Menhub Bakal Kembangkan 3 Bandara Perintis di Papua Barat

Tiga bandara perintis tersebut seperti Bandara Waisai Teluk Wondama Fakfak, Bandara Utarom Kaimana, dan Bandara Nabire.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Okt 2019, 13:30 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2019, 13:30 WIB
Menhub, Budi Karya Sumadi
Menhub, Budi Karya Sumadi (tengah) saat meninjau Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, Rabu (24/4). Progres pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta hampir 100 persen, sementara progres pembangunan keseluruhannya termasuk domestik mencapai 47 persen. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berkomitmen untuk membenahi transportasi udara dan laut di Papua untuk mempermudah penyaluran logistik di wilayah tersebut. Beberapa waktu lalu, ia telah berkeliling mengitari beberapa bandara di pegunungan tinggi Papua mulai dari Manokwari hingga ke Jayapura.

Untuk di Manokwari, Menhub Budi mengusulkan untuk memperpanjang landasan pacu (runway) Bandara Rendani yang kini memiliki panjang 2.000 x 45 meter. Perpanjangan runway ini bertujuan agar bandara tersebut bisa didarati pesawat jet dengan ukuran yang lebih besar, sehingga bisa meningkatkan ekonomi di wilayah Papua Barat.

“Insya Allah kami bisa menambah runway sepanjang 300 meter untuk Rendani dimana akhir 2020 sudah selesai. Kita juga akan mengupayakan ada perbaikan di terminal tapi kita harus melakukan evaluasi besaran-besaran yang akan dilakukan,” ujar Menhub, seperti dikutip Rabu (2/10/2019).

Dia juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat untuk mengembangkan tiga bandara perintis lainnya, yakni Bandara Waisai Teluk Wondama Fakfak, Bandara Utarom Kaimana, dan Bandara Nabire.

Selain bandara, Menhub turut meminta kepada PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) untuk melakukan pengelolaan Pelabuhan Arar di dekat Sorong yang selama ini belum selesai.

Beralih lebih ke timur, Menhub Budi telah mengajak PT Angkasa Pura I (AP I) untuk mengurusi Bandara Sentani di Jayapura lewat skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Penandatanganan kerjasama ini akan dilakukan pada 14 Oktober mendatang.

"Kami nyatakan disini ada kerjasama KPBU dengan PT AP I untuk mengelola Bandara Sentani, dan PT AP I akan mengeluarkan Rp 550 miliar untuk landasan dengan PCN yang tinggi agar semua jenis pesawat dapat mendarat disini serta dilakukan juga pengembangan terminal," jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bangun Dermaga

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Pelindo III memperpanjang dermaga Pelabuhan Bagendang, di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Pemerintah disebutnya juga bakal membangun dermaga pelabuhan penyebrangan di Danau Sentani sebagai transportasi air menuju Bandara Sentani. Dia akan menghibahkan dua kapal penyebrangan yang dioperatori oleh PT ASDP.

Di sisi lain, Menhub telah berdialog dengan pemerintah daerah setempat terkait pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi di kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Papua.

Seperti di Kabupaten Yakuhimo, dimana Kementerian Perhubungan akan memperbanyak pergerakan pesawat berbadan lebar serta pembangunan 2 bandara perintis. Menhub mengapresiasi Pemkab Asmat yang telah membangun sendiri landasan sepanjang 1.600 Meter.

"Untuk Kabupaten Yakuhimo kita akan mengupayakan banyak pergerakan pesawat berbadan lebar disana," ucapnya. Tak hanya di Yakuhimo, Menhub juga akan segera meresmikan terminal Bandara Oksibil di Kabupaten Pegunungan Bintang.

Sebagai hasil kunjungan, ia mengatakan koordinasi telah berjalan baik dan Kemenhub secara konsisten akan mengucurkan dana sejak 2019 hingga 2021. Menurutnya anggaran tersebut harus terus dikoordinasikan mengingat proses pengadaan tanah dilakukan oleh Pemda.

“Kami mengundang pak gubernur dan bupati, saya minta ada suatu proposal yang lebih lengkap baik itu pembebasan tanah atau pun rencana anggaran. Supaya tanggal 14 Oktober nanti itu kita bisa finalkan semua proyek ini untuk dikerjakan di 2019 ataupun 2020. Mengingat kita sedang mengatur anggaran 2020 itu secara lebih pasti," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya