Cara Pebisnis di China Kembali Jalankan Usaha di Tengah Wabah Corona

Hingga kini, Virus Corona ttelah membunuh lebih dari 900 orang dan menginfeksi setidaknya 40.000 orang.

oleh Nurmayanti diperbarui 11 Feb 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2020, 12:00 WIB
Takut Terpapar, Warga Wuhan Kenakan Plastik Pelindung
Seorang wanita mengenakan jas hujan dan masker membeli makanan di sebuah supermarket di Wuhan di provinsi Hubei, China tengah, Senin, (10/2/2020). China melaporkan kenaikan angka kematian akibat wabah virus corona. (Chinatopix via AP)

Liputan6.com, Jakarta Warga China perlahan-lahan kembali bekerja di awal pekan ini, usai kegiatan mereka terbatasi wabah Virus Corona yang melanda negara tersebut. Banyak pemerintah daerah yang memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek lebih dari seminggu demi menjaga penularan virus lebih lanjut.

Meski demikian, kegiatan yang berjalan masih jauh dari kondisi bisnis seperti biasa di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.

Melansir laman CNN, Selasa (11/2/2020), para pejabat telah mengeluarkan berbagai panduan tentang hal yang seharusnya perusahaan lakukan ketika hari libur nasional berakhir dan jutaan warga China harus kembali bekerja.

Perusahaan diminta untuk memeriksa suhu pekerja yang datang ke kantor. Bahkan, muncul instruksi yang lebih spesifik, seperti di distrik di Shenzhen bagi perusahaan yang memiliki banyak pekerja migran untuk mengatur area karantina, bagi yang kembali dari "zona terinfeksi."

Hingga kini, Virus Corona telah membunuh lebih dari 900 orang dan menginfeksi setidaknya 40.000, kebanyakan di Cina daratan. Sebagian besar kasus berada di provinsi Hubei, Cina tengah.

Di lokasi lain di China, beberapa perusahaan besar juga berusaha untuk kembali beroperasi- meskipun dengan melakukan tindakan pencegahan secara serius. Sementara yang lain masih tutup.

Seperti Huawei, pembuat smartphone top negara itu, kembali membuka kantor pusatnya di Shenzhen, yang mempekerjakan sekitar 40.000 orang, menurut sumber.

Operasional sejalan dengan keputusan pemerintah lokal yang mengizinkan bisnis dibuka kembali. Namun pekerja Huawei kembali ke lingkungan yang sangat berbeda dari yang mereka tinggalkan Januari.

Setiap pagi, pekerja harus memberikan rincian tentang suhu tubuh dan keberadaan mereka selama dua minggu terakhir. Juga ada pemeriksaan suhu di gedung-gedung perkantoran dan tempat parkir, sementara disediakan masker wajah dan pembersih tangan.

Pekerja Tencent dan Alibaba tinggal di rumahTencent (TCEHY), yang juga berbasis di Shenzhen, memutuskan untuk mempekerjakan para staf di China daratan dari rumah. Keputusan ini berlaku setidaknya selama dua minggu ke depan.

"Kesehatan dan keselamatan karyawan kami adalah yang paling penting bagi kami," kata seorang juru bicara perusahaan.

"Tencent akan terus memantau situasi dengan cermat dan akan merevisi pengaturan ini sebagaimana diperlukan."

Banyak pula yang mengambil pendekatan serupa. Tim Microsoft (MSFT) juga bekerja dari rumah setidaknya satu minggu ke depan. Sementara kantornya di Hong Kong terus beroperasi seperti biasa, kata seorang juru bicara.

 

Saksikan video di bawah ini:

Langkah Antisipasi

Situasi Wuhan Saat Diisolasi Akibat Virus Corona
Pekerja menyemprot tempat sampah di luar Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan yang berpenduduk sekitar 11 juta jiwa untuk menahan penyebaran virus corona. (Chinatopix via AP)

Pekerja e-commerce raksasa Alibaba (BABA) juga meminta karyawan untuk bekerja dari rumah selama satu minggu lagi.

Baidu (BIDU), penyedia mesin pencari teratas China, mengatakan bahwa mereka secara bertahap membuka kembali kantornya pada hari Senin. "Tetapi karyawan yang masuk harus memenuhi persyaratan karantina, dan mereka hanya dapat kembali bekerja di kampus setelah persetujuan," kata perusahaan itu dalam memo internal.

Dane Anderson, wakil presiden dan manajer regional Asia Pasifik di Forrester Research, mengatakan kebingungan di antara perusahaan tentang bagaimana mengelola wabah itu dapat diprediksi, mengingat kurangnya persiapan.

Pabrik Toyota dan GM memutuskan tetap tutup. Toyota sempat mempertimbangkan untuk membuka kembali pabriknya di China hari Senin, namun kemudian keputusan berubah. Penutupan diperpanjang hingga seminggu lagi.

General Motors (GM) mengatakan akan melanjutkan produksi di Cina mulai 15 Februari. Ini mengacu pada upaya pemulihan selama dua minggu berdasarkan faktor-faktor seperti keselamatan karyawan, kesiapan rantai pasokan dan kebutuhan persediaan produk.

Pemerintah China kemungkinan akan segera memberikan kejelasan tentang kondisi bisnis di negaranya.

Dewan Negara China berencana untuk mengadakan konferensi pers pada hari Selasa waktu setempta untuk membahas bagaimana China membantu perusahaan melanjutkan produksi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya