Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memperkirakan, produksi beras akan mengalami peningkatan dari 0,8 juta ton menjadi 1,3 juta ton per bulan. Angka produksi beras tersebut akan semakin membesar di musim puncak panen padi nasional pada Maret-April 2025.
Pada saat bersamaan, pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang bantuan pangan atau bansos beras 10 kg menjadi 6 bulan pada tahun ini.
Baca Juga
Penyaluran Bansos Tahap Awal
Penyaluran tahap awal sudah resmi akan dilaksanakan pada Januari-Februari 2025, yakni sebesar 160 ribu ton per bulan untuk 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Advertisement
Zulhas tak ingin penyaluran bansos beras untuk empat bulan tambahan itu disalurkan pada saat panen raya Maret-April 2025. Sebab, ia tak ingin harga pasar beras untuk petani ikut terganggu.
"Puncak panen nanti Maret-April, jadi agak maju sedikit. Jadi Maret-April kita enggak mungkin ada SPHP (program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dan bantuan pangan," ujar Zulhas di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (6/1/2025).
Sehingga, penyaluran bansos beras empat bulan berikutnya akan dilaksanakan setelah April 2025. "Oleh karena itu, nanti kita lihat perkembangannya di bulan April, kapan diperlukan bantuan pangan itu. Nanti rapatnya di April, kita lihat nanti," imbuhnya.
Sasar 16 Juta Keluarga
Adapun perpanjangan progam bantuan pangan ini dilaksanakan guna menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto, dalam rapat terbatas (ratas) pada 30 Desember 2024 silam.
Hasil ratas menyepakati, bansos beras sebesar 160 ribu ton per bulan untuk 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM) akan ditambah empat bulan, setelah dua bulan awal penyaluran pada Januari-Februari 2025.
"Januari-Februari sudah akan diberlakukan. Tapi sesuai kesepakatan ratas, ditambahkan 4 bulan lagi, jadi 6 bulan (penyaluran bansos beras 10 kg per KPM)," ucap Zulkifli Hasan.
Belum Ada Kepastian Tambahan Bansos
Namun begitu, ia belum bisa menentukan kapan bansos beras tambahan selama empat bulan itu akan disalurkan. Yang pasti, ia tak ingin bantuan pangan itu didistribusikan saat musim panen.
"Yang 4 bulannya kapan, nanti tunggu keputusan ratas. Karena kita tidak pingin lagi panen, ada SPHP (program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ada pembagian beras. Nanti mengganggu harga," kata Zulhas.
"Nanti kami akan rapat, lihat panennya seperti apa. Kalau sudah musim kemarau atau panceklik, baru lah akan dibagi," dia menegaskan.
Advertisement
Tambahan Cadangan Beras
Di sisi lain, ia menyebut pemerintah telah menyiapkan tambahan cadangan beras pemerintah (CBP). Untuk penyaluran tambahannya nanti akan diputuskan bersama dengan Menteri Pertanian dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
Selain untuk bansos beras, pemerintah juga telah menyiapkan cadangan jagung dan kedelai untuk penyaluran program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
"Tapi sudah ada cadangan, dicadangkan untuk 6 bulan. Dua bulan sudah (teranggarkan), empat bulan belum. Jagung 250 ribu ton, kemudian kedelai 100 ribu ton, dicadangkan untuk SPHP," tuturnya.