Bulog Klaim Stok Gula Cukup Sampai Lebaran

Importasi gula memang agak terhambat karena India menerapkan lockdown bahkan memperpanjang jangka waktunya.

oleh Athika Rahma diperbarui 18 Mei 2020, 15:50 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2020, 15:50 WIB
gula-pasir
Pekerja menunjukkan gula pasir di Gudang Bulog Jakarta, Selasa (14/2). Kemendag menyatakan, penetapan harga eceran tertinggi (HET) gula kristal putih sebesar Rp12.500 per kilogram akan dilakukan pada bulan Maret 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mengklaim stok gula aman jelang lebaran. Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh menyatakan, perusahaan telah mendapatkan alokasi impor sebanyak 50 ribu ton gula.

Dari alokasi tersebut, sebanyak 21.800 ton gula telah masuk ke Indonesia lewat pelabuhan Tanjung Priok dan telah disebar ke seluruh Indonesia sejak 5 Mei lalu.

Tri bilang, meskipun sedikit, stok gula sebanyak itu diklaim cukup untuk konsumsi masyarakat hingga lebaran nanti.

"Memang dari kebutuhan kan 250 ribu ton, kita kuota hanya 50 ribu. Sekarang masuk 21.800 udah masuk lewat Tanjung Priok. Ya, Insya Allah lebaran cukup," tutur Tri dalam diskusi virtual, Senin (18/5/2020).

Tri menjelaskan, gula tersebut diimpor dari India. Saat ini, importasi memang agak terhambat karena India menerapkan lockdown bahkan memperpanjang jangka waktunya.

Oleh karenanya, dirinya berharap agar BUMN lain yang juga ditugaskan mengimpor gula seperti RNI dan PT PPI juga segera mendorong importasi gula agar kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi.

"Mudah-mudahan teman-teman BUMN lain seperti RNI, PT PPI ini segera juga masuk karena mereka juga punya kuota yang sama. Yang jelas untuk lebaran sudah kami pasok 21.800 ton, jadi cukup," jelasnya.

Mendag Akui Ada Distributor Gula Mainkan Harga

gula-pasir
Pekerja tengah menata gula pasir di Gudang Bulog Jakarta, Selasa (14/2). Kemendag menyatakan, penetapan harga eceran tertinggi (HET) gula kristal putih sebesar Rp12.500 per kilogram akan dilakukan pada bulan Maret 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto meninjau operasi pasar gula pasir di Pasar Bogor, Kota Bogor, menyusul tingginya harga komoditas tersebut di daerah itu.

 
Sejak dua bulan terakhir, harga gula pasir di atas harga eceran tertinggi (HET) yaitu sampai Rp 20 ribu per kg. Seharusnya seharga Rp 12.500 per kg.
 
Agus menjelaskan, untuk stabilisasi harga gula yang saat ini masih di atas harga acuan pemerintah, Kementerian Perdagangan melakukan operasi pasar di sejumlah daerah.
 
"Untuk pasar ini saja (Pasar Bogor), hari ini ada 12 ton gula pasir kita distribusikan ke masyarakat melalui operasi pasar," ujar Agus di Bogor, Minggu (17/5/2020).
 
Agus meminta masyarakat untuk segera melapor ke Kemendag apabila menemukan sub distributor atau pedagang yang menjual gula pasir dengan harga masih tinggi.
 
"Apabila ada pedagang yang mengambil dari distributor lalu menjualnya dengan harga tinggi agar dilaporkan segera," ucapnya.  
 
Sementara itu, Ketua Satgas Pangan Polri Brigjen (Pol) Daniel Tahi Monang menyatakan, kenaikan harga gula pasir tersebut disebabkan rantai distribusi yang terlalu panjang.  
 
“Kami melihat beberapa distributor yang memainkan harga. Gula dari pabrik banyak, tetapi DO berjalan. Ada beberapa lompatan distributor mulai dari 1 sampai distributor 5 baru sampai di agen. Karena rantainya terlalu panjang harganya jadi naik," terangnya.
 
Daniel berharap dengan adanya operasi pasar ini menstabilkan harga harga gula pasir di pasaran.
 
Sebelum meninjau operasi pasar gula, Agus Suparmanto didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau salah satu los pedagang bahan pangan di Pasar Bogor. Kunjungan tersebut dilakukan untuk memastikan bahan pangan menjelang Lebaran tetap tersedia dengan harga normal.
 
Kunjungannya diakhiri dengan melayani warga yang membeli gula pasir saat meninjau kegiatan operasi pasar khusus gula pasir di pasar tradisional tersebut.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya