Sebagian Daerah Alami Inflasi Dipicu Harga Beras dan Bayam

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, berbagai komoditas menunjukkan penurunan harga sepanjang September 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2019, 16:32 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2019, 16:32 WIB
Inflasi
Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,27 persen. Dengan demikian inflasi tahun kalender pada September 2019 terhadap Desember 2018 sebesar 2,20 persen, sementara inflasi tahun ke tahun sebesar 3,39 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, berbagai komoditas menunjukkan penurunan harga sepanjang September 2019. Sebagian besar komoditas yang menunjukkan penurunan harga di antaranya cabai merah, cabai rawit, ayam ras dan telur ayam ras.

"Jadi bisa dilihat terjadinya deflasi lebih disebabkan penurunan harga bumbu bumbuan dan komoditas makanan," ujar Suharyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (1/10/2019).

Dari 82 kota di Indonesia, 70 kota mengalami deflasi sementara 12 kota mengalami inflasi. Adapun deflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,94 persen, yang paling rendah di Surabaya sebesar 0,02 persen.

"Sementara itu inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 0,91 persen, inflasi terendah terjadi di Watampone dan Palopo sebesar 0,01 persen. Meulaboh lebih disebabkan oleh kenaikan harga komoditas ikan," jelas Suhariyanto.

Adapun capaian inflasi pada September masih berada di bawah target yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 3,5 persen. BPS berharap kondisi yang sama akan terjadi hingga akhir tahun.

"Deflasi tersebut masih berada di bawah target pemerintah. Kita berharap kondisi yang sama terjadi hingga akhir tahun. Meski Desember biasanya mengalami kenaikan untuk biaya anak sekolah, persiapan natal maupun tahun baru," tandas Suhariyanto.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Jumlah Wisman ke Indonesia Naik 2,94 Persen di Agustus 2019

Gunung Agung
Turis berselfie dengan latar aliran lahar dingin Gunung Agung di Karangasem, Bali (29/11). (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia Agustus 2019 mengalami kenaikan 2,94 persen dibanding jumlah kunjungan pada Agustus 2018.

Begitu pula, jika dibandingkan dengan Juli 2019, jumlah kunjungan wisman pada Agustus 2019 mengalami kenaikan sebesar 4,83 persen.

"Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia Agustus 2019 mengalami kenaikan 2,94 persen dibanding jumlah kunjungan pada Agustus 2018," ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Selasa (1/10/2019).

Secara kumulatif Januari hingga Agustus 2019, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 10,87 juta kunjungan atau naik 2,67 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2018 yang berjumlah 10,58 juta kunjungan.

Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang datang melalui pintu masuk udara pada Agustus 2019 mengalami penurunan sebesar 1,39 persen dibanding jumlah kunjungan wisman pada bulan yang sama tahun sebelumnya.

"Penurunan kunjungan wisman tersebut terjadi di tujuh pintu masuk udara dengan persentase penurunan tertinggi tercatat di Bandara Sultan Badaruddin II, Sumatera Selatan yang mencapai 27,84 persen," jelas Suhariyanto.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya