TNI AL Bakal Terima Dua Kapal Patroli Baru

PT Steadfast Marine Tbk (KPAL) meluncurkan dua kapal patroli di galangan kapalnya di Pontianak

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Okt 2019, 09:45 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2019, 09:45 WIB
Kapal Patroli baru milik TNI-AL
Kapal Patroli baru milik TNI-AL (dok: KPAL)

Liputan6.com, Jakarta - PT Steadfast Marine Tbk (KPAL) meluncurkan dua kapal patroli di galangan kapalnya di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (18/10). Kapal ini merupakan pesanan dari TNI Angkatan Laut (AL).

Peluncuran tersebut dilakukan oleh Presiden Direktur PT Steadfast Marine Tbk Ruddy Kurniawan Logam bersama perwakilan TNI AL.

Dua kapal senilai Rp 86 miliar tersebut ditargetkan bisa diserahkan kepada TNI AL pada November 2019 atau lebih cepat dari kesepakatan kontak, yakni Desember 2019.

Komisaris Utama PT Steadfast Marine Tbk Eddy Kurniawan Logam mengungkapkan, setelah diluncurkan, kedua kapal tersebut akan memasuki tahap uji coba dan proses penyelesaian akhir yang dijadwalkan berlangsung selama 1,5 bulan. Untuk itu, kapal-kapal tersebut ditargetkan bisa diserahkan pada akhir November 2019.

"Kontrak kedua kapal diteken pada Januari 2019 dan kalau menurut kontak selesai 15 Desember 2019. Tapi kami optimis akhir November 2019 bisa kami serahkan," ujarnya dia dalam keterangannya, Sabtu (19/10/2019).

Eddy menjelaskan, pihaknya berupaya semaksimal mungkin agar kedua kapal dikerjakan dengan kualitas yang baik dan waktu yang cepat. Hal itu diharapkan bisa membuat TNI AL kembali memesan kapal ke Steadfast Marine.

Selain itu, dalam membangun kedua kapal itu, Eddy menuturkan, pihaknya berupaya meningkatkan kandungan lokal. Dalam catatannya, pintu kedap air, bagian interior, hingga kabel untuk kedua kapal bertenaga masing-masing 1.900 horse power itu menggunakan produk yang dibuat di dalam negeri. "Untuk kedua kapal ini, kami berusaha meningkatkan kandungan lokalnya," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Keamanan Terjamin, Kini Pelabuhan Benoa Bali Mampu Sandarkan Kapal Pesiar Besar

Dua Kapal Pesiar dengan Ratusan Wisatawan Mancanegara Bersandar di Pelabuhan Benoa
Untuk pertama kalinya dua Kapal Cruise (sister ships) MV. Insignia dan MV. Azamara Quest bersandar selamat di Dermaga Pelabuhan Benoa.

Revitalisasi Alur dan Kolam Pelabuhan Benoa akhirnya berbuah manis. Kini kapal yang memiliki Length Overall (LOA) atau panjang lebih dari 300 meter dapat sandar di demaga Pelabuhan Benoa dengan aman.

Terkait hal itu, Direktur Utama PT Pelindo III, Doso Agung menegaskan keamanan itu karena dua Kapal Cruise MV Insignia dengan bobot GT 30,277 dan MV. Azamara Quest dengan bobot yang sama, bersandar aman di Dermaga Pelabuhan Benoa Maret lalu.

Kini giliran kapal Explorer Dream sepanjang 268 meter dengan GT 75,338 yang membawa 1,856 penumpang, sandar perdana di Dermaga Pelabuhan Benoa. Padahal sebelumnya kapal tersebut hanya bisa lego jangkar diluar pelabuhan Benoa saat mengunjungi Bali.

Pada kesempatan itu, Gubernur Bali Wayan Koster hadir menyambut di Dermaga Pelabuhan Benoa dan menyempatkan untuk naik kapal, untuk melihat fasilitas kapal pesiar yang bersandar di dermaga.

"Dengan sandarnya kapal pesiar yang besar di pelabuhan Benoa, diharapkan dapat meningkatkan citra pariwisata Bali untuk menarik kapal pesiar yang besar. Tentu ke depan kami berharap dampak ekonomi dapat langsung dirasakan masyarakat. Nanti setiap ada kapal pesiar yang datang akan kami bantu menyusun rangkaian tujuan wisata, agar jadi lebih terarah dan para wisatawan dapat menikmati wisata di Bali tentunya," jelas Koster.

 

 

Keberhasilan Pelindo III

Kapal Pesiar
Kapal pesiar besar kini sudah bisa bersandar di Bali.

Keberhasilan kapal besar bersandar di dermaga karena PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III merampungkan pengerukan dan pendalaman alur dari minus sembilan meter LWS (low water spring/rata-rata muka air laut), menjadi minus 12 Meter LWS. Sebelum dilakukan pengerukan, dermaga Pelabuhan Benoa hanya bisa disandari oleh kapal dengan panjang dibawah 240 meter saja.

"Dengan selesainya revitalisasi tersebut, sekarang terbukti minat kunjungan kapal pesiar lebih tinggi karena dengan bersandar di Dermaga Pelabuhan Benoa dari sisi keamanan dan kenyamanan akan terjamin," ujar Direktur Teknik Pelindo III Joko Noerhudha.

Selain itu turning basin atau area untuk berputar kapal juga dilebarkan, sehingga kapal yang memiliki radius putar lebih panjang dapat melakukan manuver dengan aman dari 300 meter menjadi 420 meter. Lebar di kolam timur dari awal 150 meter menjadi 200 meter, dan untuk kolam barat dari 150 meter menjadi 330 meter.

"Pembangunan yang dilakukan di Pelabuhan Benoa tentunya juga berkontribusi pada perekonomian Bali dan nasional karena Pelabuhan Benoa dan sektor pariwisata Bali merupakan bagian penting, untuk mendukung program pemerintah mencapai target 20 juta wisatawan yang digaungkan oleh Jokowi, Presiden RI," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya