Menko Luhut: Kunjungan Wisata Indonesia Anjlok Hampir 100 Persen

Penurunan kunjungan wisata di Indonesia yang turun dalam ini berdampak pada pendapatan devisa negara yang berasal dari sektor pariwisata.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jul 2020, 15:52 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2020, 15:51 WIB
luhut
Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat melakukan video conference dengan sembilan rektor dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, Rabu (20/5/2020). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, industri pariwisata Indonesia tengah mengalami tekanan yang luar biasa selama pandemi Covid-19. Bahkan menurutnya, selama Mei 2020 perjalanan wisata di Indonesia nyaris anjlok 100 persen. 

"Bulan Mei kemarin BPS mencatat perjalanan wisata turun hampir 100 persen," kata Luhut dalam Webinar Nasional Reaktivasi Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Memasuki Adaptasi Kebiasaan Baru, Jakarta, Rabu (22/7/2020).

Kondisi ini pun berdampak pada pendapatan devisa negara yang berasal dari pariwisata. Akibat virus corona, devisa negara dari sektor tersebut turun 97 persen secara tahunan.

"Persoalan devisa pariwisata juga turun 97 persen (yoy) dari USD 1.119 juta menjadi hanya USD 31 juta ini turunnya luar biasa sekali," kata Luhut.

Lebih jauh Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini menilai dampak Covid-19 terhadap pariwisata mengancam 180 ribu tenaga kerja di sektor ini. Sebab ada dua ribu hotel yang terpaksa berhenti operasi.

Kondisi ini juga mengakibatkan penurunan permintaan sejumlah barang. Seperti bahan baku minyak dan susu. Maka dari itu solusi dia ingin sektor pariwisata diselamatkan dengan meningkatkan kunjungan turis domestik mulai triwulan III-2020.

"Mari kita sama-sama mulai di Kuartal III ini mencoba melakukan turis domestik," katanya mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

Industri Pariwisata Diprediksi Baru Pulih di 2023

Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Sejumlah turis menikmati pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Pantai Kuta terkenal memiliki ombak yang bagus untuk olahraga selancar, terutama bagi peselancar pemula. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Sebelumnya, Wakil Ketua Kadin Bidang Pariwisata, Kosmian Pudjiadi memperkirakan puncak penyebaran virus berakhir pada triwulan IV-2020. Sebab, dia melihat pengendalian yang dilakukan pemerintah kurang efektif.

"First wave mungkin baru mencapai puncaknya pada akhir tahun 2020," kata Kosmian dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP) bersama Komisi X, DPR-RI secara virtual, Jakarta, pada Selasa 14 Juli 2020.

Akibatnya, lanjut Kosmian, industri pariwisata baru akan mulai memasuki masa pemulihan pada tahun 2023. Yakni 1,5 tahun setelah ditemukannya vaksin jika merujuk data World Tourism Organization (WTO).

Kosmian menjelaskan pemulihan industri pariwisata di Indonesia sangat bergantung pada penurunan jumlah kasus baru orang terjangkit virus corona. Selain itu, pencabutan kebijakan PSBB di suatu daerah juga ikut memengaruhi.

Begitu juga dengan negara lain. Industri pariwisata sangat tergantung pada kebijakan negara lain yang mengizinkan warganya berkunjung ke Indonesia.

"Semua bergantung pada kapan negara lain berani mengizinkan warganya berkunjung ke Indonesia, terutama kapan penggunaan vaksin virus" kata Kosmian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya