Program Percepatan Tanam Padi Kementan Mulai Menuai Hasil

Kelompok Tani Dewi Sri Desa Tegalharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah melakukan panen padi seluas 50 ha.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Sep 2020, 19:45 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2020, 19:45 WIB
Gerakan percepatan olah tanah dan tanam (GPOT) Kelompok Tani Dewi Sri Desa Tegalharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. (Dok Kementan)
Gerakan percepatan olah tanah dan tanam (GPOT) Kelompok Tani Dewi Sri Desa Tegalharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. (Dok Kementan)

Liputan6.com, Jakarta Percepatan tanam yang digalakkan Kementerian Pertanian (Kementan) sejak Juni lalu mulai menunjukkan hasilnya. Salah satunya di Kabupaten Wonogiri. Daerah tersebut telah melaksanakan panen di lokasi pertanaman padi gerakan percepatan olah tanah dan tanam (GPOT) periode Juni di Kelompok Tani Dewi Sri Desa Tegalharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah seluas 50 ha.

Padi yang ditanam kala itu Varietas Ciherang dengan hasil dari ubinan 78 kwintal per ha. Warjito, Kepala Balai Besar Pengembangan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura berpesan kegiatan GPOT ini dapat memacu petani untuk mempercepat pengolahan lahan dan menambah areal tanam, khususnya padi.

“Kegiatan GPOT ini diharapkan dapat meningkatkan luas tanam dan produksi, dengan memanfaatkan lahan-lahan yang selama ini diberakan,” ujarnya, Rabu (2/9/2020).

Warjito mengapresiasi upaya yang dilakukan petani dalam percepatan menanam padi di Musim Tanam ke II (Gadu). Dengan tambahan produksi padi, ia optimistis dapat menjaga persediaan pangan Nasional dimasa Pandemi Covid-19.

"Kita harus menyiapkan kebutuhan pangan kita sendiri. Kita tidak dapat mengandalkan negara lain dimasa covid 19, karena keterbatasan kemampuan produksi, restriksi ekspor dan gangguan rantai pasok," ungkap Warjito

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri Safuan menyebutkan pihaknya optimis untuk kejar tanam sampai bulan September 2020. "Sesuai arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo bahwa kita harus kejar tanam sampai September ini.

Dia menilai produksi padi pada panen kali ini bagus, lantaran kebutuhan air dan pupuk tercukupi. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Wonogiri, luas area tanaman padi yang dapat di panen di Wonogiri mencapai 71.000 hektare. Jumlah itu terdiri atas 54.000 hektare padi sawah di Wonogiri dan 17.000 hektare padi ladang.

Tahun ini Wonogiri juga mendapat alokasi rehab irigasi kecil atau desa dan irigasi tersier untuk 42 desa. Dengan bantuan dana tersebut, semakin banyak sawah petani padi di Wonogiri yang mendapatkan pasokan air irigasi. Lewat program tersebut semakin banyak sawah di Wonogiri yang teraliri air. Artinya, sektor pertanian Wonogiri bisa terus dikembangkan karena air tercukupi.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Capai Target

Gerakan percepatan olah tanah dan tanam (GPOT) Kelompok Tani Dewi Sri Desa Tegalharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. (Dok Kementan)
Gerakan percepatan olah tanah dan tanam (GPOT) Kelompok Tani Dewi Sri Desa Tegalharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri. (Dok Kementan)

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengaku optimistis produksi padi pada 2020 bisa tercapai walaupun tengah dilanda pandemi covid-19. Hal ini dengan syarat asalkan semua daerah komitmen untuk bersama-sama melakukan upaya percepatan tanam.

"Oleh karenanya, wabah dunia tersebut menjadi tantangan untuk menunjukkan hadirnya negara bagi rakyat," kata Suwandi.Dalam upaya percepatan tanam, Suwandi menyatakan pihaknya sangat mengharapkan kepada para penyuluh untuk melaporkan perkembangan mingguan luas tanam/panen padi dan jagung di wilayah kerjanya secara berjenjang di Kostratani.

"Dan disampaikan secara online sekaligus ke kabupaten, provinsi dan pusat agar kinerja kita terlapor dengan baik," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya