Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Selasa pekan ini. Sentimen negatif terhadap prediksi pertumbuhan ekonomi global turut berpengaruh terhadap rupiah.
Mengutip Bloomberg, Selasa (21/1/2020), rupiah dibuka di level 13.644 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.639 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah melemah dengan bergerak di kisaran 13.642 per dolar AS hingga 13.665 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,45 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 13.658 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.654 per dolar AS.
"Sentimen positif dari penandatanganan hubungan dagang AS-China masih akan mendukung penguatan rupiah hari ini," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston dikutip dari Antara, Selasa (21/1/2020).
Kendati demikian, lanjutnya, pelaku pasar harus mewaspadai sentimen negatif dari prediksi Dana Moneter Internasional atau IMF mengenai pertumbuhan ekonomi global yang semakin melambat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IMF Pangsa Prediksi Pertumbuhan Ekonomi
IMF memangkas prediksi pertumbuhan global 2020 dari 3,4 persen menjadi 3,3 persen karena pelambatan pertumbuhan di India dan negara-negara berkembang (emerging markets).
"Sentimen negatif ini bisa menahan penguatan rupiah terhadap dolar AS," ujar Ariston.
Dia memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp 13.600 per dolar AS hingga Rp 13.700 per dolar AS.
Advertisement