Jelang Putusan Suku Bunga BI, Rupiah Menguat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Kamis pekan ini.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Jan 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2020, 11:00 WIB
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Kamis pekan ini. Penguatan ini seiring jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia siang ini.

Mengutip Bloomberg, Kamis (23/1/2020), rupiah dibuka di level 13.641 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.646 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah menguat dengan bergerak di kisaran 13.609 per dolar AS hingga 13.641 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,77 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 13.626 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.678 per dolar AS.

"Hari ini pasar menunggu hasil RDG BI. Konsensus tidak ada pemangkasan suku bunga, tapi ini bisa saja terjadi pemangkasan mengingat tingkat imbal hasil AS juga terus turun karena intervensi The Fed di pasar uang," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston seperti dikutip dari Antaranews, Kamis (23/1/2020).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tekanan Dolar AS

Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller menunjukkan mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ariston menuturkan turunnya tingkat imbal hasil obligasi AS memberikan tekanan ke dolar AS, yang bisa mendorong penguatan rupiah kembali.

Kendati demikian, sentimen negatif terhadap aset berisiko kelihatannya kembali membayangi pergerakan harga saham pagi ini.

Saat ini Indeks saham Asia bergerak turun, kemungkinan masih karena kekhawatiran penyebaran virus corona. China melaporkan penambahan korban tewas akibat virus tersebut.

"Rupiah bisa terkena imbasnya," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp13.600 per dolar AS hingga Rp13.700 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya