4 Petaka Mati Listrik di Dunia, Penambang Terjebak hingga Menteri Mundur

Di luar negeri, ada menteri yang mundur karena ada mati lampu selama 30 menit.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 05 Agu 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2019, 18:00 WIB
Situasi di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu malam (4/8/2019) saat mati lampu.,
Situasi di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu malam (4/8/2019) saat mati lampu.(Liputan6.com/ Yopi Makdori)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali menjadi sorotan internasional akibat petaka mati listrik massal yang terjadi di DKI Jakarta, kota-kota sekitarnya, serta Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah. Akibatnya, sinyal komunikasi, transportasi, dan aliran air terganggu.

Mati listrik mulai terjadi pada Minggu, 4 Agustus 2019, sekitar pukul 12.00 WIB. Awalnya PLN menebar harapan bahwa pemadaman berakhir sekitar jam 18.00 WIB, kemudian harapan itu diundur hingga 00.00 WIB, tetapi nyatanya masih ada wilayah yang mati listrik hingga fajar keesokan harinya, seperti di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.

Kejadian mati listrik skala besar tentunya juga pernah terjadi di negara maju pada tahun 2000-an. Seorang menteri di Korea Selatan (Korsel) bahkan pernah mundur setelah negaranya mati lampu selama 30 menit saja.

Di Eropa juga pernah ada mati lampu skala kontinental. Masyarakat di Jerman hingga Portugal pun langsung kocar-kacir karena kurangnya suplai energi listrik.

Bagaimana cerita mati listrik di negara lain dan bagaimana perbandingannya di Indonesia? Berikut ulasannya:

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

1. Eropa: Mati Lampu Skala Kontinental

PHOTO: Detik-Detik Lampu Menara Eiffel Dipadamkan untuk Korban Teror di Mesir
Lampu Menara Eiffel di Paris dipadamkan sebagai penghormatan kepada korban serangan teroris di Masjid Bir el-Abd, Semenanjung Sinai, Mesir (24/11). Wali Kota Paris mengatakan, menara Eifel akan menjadi gelap pada tengah malam. (AFP Photo/Thomas Samson)

Pada 4 November 2006, terjadi mati lampu massal di tujuh negara besar Eropa: Jerman, Prancis, Belgia, Spanyol, Kroasia dan Italia. BBC melaporkan sekitar EU Observer melaporkan sekitar 15 juta orang terdampak masalah ini.

Mati lampu hanya berlangsung selama dua jam saja, namun dalam waktu singkat itu saja muncul berbagai laporan lalu lintas, kereta batal berangkat, hingga orang-orang terjebak di dalam lift.

Akar masalah adalah human error, sebab pegawai perusahaan energi Jerman, E.ON, mematikan mematikan kabel tegangan tinggi di Sungai Ems agar sebuah kapal cruise bisa lewat dengan selamat. E.ON pun sudah mengaku bersalah.

2. Korsel: Mati Lampu Setengah Jam, Menteri Langsung Mundur

Namsan Tower
Pemandangan kota seoul dari atas Gunung Namsan di Namsan Tower, Yongsan, Seoul, Jumat (12/1/2018). (Liputan6.com/Hotnida Novita Sary)

Korsel pernah mengalami mati lampu massal ketika ada gelombang panas di negaranya. Itu terjadi pada 15 September 2011 dan berdampak ke 1,62 juta rumah.

Menurut The Korea Times, BUMN asal Korea yakni Korea Electric Power Corp. (KEPCO) sedang melakukan maintenance di pembangkit daya mereka untuk bersiap menghadapi gelombang panas saat kejadian terjadi.

Orang-orang pun terjebak di elevator, lampu lalu lintas terganggu, pasien-pasien di rumah sakit terancam, dan operasional pabrik terganggu. Pemadaman terjadi selama 30 menit secara bergilir hingga 19.56 waktu setempat.

Pada bulan yang sama, Choi Joong Kyung yang menjabat sebagai Menteri Pengetahuan Ekonomi (kini Menteri Urusan dan Perdagangan di Luar Negeri) memutuskan untuk mengundurkan diri karena merasa bertanggung jawab.

3. Amerika Selatan: Negara Tetangga Mati Lampu Bersama

Gerhana Bulan dari Berbagai Negara
Sejumlah pria berdiri di bawah lampu jalan ketika fenomena gerhana bulan sebagian (parsial) di Buenos Aires, Argentina, Selasa (16/7/2019). Gerhana bulan parsial ini bisa diamati dari Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Asia dan Australia. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Dua bulan sebelum mati lampu nasional di Indonesia, tiga negara Amerika Selatan turut merasakan sensasi yang sama. Sebanyak 48 juta orang tercatat kehilangan listrik selama seharian.

Mengutip Deutsche Welle, mati lampu massal dimulai pada 16 Juni 2019 pukul 7.06 pagi di Argentina. Perusahaan energi Edesur berkata penyebabnya ada pada "sistem interkoneksi listrik."

Pilkada pun akhirnya batal karena mati lampu dan pasien yang bergantung pada perangkat medis diminta pergi ke rumah sakit yang punya generator.

Perusahaan energi Uruguay, UTE, turut menyalahkan Argentina karena cacat pada jaringan mereka turut memutuskan listrik di Uruguay. Pada penghujung hari yang sama, pihak berwajib berhasil kembali membangkitkan mayoritas aliran listrik di ketiga negaranya.

4. India: Terbesar dalam Sejarah

800 Juta Warga India Hidup Dalam Kemiskinan
Seorang gadis muda membaca buku sambil duduk di rel kereta api di New Delhi, India, Selasa (16/10). Sekitar 800 juta warga India hidup dalam kemiskinan. (AP Photo/Altaf Qadri)

Kejadian mati lampu di India adalah salah satu yang terbesar dalam sejarah yang memberi dampak ke lebih dari 600 juta orang atau sekitar tiga kali jumlah populasi Indonesia.

National Geographic melaporkan mati lampu berlangsung selama 15 jam pada Senin, 30 Juli 2012. Esoknya, 31 Juli 2012, terjadi lagi mati lampu yang menimpa 600 juta orang.

Tak hanya berdampak ke rumah sakit dan transportasi, Reuters menyebut ratusan penambang terjebak akibat putusnya listrik ini. Beruntung, mereka semua berhasil dievakuasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya