Mentan Dorong Revitaliasi Industri Penggilingan Padi

Industri penggilingan padi maupun sektor pertanian secara umum memiliki prospek bisnis yang menjanjikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jul 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2020, 17:30 WIB
Hiruk-pikuk Petani Gorontalo Sambut Musim Panen dengan Bergotong royong
Petani menggiling saat musim panen padi di sawah Desa Bube Baru, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo (15/3). Mulai dari menyabit padi hingga sudah menjadi bulir gabah itu semua mengunakan tenaga manusia. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pelaku penggilingan padi memiliki peranan yang sangat penting dalam produksi beras. Untuk itu, Syahrul mengharapkan para pelaku penggilingan bisa meningkatkan kapasitas dan kemampuan penggilingannya.

"Kami saat ini memiliki program Komando Strategi Pembangunan Penggilingan Padi (Kostraling). Kostraling ini adalah ruang yang kami buka untuk dimanfaatkan oleh para pengusaha penggilingan, terutama kecil dan mikro. Menurut saya, Kostraling ini menjadi tempat bagi penggilingan untuk naik kelas,” ungkap saat membuka Rapat Koordinasi Komando Strategis Penggilingan Padi (Kostraling), Rabu (22/7/2020).

Kementerian Pertanian terus berupaya para pengusaha penggilingan padi untuk meningkatkan kelasnya, baik dari sisi kemampuan penggilingan ataupun perannya dalam industri beras.

"Kami harapkan melalui Kostraling, para pelaku penggilingan tidak hanya sekedar menggiling. Tapi juga bisa menjadi buffer stock dengan memiliki gudang dan kemampuan packaging yang lebih baik," jelasnya.

Melalui Kostraling, Syahrul mengungkapkan pihaknya berkomitmen untuk memfasilitasi revitalisasi industri penggilingan padi, terutama skala kecil dan mikro. Revitalisasi tidak hanya bersumber pada dana pemerintah, tapi juga memanfaatkan kerja sama dengan perbankan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Saya berharap akan lebih banyak pelaku penggilingan padi yang memanfaatkan KUR. Bukan berarti kami akan menghilangkan bantuan. Tapi saya yakin kalau menggunakan KUR, para pelaku penggilingan akan menjalankan usaha lebih serius lagi," ungkapnya.

Syahrul menyebutkan industri penggilingan padi maupun sektor pertanian secara umum memiliki prospek bisnis yang menjanjikan. Bahkan ketika banyak sektor lain terdampak akibat pandemi Covid-19, bisnis di sektor pertanian justru tetap menguntungkan.

"Saya selalu mengatakan, Indonesia bisa menang melawan pandemi covid-19 melalui pertanian. Dalam kondisi apapun, semua orang tetap butuh makan. Karena itu, bisnis pertanian, termasuk penggilingan padi memiliki prospek yang sangat baik. Maka semua penggilingan harus berputar lebih kuat lagi karena hasil pertanian kita tidak hanya dibutuhkan dalam negeri, tapi juga luar negeri," tegas Syahrul.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Butuh Dukungan

Sementara itu, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) menyambut positif keberadaan Kostraling. Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso menyebutkan Kostraling bisa menjadi wadah bagi para pengusaha penggilingan padi untuk bertemu dengan perbankan dan kelompok penentu kebijakan lainnya.

"Kami harapkan program KUR bisa dinikmati oleh pelaku kecil dan mikro sehingga bisa mempercepat revitalisasi. JIka kita bisa merevitalisasi industri penggilingan beras, maka akan terjadi penurunan kehilangan hasil, serta peningkatan rendemen, efisiensi, dan kualitas beras sehingga pada akhirnya kita bisa meningkatkan produksi beras secara nasional," tutur Soetarto.

Berdasarkan data Perpadi, saat ini mayoritas pelaku industri penggilingan padi adalah berskala kecil mikro. Pelaku industri penggilingan padi skala mikro memiliki ciri hanya melibatkan satu hingga empat orang tenaga kerja, sementara pelaku skala kecil melibatkan 5 sampai 19 tenaga kerja.

Sehingga industri penggilingan padi nasional sebagian besar masih diisi pelaku skala kecil dan mikro. Sekaligus manajemen mereka masih dianggap lemah.

"Untuk itu diperlukan revitalisasi terhadap manajemen, konfigurasi, dan kelengkapannya. Industri ini juga membutuhkan permodalan dan akses pasar yang terintegrasi," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya