Dengan Melek Digital, Debitur UMi Akui Usahanya Makin Bekembang

Sebagai informasi, sejak 2017 hingga Agustus 2020, total penerima manfaat UMi telah menjangkau 2,91 juta debitur dengan nilai Rp 9.046 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Sep 2020, 13:50 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2020, 13:50 WIB
FOTO: Mengintip Proses Pembuatan Wajan di Bogor
Perajin membawa wajan yang terbuat dari pelat besi di Desa Cibadak, Tanah Sareal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/8/2020). Pemerintah akan membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam melewati masa pandemi COVID-19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Ririn Kadariyah menuturkan lebih dari separuh (54 persen) penerima manfaat kredit UMi mengambil pinjaman senilai Rp 2,5 juta, dengan mayoritas (89 persen) tenor pinjaman yang diambil adalah antara tujuh bulan hingga setahun.

Sebagai informasi, sejak 2017 hingga Agustus 2020, total penerima manfaat UMi telah menjangkau 2,91 juta debitur dengan nilai Rp 9.046 triliun. Sementara pelaku usaha mikro yang memanfaatkan UMi sebagian besar adalah perempuan (93 persen) dengan usia di atas usia 40 tahun (58 persen). Melalui kredit UMi diharapkan terjadi kemandirian usaha di seluruh masyarakat.

Dalam situasi pandemi ini, PIP terus meningkatkan kapasitas debitur UMi melalui pelatihan-pelatihan, utamanya yang berbasis digital.

“Kami meyakini perubahan orientasi penjualan melalui dunia digital sebagai salah satu bentuk adaptasi kebiasaan baru bagi UMKM di Indonesia. Hal ini menjadi perhatian PIP karena apabila pelaku usaha mikro gagal beradaptasi dengan kondisi saat ini, maka target penyaluran dan penyebaran pembiayaan Ultra Mikro akan terhambat,” kata Ririn, Kamis (17/9/2020).

Dias Satria, Founder Jagoan Indonesia menuturkan pihaknya digandeng PIP untuk melakukan upgrading metode pemasaran secara online bagi pengusaha UMi. Terdapat tiga hal yang mereka kembangkan yakni: Social Media Handling, dimana para peserta pelatihan akan didampingi oleh mentor dan tim untuk melakukan penetrasi pemasaran melalui sosial media Instagram dan menawarkan produk mereka di marketplace.

Kemudian, Connecting to marketplace, tim mentor akan membantu peserta memfasilitasi dan mengoptimalisasi pembuatan akun marketplace, Google Business, dll. Terakhir, Design Packing, pembuatan desain kemasan bagi peserta pelatihan agar lebih menarik dan menunjang penampilan produk bila dijual melalui penjualan online.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penerima Manfaat UMi

Perlambatan Kredit UMKM
Seorang perajin menyelesaikan pembuatan sepatu di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Pengamat menilai perlambatan pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berpotensi tidak akan berlanjut pada tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Salah satu penerima manfaat UMi, Rofik Purniawati, seorang pemasok jamur Putih asal Semarang mengaku tidak mudah mengikuti kegiatan ini karena merupakan hal baru. Namun pihaknya menyadari untuk maju dibutuhkan kemauan untuk belajar. “Kami berharap dengan mengikuti pendampingan, usaha kami bisa lebih maju dan menjangkau pasar yang lebih luas,” kata dia.

Dia mengatakan, merintis usaha jamur putih merupakan upayanya untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Adanya bantuan kredit ultra mikro membuat usaha budidaya jamur ini dapat berjalan dan mulai diterima oleh pasar setidaknya di kota Semarang.

Selain itu, Yuyun Wahyuni dengan usahanya ‘Nadena Hijab’ asal Yogyakarta membeberkan adanya kredit ultra mikro membuat bisnis hijab yang dikelolanya dapat lebih berkembang. Apalagi dengan adanya pendampingan memanfaatkan sosial media.

“Bisnis kami memang masih skala kecil. Pasar juga masih terbatas namun dengan adanya bantuan modal dan pelatihan online ini, bisnis kami berkembang lebih cepat karena lebih banyak orang menjadi tahu adanya produk Nadena Hijab,” kata Yuyun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya