Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (HIN) Iswandi Said angkat bicara soal rencana konsolidasi BUMN perhotelan yang sempat dibicarakan Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu.
Menurutnya, keputusan konsolidasi baik berbentuk holding, cluster atau apapun itu, merupakan kepentingan pemegang saham mayoritas, dalam hal ini Kementerian BUMN. Begitu pula dengan penunjukkan induk grup konsolidasi tersebut.
"Tentu itu saya serahkan kepada Kementerian BUMN selaku pemegang saham, siapa yang akan jadi leadernya. Saya sendiri akan fokus bagaimana HIN bisa menjalankan perannya dalam grup konsolidasi tersebut," ujar Iswandi di Kementerian BUMN, Kamis (30/1/2020).
Advertisement
Lanjut Iswandi, HIN nantinya akan meningkatkan pelayanan dan hospitalitynya dalam memajukan grup konsolidasi tersebut. Namun dirinya mengakui kalau saat ini, dapat dikatakan hanya HIN satu-satunya BUMN yang fokus mengelola perhotelan.
"Kalau ini sudah ramai-ramai kita lakukan, saya rasa Kementerian BUMN punya pertimbangan siapa yang layak. Kalau selama ini bicaranya dikembalikan ke core (bisnis), corenya ya ada di HIN, kita berharap corenya di HIN," imbuhnya.
Ke depannya, HIN akan terus meningkatkan pelayanan untuk pelanggan. Meski demikian, Iswandi tidak menyebutkan bahwa perusahaan akan melakukan diversifikasi ke dalam bisnis lain yang di luar intinya.
"Kalau bangun condomium, kita tidak berniat beralih ke situ. Tapi kita lebih mendukung pada pelayanan dan SDMnya. Jadi kita bisa masuk ke rumah sakit, tapi dalam hospitalitynya, kalau untuk bangun rumah sakitnya, enggak," ujarnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Lagi Rugi, BUMN Ini Raup Untung Rp 50,8 Miliar di 2019
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang fokus di bidang perhotelan, PT Hotel Indonesia Natour (HIN) mencatatkan kinerja positif selama 2019. Perusahaan berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan dari Rp 698,7 miliar pada 2018 menjadi Rp 726,4 miliar pada 2019.
Adapun, laba yang diperoleh pada 2019 ialah Rp 50,8 miliar (unaudited), meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp 17,4 miliar. Perusahaan berhasil bangkit dari kerugian yang sempat mendera bisnis pada tahun 2015 hingga 2016.
"Pencapaian HIN sampai tahun 2019 kami berhasil mencapai berbagai peningkatan positif di seluruh aspek kegiatan perusahaan antara lain pendapatan usaha, laba bersih dan jumlah tamu yang terus meningkat," ujar Direktur Utama HIN Iswandi Said di Kementerian BUMN, Kamis (30/1/2020).
Sementara, tingkat keterisian kamar (occupancy rate) juga terus meningkat. Pada 2016, jumlah tamu yang datang ialah 418.468 orang, lalu naik pada 2017 menjadi 459.857 orang, kemudian terus naik menjadi 492.344 orang pada 2018 dan menjadi 500.831 orang. Jumlah kamar yang terjual per tahun 2019 juga melonjak menjadi 591.916 unit dibandingkan tahun lalu yang sebesar 585.802 unit.
"Tingkat hunian pada 2016 68,4 persen, lalu pada 2017 naik jadi 75,4 persen, kemudian pada 2018 turun 69,4 persen dan tahun 2019 menjadi 68,9 persen. Tidak selalu dengan tingkat hunian yang rendah menghasilkan pendapatan yang kecil, karena di sana kita menaikkan harga rata-rata dan revenue kita dapat dari sektor lain," imbuh Iswandi.
Sektor yang dimaksud Iswandi contohnya restoran, MICE, fasilitas spa dan fasilitas hotel lain yang menyumbang pendapatan tambahan.Â
Advertisement