Harga Emas Tergelincir Data Ekonomi AS yang Positif

Pasar saham juga menguat dipicu optimisme yang muncul seiring penandatanganan kesepakatan perdagangan AS-China Tahap 1.

oleh Nurmayanti diperbarui 17 Jan 2020, 07:28 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2020, 07:28 WIB
Pasar Saham Global Bergejolak, Harga Emas Ikut Turun
Harga emas.

Liputan6.com, New York - Harga emas tergelincir data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang optimis yang mengisyaratkan kondisi perekonomian  yang sehat. Pasar saham juga menguat dipicu optimisme yang muncul seiring penandatanganan kesepakatan perdagangan AS-China Tahap 1.

Melansir laman Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.549,97 per ounce. Harga emas berjangka AS turun 0,2 persen menjadi USD 1.550,8.

"Emas saat ini melemah di tengah ekuitas yang menguat, dan geopolitik juga sedikit tenang berkaitan dengan masalah China dan Iran," kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures.

Sementara saham dunia bertahan mendekati rekor tertinggi, sementara indeks dolar menghapus kerugian sebelumnya setelah beberapa rilis data melukiskan gambaran ekonomi AS yang positif.

Penjualan ritel AS naik untuk bulan ketiga berturut-turut di bulan Desember dan indeks aktivitas manufaktur Atlantik AS kembali mencapai ke level tertinggi dalam delapan bulan.

 

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Harga emas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kesepakatan perdagangan Fase 1 yang sangat ditunggu-tunggu ditandatangani oleh Presiden Donald Trump dan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada hari Rabu, meredakan perselisihan selama 18 bulan yang mengguncang pasar global.

Meski analis mencatat kesepakatan itu gagal untuk mengatasi masalah ekonomi struktural, tidak sepenuhnya menghilangkan tarif, dan menetapkan target pembelian yang sulit dicapai, meninggalkan sejumlah titik masalah yang belum terselesaikan.

Di tempat lain, harga paladium naik 1 persen menjadi USD 2.285,18 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi USD 2.395,14 pada awal sesi.

Sementara harga platinum turun 1,6 persen menjadi USD 1.004,02, setelah mencapai tertinggi sejak Februari 2017 di USD 1.041,05.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya