AS-Iran Memanas, Kemenhub Imbau Garuda Indonesia Waspada Terbang ke Eropa

Rute penerbangan Garuda Indonesia ke Eropa melintasi daerah konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jan 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2020, 13:00 WIB
Pesawat Garuda Indonesia
(Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana B Pramesti mengimbau kepada maskapai Garuda Indonesia untuk mengubah rute penerbangan ke Eropa. Hal ini dikarenakan rute penerbangan tersebut melintasi daerah konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

"Karena ada daerah konflik di sekitar Iran dan AS. Kami mengimbau memberi peringatan kepada maskapai untuk meningkatkan kewaspadaan kalau dimungkinkan barang kali harus merubah rute," kata Polana di Kantornya, Jakarta, Kamis (9/1).

Kementerian Perhubungan sendiri sudah berkoordinasi dengan operator penerbangan AirNav Indonesia untuk merute ulang jalur penerbangan Garuda Indonesia agar tidak melintasi daerah konflik tersebut. Sebab, maskapai domestik yang satu-satunya melayani penerbangan hanya Garuda Indonesia.

 

"Hanya Garuda yang terbang ke Eropa dan melewati daerah itu. Yang lain gak ada. Kemarin ke Amsterdam juga sudah rerute," jelas dia.

Sementara itu, untuk rute penerbangan ke Arab Saudi atau Mekkah sejauh ini tidak ada pengalihan rute. Mengingat jalur penerbangan ke sana diklaim aman atau tidak melewati daerah konflik antara AS dan Iran.

"Kalau di peta itu kan kita tidakk lewat dari arah konflik dengan Saudi jauh. Tidak perlu ke sana dari Indonesia itu lurus saja jadi tidak perlu ke sana-sana tapi kalau ke Eropa lewat sana kalau hanya umroh tidak karena di bawah posisinya," tandas dia

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Garuda Indonesia Alihkan Rute Penerbangan Eropa dari Wilayah Udara Iran-Irak

Garuda Indonesia
Garuda Indonesia (Foto: AFP / Adek BERRY)

Maskapai nasional Garuda Indonesia memutuskan tidak melewati kawasan udara Iran dan sekitarnya, untuk jalur udara rute penerbangan dari dan menuju Eropa. 

Keputusan ini menyusul adanya larangan terbang yang dikeluarkan Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) pasca ketegangan yang tengah terjadi di kawasan tersebut.

“Garuda Indonesia menyesuaikan jalur penerbangan dari dan menuju Eropa dari yang sebelumnya melewati wilayah udara Bucharest dialihkan ke wilayah udara Mesir dan Yunani. Dengan demikian seluruh layanan operasional Garuda Indonesia pada rute tersebut tetap berlangsung normal seperti biasa," ujar Pejabat Direktur Operasi Garuda Indonesia, Tumpal M. Hutapea dalam keterangannya, Rabu (8/1/2020).

Dia mengatakan jika pihaknya akan terus memantau secara intensif perkembangan lebih lanjut kondisi tersebut. Serta berkoordinasi bersama seluruh pemangku kepentingan terkait dalam memastikan aspek safety & security layanan operasional Garuda Indonesia tetap terjaga.

Sebelumnya Lembaga Penerbangan Federal AS mengeluarkan pemberitahuan mengenai pembatasan penerbangan, yang melarang operator penerbangan sipil AS beroperasi di wilayah udara Irak, Iran, dan perairan Teluk Persia dan Teluk Oman.

FAA akan terus memonitor peristiwa di Timur Tengah dan akan terus berkoordinasi dengan mitra keamanan nasional dan berbagi informasi dengan maskapai penerbangan AS dan otoritas penerbangan sipil asing lainnya. 

Maskapai Asia Ramai-ramai Hindari Wilayah Udara Iran

Pesawat Tergelincir dan Jatuh
Ilustrasi Pesawat Jatuh (iStockphoto)

Beberapa maskapai penerbangan Asia mengatakan bahwa mereka akan menghindari wilayah udara Iran. Singapore Airlines mengatakan telah mengalihkan semua rute penerbangan dari wilayah udara Iran.

Pengumuman itu muncul setelah Iran meluncurkan lebih dari satu lusin rudal balistik ke arah pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak.

“Mengingat perkembangan terbaru di wilayah ini, semua penerbangan SIA masuk dan keluar Eropa dialihkan dari wilayah udara Iran,” kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan kepada CNBC yang dikutip Liputan6.com, Rabu (8/1/2020).

“Kami sedang memantau situasi dengan cermat dan jika perlu akan segera membuat penyesuaian yang sesuai dengan rute kami.”

China Airlines Taiwan juga mengatakan tidak akan terbang di wilayah udara Iran atau Irak karena ketegangan yang sedang terjadi.

Maskapai penerbangan terbesar di Taiwan, China Airlines mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan terus memantau situasi dan menyesuaikan rute.

Maskapai penerbangan Taiwan lainnya, EVA Air, dan Malaysia Airlines juga juga akan menghindari terbang di wilayah udara Iran.

Ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah kematian jendral top Iran, Qasem Soleimania, Jumat lalu. Iran bersumpah akan membalas dendam perbuatan AS tersebut.

Sementara itu, Administrasi Penerbangan Federal AS mengeluarkan pemberitahuan mengenai pembatasan penerbangan yang melarang operator penerbangan sipil AS beroperasi di wilayah udara Irak, Iran, dan perairan Teluk Persia dan Teluk Oman.

FAA akan terus memonitor peristiwa di Timur Tengah dan akan terus berkoordinasi dengan mitra keamanan nasional dan berbagi informasi dengan maskapai penerbangan AS dan otoritas penerbangan sipil asing lainnya.

Reporter : Helena Yupita

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya