8 Isu Strategis Sektor Industri yang Jadi PR Menteri Agus

Menteri perindustrian Agus Gumiwang, mengatakan terdapat delapan isu utama yang menjadi fokus Kementerian Perindustrian dalam enam bulan ini.

oleh Tira Santia diperbarui 04 Mar 2020, 18:45 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2020, 18:45 WIB
Menperin Agus Gumiwang
Menperin Agus Gumiwang. Dok: Kementerian Perindustrian

Liputan6.com, Jakarta - Menteri perindustrian Agus Gumiwang, mengatakan terdapat delapan isu utama yang menjadi fokus Kementerian Perindustrian dalam enam bulan ini. Isu tersebut merupakan tantangan di sektor industri nasional.

Isu pertama adalah bagaimana menyediakan bahan baku yang cukup untuk mendorong industri dalam negeri. Penyediaan bahan baku tersebut dengan mempertimbangkan daya saing sehingga produk Indonesia mampu berkompetisi dengan negara lain.

Salah satu hal yang terkait isu pertama ini adalah harga gas. Saat ini ada banyak industri yang membutuhkan gas untuk kepentingan produksi. "Ratas terakhir memutuskan harga bahan baku industri paling lambat 1 April ini harus bisa turun ke harga USD 6 per Million British Thermal Unit (MMBTU). Ini upaya pemerintah agar industri nasional punya daya saing," kata Agus dalam paparannya di kegiatan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Isu kedua berkaitan dengan infrastruktur seperti pelabuhan, dan sebagainya. Menurutnya industri Indonesia memerlukan upaya untuk mencetak atau membentuk kawasan industri baru. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dirinya telah mengidentifikasi ada 26 kawasan industri baru.

"Dari 26 kawasan itu hanya ada 2 di pulau Jawa. Itu pun satu di Brebes dan satu di Madura. Selebihnya kita arahkan pembentukan kawasan industri di luar Jawa. Ini menekan perbedaan industri Jawa dan non-Jawa. Kawasan industri itu yang mendekati sumber bahan baku, contohnya yang paling baik, kita berhasil kembangkan kawasan Morowali dengan mendekatkan bahan baku nikel," ujarnya.

Kemudian isu ketiga terkait utilitas listrik, air dan gas, dan lain sebagainya. Isu keempat soal vokasi dan pendidikan dalam rangka membangun sumber daya manusia di bidang industri yang bisa memenuhi kebutuhan industri di Indonesia,

"Karena banyak dikeluhkan oleh calon investor kurangnya tenaga ahli skill dan supervisor di Indonesia, dan itu suatu PR," ujarnya.

Isu kelima mengenai tekanan impor. Ia mengaku inilah alasan awal ia mengatakan bahwa perdagangan ini sangat penting bagi industri, yakni berusaha sebisa mungkin untuk menekan impor.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Limbah

Agus Gumiwang Kartasasmita
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selanjutnya, yang keenam yakni pengelolaan limbah industri, menurut menteri Agus limbah industri itu spesifikasinya sangat ketat. Ia optimis dengan adanya perkembangan teknologi akan mampu menghasilkan zero waste untuk industri.

"Pada dasarnya kita harus percaya kemampuan teknologi yang mengarahkan pada prose produksi yang nantinya akan menghasilkan zero waste, tidak ada limbah yang dihasilkan produksi yang tidak bisa dipergunakan bahan baku, ketentuan limbah dari baja, logam, plastik itu tidak boleh lagi dilihat sampah dan harus wajib bahan baku, itu mempunyai nilai tambah," jelasnya.

Saat ini pihaknya masih memantau kebutuhan dalam negeri terkait kebutuhan impor bahan baku industri dari China, dengan menyarankan agar ada relaksasi regulasi mengenai slek dan skrup baja yang merupakan bahan baku, dan menurutnya hal itu bisa membuat industri dalam negeri menjadi murah.

"Pengelolaa limbah industri mindset kita itu sampah, karena itu kita percaya itu hasil dari proses produksi yang tidak bisa dipergunakan," ujarnya.

Lanjut, ketujuh berkaitan dengan Industri Kecil Menengah (IKM). Ke depannya ia akan mendorong strukturisasi permesinan, yang menurutnya bisa dikembangkan untuk pelaku IKM supaya bisa semakin efisien dan bisa menerapkan teknologi 4.0. Kemudian, kedelapan terkait dengan logistik, bahwa banyak yang menemukan biaya logistik itu tinggi belum lagi tidak telat waktu dan data tidak akurat.

"Itulah delapan isu yang kami rumuskan dalam 6 bulan saya jadi menteri, tiap hari saya pelototi, terlepas dari ratusan asosiasi, yang saya pelototi 8 isu ini yang dihadapi industri kita," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya