BTN Tegaskan Kinerja Perusahaan Masih Solid

BTN menjelaskan berbagai isu negatif yang berkembang di masyarakat

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Sep 2019, 20:45 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2019, 20:45 WIB
20160722-ATM Bank BTN- Tax Amnesty-Jakarta- Angga Yuniar
Nasabah melakukan transaksi di ATM Bank BTN, Jakarta, Jumat (22/7). Bank BTN siap menampung dana repatriasi dari kebijakan penghapusan pajak (tax amnesty) yang mulai diberlakukan pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyatakan perseroan dalam kondisi kinerja yang solid dengan performa perusahaan on the track. Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur BTN Nixon LP Napitupulu menyikapi pemberitaan yang beredar akhir-akhir ini mengenai perseroan.

"Tidak ada masalah dengan BTN. Saat ini perseroan dalam kondisi baik dengan dukungan manajemen yang solid. Kami berada dalam performa yang on the track sesuai target RBB akhir tahun 2019," tegas Nixon dalam keterangan tertulisnya Kamis (12/9/2019).

Nixon kemudian menjelaskan pemberitaan yang beredar terkait dengan BTN cukup mengganggu fokus bisnis perusahaan yang sekarang menjadi tanggung jawab Direksi hasil RUPSLB 29 Agustus lalu.

Beberapa nasabah juga menanyakan kebenaran berita tersebut. Perbankan itu adalah bisnis kepercayaan. 

“Jadi saya harus tegaskan bahwa terkait masalah pemalsuan deposito BTN tersebut telah diputus oleh pengadilan yang berkekuatan hukum tetap dalam perkara pidana dan perdata. Bahwa persoalan tersebut saat ini dimunculkan kembali dan dalam pengembangan perkara, silakan proses itu berjalan dan saya meminta semua pihak untuk menghormatinya. Mari sama-sama kita hormati proses hukum itu dengan prinsip-prinsip praduga tidak bersalah”, jelas Nixon menegaskan.

Nixon menegaskan selama ini perseroan sangat mengutamakan Good Corporate Governance (GCG) dalam menjalankan bisnisnya. Sejak awal BTN telah bersikap kooperatif untuk menjaga dana nasabah secara proaktif melaporkan terduga komplotan kejahatan perbankan kepada Polda Metro Jaya pada tanggal 21 November 2016.

Proses proaktif BTN ini menyelamatkan sebagian besar dana nasabah. Perseroan juga telah membentuk cadangan risiko operasional yang tercatat dalam laporan keuangan audited BTN sejak tahun 2016.

"lni menunjukkan Bank BTN sebagai perusahaan berbadan hukum telah patuh dalam menjalankan bisnis secara GCG dan prinsip prudential banking practice," Nixon melanjutkan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tanggapan Proyek Bermasalah

Hasil RUPSLB BTN Resmi Ganti Direktur Utama
Suasana Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Menara Bank BTN, Jakarta, Kamis (29/8/2019). Dalam RUPSLB tersebut terdapat tiga agenda yang dibahas yaitu evaluasi kinerja semester I 2019, akuisisi Perusahaan Modal Ventura dan perubahan susunan pengurus bank. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terkait proyek bermasalah yang dikutip dalam berita-berita beredar, Nixon menjelaskan sampai dengan hari ini proyek tersebut masih berjalan. Kredit itu diperuntukkan bagi rumah MBR sekaligus mendukung Program Sejuta Rumah. Selama ini BTN mendukung program tersebut yang dikelola oleh Kementerian Pupera.

"Bisnis tetap harus berjalan. Saya bersama Direksi lainnya memberikan komitmen BTN akan mencapai target sesuai RBB sampai dengan akhir tahun 2019. Namun tetap BTN harus bersikap dalam menjaga nama baiknya," kata Nixon.

Menurut Nixon, perseroan sedang melakukan penjajagan untuk mencadangkan haknya memproses secara hukum dugaan adanya tindakan para pihak yang merugikan nama baik BTN sebagai institusi.

"Kita sudah melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian untuk melakukan proses pengembangan lebih lanjut mengenai hal ini, kata Nixon," ujarnya.

Berdasarkan kinerja BTN Semester I 2019 tercatat Asset tumbuh 16,68 persen menjadi Rp312,4 triliun, Kredit dan Pembiayaan tumbuh 18,78 persen menjadi Rp251 triliun, Dana Pihak Ketiga sebesar Rp219,8 triliun atau tumbuh 15,89 persen.

Bisnis perseroan tumbuh selama Semester I 2019 tercermin dari Pendapatan Bunga yang tumbuh sebesar 19,81 persen secara year on year dari Rp10,67 triliun menjadi Rp12,78 triliun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya