Ketimbang Lockdown, Pengusaha Beras Usulkan Karantina Wilayah

Dengan karantina wilayah, distribusi logistik seperti beras masih bisa berjalan.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mar 2020, 10:45 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2020, 10:45 WIB
Harga Beras di Pasar Induk Cipinang
Seorang kuli angkut menurunkan beras dari atas truk di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (25/9). Pedagang beras Cipinang sudah menerapkan dan menyediakan beras medium dan beras premium sesuai harga eceran tertinggi (HET). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Terus bertambahnya kasus virus Corona di Indonesia terutama di Jakarta membuat sejumlah pihak menyarankan pemerintah melakukan lockdown atau karantina total.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Billy Haryanto mengatakan, apabila pemerintah terpaksa melakukan karantina, sebaiknya yang dilakukan adalah karantina wilayah, bukan lockdown. Pasalnya dengan karantina wilayah, distribusi logistik seperti beras masih bisa berjalan.

"Sebaiknya karantina wilayah saja, karena distribusi beras masih bisa berjalan. Kalau lockdown, masyarakat tidak bisa kemana-mana dan di rumah saja," katanya kepada wartawan, Senin (29/3/2020).

Billy sapaan karibnya mengatakan bahwa karantina wilayah hanya membatasi pergerakan orang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, dan tidak membatasi pergerakan distribusi barang.

"Jadi di perbatasan wilayah nantinya para supir truk yang membawa beras tinggal menunjukan kartu pas," katanya.

Keberlangsungan pedagang beras menurut billy menjadi penting disaat situasi krisis seperti sekrang ini. Karena peredaran beras di Jabodetabek 98% dipegang swasta. Selain itu banyak pekerja informal yang menggantungkan hidupnya dari distribusi beras.

"Kecuali Bulog ( pemerintah) yang pegang mau dilockdown juga engga masalah. Harus diingat, perhatikan kuli di pasar Cipinang rata-rata dari luar DKI, Serang dan Karawang," katanya.


Lockdown

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Berbeda apabila pemerintah memberlakukan lockdown, pengusaha beras di daerah tidak akan mengirimkan berasnya ke Jakarta. Karena mereka khawatir beras tidak akan masuk karena pemberlakukan karantina total. Selain itu, diksi lockdown, menurut Billy terkesan menakutkan bagi masyarakat

"Lockdown kan dikunci total, sopir sopir truk yang membawa beras takut bila statusnya lockdown, karena beras tidak akan masuk. Arus logistik jadi terganggu. Dan kalau dengar kata lockdown, masyarakat jadi takut," katanya.

Menurut Billy distribusi beras menjadi sangat penting, karena di pasar induk beras Cipinang, ketersediaan beras hanya cukup untuk 25 hari ke depan.

"Stok beras di pasar induk Cipinang cukup untuk 25 hari," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya