penerbangan domestik sendiri saat ini ada 8 maskapai domestik dengan 22 rute penerbangan.
"Dengan adanya 9 flight ini jika dirata-rata antara 200-300 orang penumpang per flight, maka paling tidak ada tambahan 2.000 orang setiap hari. Jadi kurang lebih 30 persen kenaikannya. Oleh karenanya, saya minta kepada jajaran Kemenhub, otoritas bandara, Angkasa Pura 1, juga Pemerintah Daerah, Kadishub, secara sinergi melakukan optimalisasi upaya ini," imbuhnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Angkasa Pura I Tambah Kecepatan WiFi Bandara Ngurah Rai
Sebelumnya, peningkatan pelayanan dilakukan PT Angkasa Pura I di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Khususnya selama libur Lebaran. AP I menambahkan kecepatan WiFi di bandara I Gusti Ngurah Rai. Hal ini semakin memudahkan aktivitas wisatawan di media sosial (medsos).
Kecepatan WiFi di bandara dinaikkan hingga 50 Mbps. Pada hari biasa, bandara hanya didukung WiFi dengan kecepatan 20Mbps. Hal ini sebagai langkah awal antisipasi tingginya pengguna internet. Fasilitas tersebut menegaskan status terbaik #PesonaMudik2019.
“Bandara I Gusti Ngurah Rai salah satu yang terpadat. Untuk itu, peningkatan layanan internet gratis bagi wisatawan diberikan. Dengan begitu, kami berkontribusi bagi Customer Satisfaction Index (CSI). Pemberian fasilitas ini semakin membuat nyaman wisatawan,” ungkap Direktur Pengembangan Usaha PT Angkasa Pura I Sardjono Jhony Tjitrokusumo, kemarin.
Penambahan kecepatan WiFi hingga 50 Mbps tersebar di 366 spot. Asumsinya, tiap sudut terminal bandara bisa terjangkau oleh WiFi cepat tersebut. Menariknya, upgrade fasilitas WiFi itu akan berkelanjutan. Sardjono menambahkan, wisatawan kini bisa mengakses internet dengan mudah.
“Peningkatan kecepatan WiFi memudahkan wisatawan mengakses internet. Secara profil, peningkatan kecepatan WiFi sudah menjadi kebutuhan bagi Bandara Ngurah Rai. Sebab, pergerakan wisatawannya tinggi. Artinya, butuh kapasitas lebih besar,” lanjut Sardjono.
Kapasitas internet 20 Mbps memang dinilai kurang. Kecepatan internet 20 Mbps menjadi sangat lambat pada spot tertentu bandara, seperti ruang tunggu di setiap gate keberangkatan. Penggunaan internet pun mencapai puncak setiap pukul 17.00 WITA. Sebab, WiFi diakses hampir 20 Ribu user. Traffic data yang digunakannya hampir mendekati 60GB.
“Kami berharap, wisatawan semakin nyaman berada di sini. Bagaimanapun, Bali secara keseluruhan itu memiliki infrastruktur luar biasa,” tuturnya lagi.
Penambahan kapasitas kecepatan internet membuat Bandara Ngurah Rai semakin ramah pada milenial. Apalagi, mengacu data BPS 2016, slot 50% dari inbound traveller adalah kaum milenial. Mereka sangat mengandalkan teknologi digital. Berdasarkan Deloitte Consulting Southeast Asia 2019, aktivitas tour dan booking 40% dilakukan secara online. Bandara Ngurah Rai juga semakin solid menyambut tourism 4.0.
“Bandara Ngurah Rai semakin solid menyambut tourism 4.0. Momentumnya melalui libur Lebaran. Dan, WiFi kecepatan tinggi menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Sebab, aktivitas mereka bergantung juga dengan internet,” jelas Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
Menjadi destinasi bagi milenial, Indonesia berpotensi memenangkan pasar persaingan. Merujuk data UNDESA 2014, Asia akan menjadi rumah bagi populasi milenial hingga 2030. Sebanyak 57% milenial ada di Asia. Sebaran kaum milenial terbesar ada di Tiongkok dengan 333 Juta orang. Indonesia memiliki potensi pertumbuhan 82 Juta milenial, ada 42 Juta milenial di Filipina, juga 26 Juta milenial Vietnam.
“Pasar milenial ini akan mendominasi hingga beberapa tahun ke depan. Untuk menarik mereka, fasilitas pendukungnya harus sesuai dengan kebutuhan milenial. Menaikan kecepatan internet hingga 50 Mbps akan jadi investiasi jangka panjang positif,” tutup Arief yang juga Menpar Terbaik Asia Pasifik.
Advertisement