Badai Dorian Bisa Bikin Perusahaan Asuransi Rugi Rp 355 Miliar

Badai Dorian menerjang wilayah Bahama dan mengancam negara bagian di selatan AS.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Sep 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2019, 20:00 WIB
Badai Dorian
Gambar satelit GOES-16 dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan Dorian, badai Kategori 1, melintasi AS dan Kepulauan Virgin Britania Raya. (NOAA via AP)

Liputan6.com, Nassau - Badai Dorian (Hurricane Dorian) yang menghantam wilayah Bahama pada Senin, 2 September 2019, waktu setempat. Kedahsyatan badai ini membuatnya masuk di kategori 5 (tertinggi) di skala badai Saffir-Simpson.

Selain membahayakan nyawa dan menghancurkan ribuan rumah, analis UBS memprediksi perusahaan asuransi dapat merugi hingga USD 25 juta atau Rp 355 miliar (USD 1 = Rp 14.228). Kerugian itu menjadi yang terbesar bagi industri asuransi sejak 2017 demikian laporan Bloomberg.

Kerugian itu bisa membengkak hingga USD 40 miliar (Rp 569 miliar) jika Badai Dorian menerjang wilayah Florida di Amerika Serikat. Jutaan warga Florida juga sudah mendapat perintah evakuasi dari pemerintah.

Ketika Badai Maria menerjang pada tahun 2017, biaya asuransi yang diakibatkan adalah USD 25 juta. Namun, industri asuransi AS sempat bernapas lega karena sedikitnya bencana besar setelah Badai Maria.

Modal industri asuransi pun sempat meningkat hingga USD 30 miliar. Terjangan Badai Dorian pun diperkirakan UBS akan menguras modal tersebut.

Menurut AccuWeather, sejauh ini ada empat negara bagian AS yang berstatus darurat karena Badai Dorian, yakni Florida, Georgia, South Carolina, dan North Carolina. Masyarakat juga memborong berbagai keperluan di supermarket untuk membeli suplai darurat seperti makanan instan dan tissue toilet. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

5 Orang Tewas, 13 Ribu Rumah Hancur Akibat Badai Dorian Terjang Bahama

'Mata' badai Dorian (Luca Parmitano / ESA / ISS / Twitter)
'Mata' badai Dorian (Luca Parmitano / ESA / ISS / Twitter)

Lima orang dilaporkan tewas di Bahama, ketika Badai Dorian menghantam negara itu pada Senin 2 September 2019 waktu lokal. Perdana Menteri Bahama, Hubert Minnis mengatakan kematian itu dikonfirmasi di Kepulauan Abaco di timur laut, yang terdampak paling parah akibat badai.

Sekitar 13.000 rumah dikhawatirkan rusak atau hancur, menurut Palang Merah Internasional, seperti dikutip dari BBC.

Badai Dorian, topan Atlantik terkuat kedua dalam catatan badan cuaca, masih masuk dalam kategori "sangat berbahaya" usai menghantam Bahama, kata Minnis.

Ia menambahkan bahwa laporan kehancuran di Kepulauan Abaco "belum pernah terjadi sebelumnya".

Abacos adalah rumah bagi sekitar 17.000 orang. Tidak jelas berapa banyak yang mengabaikan perintah evakuasi dan permohonan dari pejabat untuk meninggalkan daerah dataran rendah beberapa hari sebelum badai.

Jumlah korban jiwa diperkirakan meningkat.

Departemen Pembangunan Internasional Inggris mengatakan akan mengirim tiga pakar kemanusiaan ke Bahama untuk meninjau kemungkinan pemberian bantuan pasca-badai Dorian.  

Badai Terparah dalam Sejarah Bahama

'Mata' badai Dorian (NOAA)
'Mata' badai Dorian (NOAA)

Gambar-gambar yang beredar menunjukkan genangan banjir, mobil terbalik dan pohon-pohon yang patah di sejumlah titik di negara Karibia itu.

Video dan laporan saksi mata melukiskan gambaran banjir besar dan meluas, dengan keluarga yang panik melarikan diri ke atap mereka untuk menghindari air bah yang meninggi.

Clint Watson, seorang jurnalis yang berbasis di ibu kota Nassau, mengatakan orang-orang di Grand Bahama dihantam "hujan dengan intensitas sangat deras" dan memposting video online yang memperlihatkan air naik ke jendela loteng mereka.

Media lokal melaporkan bahwa bandara internasional juga tergenang air.

Dorian adalah badai paling kuat yang menghantam dalam sejarah Bahama modern dan kemudian akan bergerak dengan status masih "sangat berbahaya" ke pantai timur Amerika Serikat, menurut para peramal cuaca.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya