14 Alat Berat Dikerahkan Guna Percepat Penanganan Banjir Bandang Luwu Utara

Kementerian PUPR mengerahkan sebanyak 14 alat berat untuk mempercepat penanganan banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 16 Jul 2020, 09:45 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2020, 09:45 WIB
Alat Berat Dikerahkan Guna Percepat Penanganan Banjir Bandang di Sulsel
Alat Berat Dikerahkan Guna Percepat Penanganan Banjir Bandang di Sulsel. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya membantu penanganan darurat banjir bandang yang melanda Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Senin malam (13/7/2020).

Sebagai upaya tanggap darurat tersebut, Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) telah menambah 4 unit alat berat berupa 1 unit excavator 1, 1 unit Dozer, dan 2 unit Dump Truk ke Desa Radda yang kondisinya paling parah akibat banjir bandang.

Sehingga total Kementerian PUPR mengerahkan sebanyak 14 alat berat untuk mempercepat penanganan banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara.

Sebelumnya, BBWSPJ Kementerian PUPR telah mengerahkan 3 unit Excavator, 1 unit Dozer, 2 unit Dump Truk. Selain itu dikerahkan sebanyak 2 unit excavator dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Utara, 1 unit dari Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara, dan 1 unit dari mitra kerja.

Selain alat berat, Kementerian PUPR juga mengerahkan Mobil Tangki Air berkapasitas 4.000 liter 1 unit dan Hidran Umum berkapasitas 2.000 liter 10 unit untuk membantu kebutuhan air bersih, karung sebanyak 1.000 lembar serta sembako untuk para pengungsi korban bencana banjir bandang.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, dalam masa tanggap darurat, ketersediaan prasarana dan sarana air bersih serta sanitasi menjadi yang terpentong untuk keperluan sehari-hari para korban dan pengungsi banjir bandang.

"Kami sangat concern dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kita juga manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat maupun IPA mobile untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian," kata Menteri Basuki, Kamis (16/7/2020).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Akibat Luapan Air Sungai

Alat Berat Dikerahkan Guna Percepat Penanganan Banjir Bandang di Sulsel.
Alat Berat Dikerahkan Guna Percepat Penanganan Banjir Bandang di Sulsel. (Dok Kementerian PUPR)

Banjir bandang di Luwu Utara terjadi disebabkan luapan air Sungai Masamba akibat curah hujan yang sangat tinggi di hulu sungai.

Luapan air sungai tersebut membawa material lumpur dan batang pohon berukuran besar, sehingga menyebabkan akses Jalan Nasional Trans Sulawesi Palopo-Masamba menuju Kota Masamba, Luwu Utara terputus. Banjir disertai lumpur setinggi 1 meter juga turut menggenangi Bandar Udara Andi Jemma.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Kementerian PUPR, Adenan Rasyid mengatakan, pihaknya telah menggunakan tanggul karung pasir (sandbag) untuk penanganan sementara mencegah kembalinya meluap air sungai.

"Untuk penanganan lebih lanjut kami sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak diantaranya dengan Bupati Luwu Utara dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulawesi Selatan Kementerian PUPR. Berdasarkan informasi sementara, ada indikasi pembukaan lahan baru di daerah hulu Sungai Rongkong, Sungai Baliase dan Sungai Masamba yang menjadi salah satu penyebab banjir bandang," terangnya.

Menurut Adenan, hingga saat ini Kementerian PUPR bersama tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, dan BPBD masih bekerjasama untuk melakukan pendataan kerusakan dan korban yang diakibatkan banjir bandang tersebut. Selain itu juga mengevakuasi warga ke lokasi yang lebih aman.

Untuk sementara, tim gabungan berhasil menemukan sebanyak 18 orang korban jiwa, dan 5 orang lainnya masih dalam pencarian.

Bandara Andi Jemma Lumpuh Total Akibat Banjir Bandang Luwu Utara

Sejumlah fasilitas di Bandar Udara Andi Jemma Masamba terendam lumpur. (Dok Kemenhub)
Sejumlah fasilitas di Bandar Udara Andi Jemma Masamba terendam lumpur. (Dok Kemenhub)

Hujan lebat mengakibatkan banjir bandang di wilayah Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Banjir ini membuat sejumlah fasilitas di Bandara Andi Jemma Masamba terendam lumpur. Operasional penerbangan bandara tersebut pun lumpuh.

Berdasarkan informasi yang diterima Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, operasional penerbangan pesawat perintis penumpang dan kargo tidak dapat beroperasi sesuai dengan NOTAMN No C0708/20 perihal Penutupan Bandar Udara Andi Jemma/Masamba mulai 14 Juli 2020 pukul 08.44 Wita sampai dengan 29 Juli 2020 pukul 07.59 Wita karena banjir.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Novie Riyanto, telah menginstruksikan Otoritas Bandar Udara (OBU) Wilayah V Makassar untuk berkoordinasi dalam membantu penanganan di Bandara Andi Jemma.

“Kami menyampaikan turut berduka cita atas musibah yang terjadi. Bantuan dan koordinasi sangat penting dilakukan, apalagi jika ada karyawan ataupun keluarganya yang menjadi korban, beberapa Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) juga standby dalam rangka dukungan penanganan bencana tersebut,” kata Novie, dalam keterangan tertulis, Selasa (14/7/2020).

Untuk penanganan, Ditjen Hubud juga memiliki Tim Quick Respon berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 16 Tahun 2019 Tentang Tim Cepat Tanggap (Quick Respon Team) Operasional Penerbangan Pasca Bencana Alam yang memberikan bantuan teknis bahkan jika dibutuhkan akan terjun langsung ke Bandara Andi Jemma Masamba.

Sejak Subuh

Sejumlah fasilitas di Bandar Udara Andi Jemma Masamba terendam lumpur. (Dok Kemenhub)
Sejumlah fasilitas di Bandar Udara Andi Jemma Masamba terendam lumpur. (Dok Kemenhub)

Sementara itu, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Andi Jemma, Mohammad Sabu menuturkan, banjir bandang terjadi pada Subuh dini hari yang sebelumnya disertai hujan deras. Banjir mengakibatkan runway dipenuhi lumpur, pagar bandara rusak, dan rumah dinas juga turut terendam lumpur.

"Para pegawai mengungsi di kantor bandara yang lokasinya lebih tinggi, untuk apron tidak terdampak, sehingga pesawat yang terparkir aman dari lumpur," tutur Sabu.

Sabu menambahkan, terus melakukan koordinasi dengan stakholder terkait dalam penanganan musibah bencana banjir bandang. "Hari ini secara bertahap sudah mulai dilakukan pembersihan lumpur yang menggenangi runway sambil menunggu air surut," tutup Sabu.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya