Putra Nababan: Pemerintah Harus Mampu Melakukan Talent Matching

Menurut Putra Nababan, seseorang bisa disebutkan sebagai Talenta jika berkarya sesuai minat dan bakatnya.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Agu 2019, 08:12 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2019, 08:12 WIB
Putra Nababan
Penggiat pengembangan talenta Indonesia Putra Nababan, menyambut baik rencana pemerintah membentuk manajemen talenta nasional tahun 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Penggiat pengembangan talenta Indonesia Putra Nababan menyambut baik rencana pemerintah membentuk manajemen talenta nasional di 2020. Menurutnya, target sukses wadah baru ini seharunya bukan sebatas pemetaan talenta dan penyerapan tenaga kerja.

“Kunci sukses dari manajemen nasional ini adalah kesesuaian atau kecocokan yang dicapai antara kebutuhan lapangan dengan ketersediaan talenta. Saya menyebutnya talent matching antara supply dan demand,” kata Putra Nababan yang juga pendiri wadah digital idtalent.id ini di Jakarta, Jumat (23/8/2019).

Menurutnya, seseorang bisa disebutkan sebagai Talenta jika berkarya sesuai minat dan bakatnya. Dalam kondisi ini, orang tersebut mampu menghadirkan inovasi di tempat bekerjanya.

“Tanpa pekerja berkualitas talenta, mustahil perusahaan atau wirausaha bisa melakukan lompatan dan keluar dari jerat business as usual ,” ujar Putra yang saat ini adalah anggota DPR terpilih.

Untuk itu, Putra mengingatkan managemen talenta yang hendak dibangun pemerintah ini harus bisa mempertemukan talenta-talenta yang berserakan di banyak wilayah dan menyelaraskan dengan kebutuhan lapangan kerjanya.

“Salah satu penyebab krisis talenta di Indonesia dan rendahnya Global Talent Competitiveness index indonesia adalah tidak ditemukannya kesesuaian antara demand dan supplynya,” kata Putra Nababan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dorong Ekonomi, Pemerintah Bentuk Badan Manajemen Talenta

Moeldoko
Kepala Staf Presiden RI, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pemerintah berencana membentuk sebuah badan untuk manajamen talenta di Indoensia. Badan ini nantinya akan mengelola talenta di berbagai sektor secara sistematis dan terintegritas.

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mengatakan saat ini pemerintah tengah menyusun grand design manajemen talenta nasional yang akan diikuti oleh penyusunan tata kelola serta kelembagaan terkait. Adanya badan ini, diharapkan para talenta akan memberikan kontribusi besar kepada negara.

"Saya bayangkan anak-anak hebat dikumpulkan dan dikapitalisasi oleh negara akan membantu memberikan pertumbuhan ekonomi," kata dia dalam diskusi di Jakarta, Kamis (22/8/2019).

Moeldoko mengatakan beberapa cakupan yang akan berada di bawah badan ini diantaranya adalah talenta industri, talenta seni budaya, talenta ristek dan inovasi, serta talenta olah raga. Namun tidak menutup kemungkinan, seiring berjalan akan memuat lagi banyak talenta-talenta yang ada di Indonesia.

"Targetnya, harapannya paling lambat di 2020 ya (badan manajemen talenta) terbentuk," imbuh dia.

Go International

Komisi XI DPR RI Gelar Rapat Kerja Dengan Bappenas
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (19/9). Bambang memaparkan pagu anggaran 2019 untuk Kementerian PPN/Bappenas turun menjadi Rp1,781 triliun. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di tempat yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, paling penting selain dibentuknya badan untuk para talenta adalah masalah pendidikan. Menurut dia, pendidikan serta pelatihan untuk para talenta ini menjadi nilai tambah bagi individu tersebut.

"Boleh dibilang langkah utama kita harus berupaya menginternasionalkan talenta kita. Karena talenta kita banyak sekali. Mereka tidak pernah terekspos pendidikan terbaik. Jadi saran saya kita optimalkan dengan menempuh pendidikan dan pelatihan yang terbaik sesuai bidangnya," kata dia.

Menteri Bambang mengatakan, dengan diberikan pendidikan dan pelatihan para talenta ini akan berkesempatan besar menjadi lebih unggul. Baik dari sisi kreativitas di bidang masing-masing talenta maupun sektor pendidikan.

"Menurut saya skema ini sangat baik untuk individu. Satu mereka bisa optimal menjadi atlet dan mendapatkan sarjananya untuk bekerja secara profesional," pungkas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya