BI Diprediksi Bakal Kembali Pangkas Suku Bunga Acuan

Bank Indonesia memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan

oleh Bawono Yadika diperbarui 20 Agu 2019, 15:46 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2019, 15:46 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan kembali memangkas suku bunga acuanya pada tahun ini.

Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan mengatakan, pihaknya optimistis BI akan menurunkan suku bunga kembali seiring dengan tingkat inflasi yang rendah dan adanya kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Peluang pemangkasan suku bunga lebih lanjut tercermin dari real interest rate Indonesia yang tinggi dan yield spread antara obligasi Pemerintah Indonesia dengan US treasury yang masih lebar," ujar dia, Selasa (20/8/2019).

Katarina melanjutkan, penurunan suku bunga BI dapat tercapai dengan dukungan stabilitas neraca pembayaran (balance of payment/BoP). Sedangkan BoP dan perbaikan defisit neraca transaksi dapat dicapai dengan meningkatnya PMA atau penanaman modal asing.

"Dibandingkan negara ASEAN lainnya, penetrasi PMA terhadap PDB Indonesia merupakan yang terendah yaitu sekitar 1,9 persen. Stabilitas politik dan reformasi kebijakan yang terjadi pasca putusan MK mengenai pilpres diharapkan dapat mendorong masuknya PMA," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BI Kaji Waktu untuk Kembali Turunkan Suku Bunga

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo
Bank Indonesia (BI) kembali memberi sinyal untuk menurunkan suku bunga. (Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu Achmud).

Bank Indonesia (BI) kembali memberi sinyal untuk menurunkan suku bunga. Meski demikian, belum dipastikan kapan kebijakan ini akan diterapkan.

Pasalnya, perang dagang antara Amerika Serikat dengan China masih terus berlanjut, menyebabkan BI harus hati-hati dalam mengambil langkah dan mempertimbangkan resiko ke depannya.

"Sebentar lagi akan ada rapat dewan gubernur. Jadi kita masih menunggu waktu yang tepat. Timing ini jadi penting karena berkaitan dengan apa resiko yang akan kita hadapi ke depan," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo di gedung Bank Indonesia, Senin (12/08/2019).

Dody melanjutkan, resiko penurunan suku bunga lebih condong pada kondisi global. Namun, BI akan berusaha memberi kebijakan yang mendorong sektor prioritas agar ekonomi inklusif Indonesia bisa tumbuh.

 

Bunga Kredit Turun

Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo (Yayu Agustini Rahayu Achmud/Merdeka.com)
Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo (Yayu Agustini Rahayu Achmud/Merdeka.com)

Penurunan suku bunga jadi salah satu kebijakannya. Dengan kata lain, ketika suku bunga turun, maka suku bunga kredit juga akan turun dan bisa mendorong masyarakat untuk melakukan kredit bagi usaha mereka.

Selain itu, BI juga siap mendukung sektor pembayaran digital agar lebih efisien.

"Kebijakan mendorong sektor pembayaran digital akan berdampak baik bagi UMKM di Indonesia, sehingga ekonomi inklusif akan tercapai dan ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya