Valuasi Unicorn Dunia Setara GDP Indonesia

Secara global hingga Maret 2019, nilai pasar kumulatif seluruh unicorns sekitar USD 1.038 miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Agu 2019, 15:24 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2019, 15:24 WIB
Banner Infografis 4 Unicorn di Indonesia
Banner Infografis 4 Unicorn di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, Bappenas, Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo mengatakan bahwa pertumbuhan perusahaan digital sangat pesat. Ditandai dengan kian maraknya jumlah unicorn di dunia.

Secara global, valuasi unicorn jika disatukan nilai valuasinya setara dengan GDP (Gross Domestic Product) Indonesia pada tahun 2018.

"Kalau melihat dari ukuran, unicorn di dunia ukurannya valuasinya sama dengan GDP Indonesia pada tahun 2018 yaitu USD 1,2 triliun," kata dia, dalam sebuah acara diskusi, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (15/8/2019).

Unicorn adalah perusahaan rintisan (startup) dengan valuasi di atas USD 1 miliar. Saat ini Indonesia memiliki 4 unicorn yaitu Go-Jek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak.

"Unicorn-unicorn jika disatukan sudah (menjadi) satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia," ujarnya.

Secara global, hingga Maret 2019, nilai pasar kumulatif seluruh unicorns sekitar USD 1.038 miliar, kira-kira setara dengan keseluruhan perekonomian Indonesia.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Indef: Cepat atau Lambat Unicorn Indonesia Bakal Dikuasai Asing

Layanan Ojek Online Kini Lebih Ramah Lingkungan
Lewat GoGreener, Gojek mewujudkan layanan ojek online yang ramah lingkungan (Foto: Gojek)

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aryo Dharma Pala mengatakan, cepat atau lambat startup lokal yang valuasinya mencapai di atas USD 1 miliar atau unicorn Indonesia akan dikuasai asing.

Fenomena perkembangan startup di Indonesia tidak direspons tepat oleh pemerintah. Akibatnya, banyak platform e-commerce didominasi oleh barang impor.

"Ironisnya, startup lokal yang dibanggakan oleh pemerintah, nyatanya mayoritas sahamnya sudah dimiliki asing. Sekalipun masih ada yang didominasi oleh investor dalam negeri, namun saya yakin cepat atau lambat akan dikuasai oleh investor asing," tuturnya Minggu (4/8/2019).

Aryo menilai, ada sejumlah alasan mengapa pada akhirnya saham startup lokal didominasi oleh asing. 

"Mengapa saham startup lokal banyak dimiliki oleh asing? Selain aspek market-size yang besar, juga disebabkan oleh sumber pembiayaan investasi pada startup berasal dari venture capital(bukan sumber pembiayaan konvensional, seperti bank). Sedangkan venture capital belum berkembang pesat di Indonesia. Sehingga banyak startup lokal mendapatkan pembiayaan dari asing," paparnya.

Oleh karena itu, dalam merespons kepemilikan asing di startup, Pemerintah dan otoritas menurutnya perlu mendorong perusahaan venture capital dalam negeri agar berkembang sehingga dapat mendukung investasi startup lokal.

Di sisi lain, menurutnya pemerintah juga perlu memberikan insentif kepada startup yang melakukan aktivitas pengumpulan data untuk melakukan riset dengan lembaga riset nasional/perguruan tinggi dengan menggunakan data yang mereka ambil.

"Hal ini yang terjadi di negara maju seperti di Inggris. Sehingga data yang dikumpulkan oleh startup tidak disalahgunakan dan bermanfaat bagi masyarakat, terutama dunia riset dan inovasi," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya