Sri Mulyani Ajak Masyarakat Makan di Warteg

Sri Mulyani mengatakan, masyarakat tidak boleh hanya menonton dan menunggu kebijakan pemerintah dalam mengatasi dampak pandemi.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Agu 2020, 18:06 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 18:05 WIB
Penerapan Protokol Kesehatan Pencegahan Penyebaran COVID-19
Suasana Warteg Ellya yang menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (21/7/2020). Pelayan Warteg Ellya diwajibkan menggunakan pelindung wajah dan sarung tangan saat melayani pengunjung. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, di masa pandemi Virus Corona saat ini semua pihak harus bahu-membahu agar ekonomi tidak jatuh terlalu dalam. Hal kecil yang dapat dilakukan misalnya makan di warung tegal (warteg) untuk membantu ekonomi Usaha Kecil Menengah dan Mikro (UMKM).

"Jika Anda melakukan lebih inovatif berpikir dengan desain Anda, Anda bisa mencoba untuk membeli sesuatu dari warung Tegal dekat dengan tempat Anda," ujar Sri Mulyani dalam sebuah diskusi online, Jakarta, Rabu (19/8/2020).

Sri Mulyani mengatakan, masyarakat tidak boleh hanya menonton dan menunggu kebijakan pemerintah dalam mengatasi dampak pandemi. Semua pihak bisa memiliki kontribusi yang sama secara signifikan.

"Jadi jangan hanya berharap dan menyampaikan bahwa ini hanya pemerintah yang memiliki aturan dan tanggung jawab untuk melakukan itu. Masing-masing dari Anda sebenarnya dapat berkontribusi secara signifikan," jelasnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, hingga kini ada sebanyak 60 juta lebih UMKM di Indonesia dengan berbagai usaha. Pemerintah terus mencermati kebutuhan setiap sektor agar anggaran yang disiapkan tepat sasaran.

"Soal UMKM, database yang kita punya, kita punya 60 juta UMKM lebih. Di momen ini, semua kementerian seakan melihat di bawah mikroskop. Menkeu menyediakan ke presiden, dan seluruh kementerian, data anggaran yang diperlukan untuk dialokasikan. Presiden nanya, ini adalah waktu bagi semua menteri untuk melihat mikrodetail di situasi ini," tandas Sri Mulyani.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sri Mulyani Kerja Keras Agar Indonesia Tak Masuk Jurang Resesi

Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Realisasi defisit APBN pada Januari lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp37,7 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pemerintah sangat serius mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020. Hal itu dilakukan agar Indoensia tidak masuk jurang resesi. Mengingat pertumbuhan ekonomi di kuartal II minus 5,32 persen.

“Resesi itu artinya kalau minimal dua kuartal berturut-turut pertumbuhannya (ekonomi) secara year-on-year-nya negatif. Kita sudah mengalami dikuartal kedua -5,32 persen. Jadi, kalau kita ingin kuartal ketiga tidak negatif, maka seluruh kontribusi dari pertumbuhan ekonomi harus diupayakan bisa tumbuh kembali,” kata dia di Jakarta, seperti dikutip dari laman Kementerian Keuangan, pada Selasa 18 Agustus 2020.

 

Terdapat dua variabel yang penting dalam menumbuhkan ekonomi di Indonesia. Pertama adalah konsumsi dan kedua adalah investasi. Kedua variabel tersebut mampu menyumbangkan hampir 90 persen dari keseluruhan ekonomi Indonesia.

Untuk itu, Bendahara Negara ini menegaskan bahwa pemerintah melalui belanja negara yang ada di dalam APBN akan terus berjuang untuk bisa menggunakan anggaran yang sudah dialokasikan untuk bisa mengembalikan daya beli masyarakat agar konsumsi masyarakat bisa pulih kembali.

Selain itu, belanja negara juga akan digunakan untuk mengembalikan kepercayaan pada dunia usaha dan juga sektor perbankan, sehingga kredit usaha tetap berjalan dan dunia usaha masih bisa bergulir kembali.

“Kita berharap dalam dunia usaha serta UMKM, dengan penempatan dana pemerintah di dalam perbankan bisa mendorong kembalinya kredit modal kerja, baik di perusahaan-perusahaan utama yang labor intensif, dan juga dari UMKM. Dengan menempatkan dana di perbankan, pemerintah memberikan penjaminan," kata dia.

Beberapa upaya di atas semuanya dilakukan pemerintah melalui policy, agar dunia usaha di sektor investasi dan kegiatan ekonomi masyarakat serta kegiatan konsumsi masyarakat bisa kembali pulih. Sehingga tu bisa menjadi katalis untuk bisa mendorong dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi kembali.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya