Selain Jawa Barat, Daerah Ini Selalu Surplus Produksi Beras

Perum Bulog akan menjalin kerja sama dengan petani hingga asosiasi untuk mengoptimalkan serapan produksi lokal.

oleh Tim Bisnis diperbarui 17 Jan 2025, 14:25 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2025, 14:00 WIB
harga beras di tingkat penggilingan
Petani merontokkan padi jenis baligo di sawahnya kawasan Sukamakmur, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/04/2024). (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog menargetkan penyerapan beras hingga 1,4 juta ton pada musim panen di awal tahun 2025. Sedangkan untuk seluruh tahun ini, Perum Bulog menargetkan bisa membeli beras dari petani 3 juta ton.

Berbeda dengan sebelumnya, pada penyerapan beras kali ini Bulog mulai akan membeli gabah petani sesuai harga pokok pembelian (HPP) terbaru. Yakni, di angka Rp 6.500 per kilogram (kg).

"Dalam hal pengadaan selain relaksasi standar HPP petani itu berlaku," kata Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Arwakhudin Widiarso kepada awak media di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Jumat (17/1/2025).

Widiarso menyebut, Perum Bulog akan menjalin kerja sama dengan petani hingga asosiasi untuk mengoptimalkan serapan produksi lokal.

Adapun sejumlah wilayah yang siap memasuki musim panen raya di wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sulawesi Selatan.

"Itu wilayah-wilayah yang selama ini surplus ya, kalau yang lainnya kan defisit," tandasnya.

Perintah Prabowo

Untuk diketahui, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah akan menyerap hasil panen raya beras dari petani lokal. Harga pembelian pemerintah pun sudah ditetapkan naik jadi Rp 6.500 per kilogram (Kg).

Pemerintah telah menetapkan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dari Rp 6.000/kg menjadi Rp 6.500/kg. Kebijakan ini tertuang melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025 tentang perubahan atas Harga Pembelian Pemerintah dan rafaksi gabah dan beras yang berlaku mulai 15 Januari 2025.

Tidak hanya beras, pemerintah juga akan menaikkan Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat produsen dari Rp 5.000/kg menjadi Rp 5.500/kg yang akan berlaku pada Februari 2025 mendatang.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Titiek Soeharto Minta Bulog Serap Gabah Petani Sesuai HPP

Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau yang akrab disapa Titiek Soeharto. (Ist)
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau yang akrab disapa Titiek Soeharto. (Ist)... Selengkapnya

Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau yang akrab disapa Titiek Soeharto memberikan masukan kepada Perum Bulog sebagai BUMN yang menjadi ujung tombak menyerap gabah hasil panen petani. Ia meminta agar Bulog benar-benar menyerap gabah petani sesuai harga yang ditentukan sebesar Rp 6.500 pe rkilogram (kg).

Menurut Titik, saat ini harga gabah di Bantul anjlok hingga Rp 5.500 per kg. Padahal HPP yang berlaku saat ini adalah sebesar Rp 6.500 per kg. Hal ini tentu saja sangat berdampak besar pada kerugian petani di seluruh Indonesia.

“Sangat disayangkan pada saat panen harga gabahnya turun dan ini tentunya akan merugikan petani,” ujar Titiek Soeharto saat meninjau jalanya panen raya bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kabupaten Bantul, Rabu (15/1/2025).

Oleh karena itu, secara tegas Titiek meminta Bulog untuk segera menyerap gabah petani dengan mengacu pada ketentuan harga HPP. Pembelian gabah oleh Bulog mau tidak mau harus dilakukan mengingat selama ini Kementeian Pertanian (Kementan) sudah memberikan berbagai fasilitas dan bantuan mulai dari pupuk yang naik 100 persen, benih gratis hingga alat mesin pertanian (Alsintan).

“Kami dari DPR menghimbau agar Bulog segera melaksanakan fungsinya menyerap berapapun panen yang dihasilkan petani supaya kerja keras petani, dan bantuan-bantuan yang diberikan Pemerintah tidak sia-sia,” katanya.

Apresiasi Kerja Keras Petani

32 Juta Ton Beras, Target Produksi Padi Nasional di 2025
Guna mendukung pencapaian target produksi padi nasional pada 2025, pemerintah telah menganggarkan Rp12 triliun untuk pembangunan serta revitalisasi infrastruktur irigasi pertanian. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)... Selengkapnya

Sementara itu, Titiek mengapresiasi kerja keras para petani dan juga respon cepat pemerintah dalam memberi bantuan sarana dan prasarana produksi sehingga rata-rata hasil panen saat ini mencapai kurang lebih 7,7 ton perhektare.

“Hari ini kita menyaksikan bahwa para kelompok tani sudah ada yang mendapat combain harvester, kemudian pupuk dan hari ini kami menyaksikan hasil panen yang cukup besar yaitu 7,7 ton per hektare,” katanya.

Di lokasi yang sama, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyampaikan terima kasih atas perhatian besar Komisi IV DPR RI terhadap pembangunan sektor pertanian terutama dalam memaksakan arahan Presiden Prabowo mengenai bantuan pupuk yang sudah merata ke seluruh Indonesia.

“Sehingga tidak ada lagi keluhan petani yang kami temukan. Yang kedua perhatian Bapak Presiden pada normalisasi irigasi sangat luar biasa dan kita bangun dengan anggaran kurang lebih Rp12 triliun dan dikerjakan oleh kementerian PU dan seterusnya,” jelasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya