Musim Panen Bergeser, Hasil Pertanian Penuhi Stok di Kuartal II

Kementerian Pertanian telah mengembangkan strategi sistem logistik nasional dalam menyederhanakan rantai pasok dan intervensi distribusi.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mei 2020, 18:46 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2020, 17:00 WIB
Lampung Selatan Segera Punya Perda Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan
Total luas sawah Kabupaten Lampung Selatan yang bakal masuk LP2B geospasial seluas 36.052 hektar dari luas lahan sawah Lampung Selatan 45.575 hektar.

Liputan6.com, Jakarta Sektor pertanian mencatatkan pertumbuhan PDB sebesar 0,02 persen pada kuartal-I 2020. Bahkan, pertanian juga memiliki kontribusi terbesar ketiga dalam struktur PDB Indonesia dengan porsi sebesar 12,84 persen per Q1 2020.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengatakan, kenaikan ini diprediksi berlanjut hingga tahun 2021. Prediksi tersebut didasarkan sejumlah daerah akan melakukan panen raya secara berkesinambungan.

"Jadi kita harus optimistis (stok pangan tercukupi)," singkat Kuntoro melalui keterangan tertulis, Kamis (7/5/2020).

Meski demikian, Kuntoro berujar terjadi pelambatan pertumbuhan pada bulan ini, karena terjadi pergeseran di musim panen raya yang biasanya jatuh pada Maret seperti pada 2019. Pelambatan tersebut dari periode sama tahun 2019 yoy yang hanya tumbuh 1,82 persen.

"Nah, tahun ini panen raya malah terjadi pada April 2020. Kita berharap dampak panen raya kelihatan di kuartal 2 dan bisa memberikan kontribusi yang positif," terangnya.

Kuntoro menjelaskan, subsektor yang mengalami pelambatan antara lain subsektor tanaman hortikultura yang melambat sebesar 2,55 persen.

Kemudian pada sektor peternakan hanya tumbuh sebesar 2,86 persen atau melambat dari kuartal 2019 yang hanya 7,96 persen.

 

Strategi Kementan

Melihat Petani Kulon Progo Panen Padi Menggunakan Mesin
Petani memanen padi jenis IR 54 menggunakan mesin produk China di Galuh, Kulon Progo, Yogyakarta, Kamis (2/2/2020). Mesin yang disewa seharga Rp 500 ribu untuk memanen padi seluas 1.400 meter persegi itu mengefisienkan waktu, tenaga, dan modal dibandingkan tenaga manusia. (merdeka.com/Arie Basuki)

Kementerian Pertanian telah mengembangkan strategi sistem logistik nasional dalam menyederhanakan rantai pasok dan intervensi distribusi.

Kementan juga terus berupaya melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjaga ketersediaan dan distribusi pangan, khususnya pada 11 komoditas bahan pokok.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan, salah satu upayanya dengan mengalihkan komoditas dari daerah yang surplus ke daerah yang defisit. Untuk saat ini, setidaknya ada 28 provinsi dalam kondisi terkendali.

Menurutnya sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat ketersediaan pangan nasional hingga Juni 2020 yang diperkirakan surplus beras 6,4 juta ton, Jagung 1,01 juta ton, bawang merah surplus 330.384 ton, gula pasir 1,07 juta ton, dan minyak goreng surplus 5,7 juta ton.

Untuk komoditas beras, stok beras akhir Maret 2020 sebanyak 3,45 juta ton. Rinciannya di Bulog 1,4 juta ton, di penggilingan 1,2 juta ton, di pedagang 754.000 ton, dan di Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) 2.939 ton.

"Jumlah ini pun belum termasuk stok di masyarakat lainnya seperti di rumah tangga dan hotel, restoran, dan kafe (Horeka)," tutup Syahrul.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya