Di Tengah Pandemi, Penumpang Pesawat di Bandara Soetta Naik 200 Persen

jumlah penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta sepanjang Juli sampai September 2020 mencapai 3,16 juta orang.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 14 Okt 2020, 14:10 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2020, 14:10 WIB
Protokol Kenormalan Baru di Bandara Soetta
Petugas memeriksa dokumen kesehatan calon penumpang sebelum melakukan lapor diri (chek in) di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (10/6/2020). PT Angkasa Pura II selaku pengelola mulai menjalankan skenario protokol penerapan tatanan normal baru. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Masih tingginya angka penyebaran dan penularan Covid-19 di Indonesia, ternyata tidak membuat angka penumpang pesawatdi Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) menurun. Justru sebaliknya, angka penumpang malah naik.

Berdasarkan data yang terkumpul, jumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta sepanjang Juli sampai September 2020 mencapai 3,16 juta orang. Angka di atas naik 200 persen, bila dibandingkan dengan periode April – Juni 2020 yang berjumlah 885.943 orang.

Sementara itu, pergerakan pesawat di Soekarno-Hatta naik 114 persen menjadi 40.596 penerbangan.

Direktur utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, peningkatan signifikan jumlah penumpang dan pergerakan pesawat ini menandakan kepercayaan masyarakat mulai pulih di tengah pandemi.

Muhammad Awaluddin menuturkan pulihnya kepercayaan masyarakat tidak lepas dari upaya PT Angkasa Pura II dan stakeholder yang mencanangkan Safe Travel Campaign guna memastikan protokol kesehatan dijalankan ketat di 19 bandara.

"Bahkan, Bandara Soekarno-Hatta mendapat Safe Travel Score tergolong tinggi yakni mencapai 4.09 berdasarkan evaluasi Safe Travel Barometer karena penerapan protokol kesehatan yang ketat. Skor tersebut merupakan yang tertinggi di Indonesia dan peringkat ke-34 dari 200 bandara di dunia," jelas Awaluddin dalam keterangannya, Rabu (14/10/2020).

Lebih Awaluddin mengatakan, peningkatan penumpang dan penerbangan ini juga menunjukkan bahwa sektor penerbangan nasional memiliki peran signifikan dalam mendukung aktivitas dan perekonomian di Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

"Tren pertumbuhan penerbangan di 19 bandara PT Angkasa Pura II didorong juga cukup besarnya pasar domestik Indonesia," ujar Awaluddin.

Sementara, pada Kuartal III 2020, jumlah penumpang pesawat di 19 bandara tercatat 5,42 juta orang. Angka tersebut melonjak 247,43 persen dibandingkan dengan Kuartal II/2020 sebanyak 1,56 juta orang.

Sementara, untuk pergerakan pesawat naik 107,7 persen atau dari 33.871 penerbangan menjadi 70.351 penerbangan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Bandara Soetta Operasikan PLTS Mulai Oktober 2020

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Soekarno Hatta
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Soekarno Hatta (dok: AP II)

Sebelumnya, mulai 1 Oktober, Bandara Soekarno-Hatta mulai mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC). Akhir September ini, PLTS tersebut tengah masa uji coba.

Sebanyak 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kilo watt per peak (kWp) dipasang di atap gedung, guna mengaliri listrik ke peralatan-peralatan canggih di fasilitas AOCC. Gedung AOCC sendiri merupakan salah satu fasilitas yang sangat vital di kawasan Bandara Soekarno-Hatta.

 

"Gedung itu adalah pos komando terintegrasi guna memastikan kelancaran operasional Soekarno-Hatta, dengan personil berasal dari PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara. Lalu airline operator, air navigation dan authorities seperti Karantina, Bea dan Cukai, Imigrasi, Kepolisan dan sebagainya," ungkap President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, Jumat (25/9/2020).

Dia juga menjelaskan, PLTS sebagai sumber energi di Gedung AOCC ini merupakan pintu masuk bagi 'Energi Baru Terbarukan', untuk lebih digunakan di bandara-bandara perseroan. Lalu, pengoperasian PLTS, juga merupakan upaya perseroan dalam menerapkan konsep Green Airport di Bandara Soekarno-Hatta.

“Energi Baru dan Terbarukan atau EBT ini sudah selayaknya mendapat tempat di sektor kebandarudaraan nasional, dan PT Angkasa Pura II memulai ini di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia. Harapannya, apa yang dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta ini dapat mendorong bandara-bandara lain juga mengadopsi EBT melalui PLTS," ungkapnya.

Lalu, konsep pengembangan PLTS di lingkungan PT Angkasa Pura II adalah guna melengkapi kebutuhan suplai listrik dari PLN. Pengoperasian PLTS di kawasan Bandara Soekarno-Hatta ini juga sejalan dengan upaya Kementerian BUMN dalam Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Surya di BUMN.

“Kami akan membahas mengenai kemungkinan pemanfaatan energi surya di bandara-bandara lain di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura II,” ungkap Awaluddin.

Sinergi BUMN

PLTS di Gedung AOCC ini dibangun oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang juga menggandeng anak usaha PT LEN Industri yakni PT Surya Energi Indotama.

PT Angkasa Pura II dan stakeholder lainnya berkomitmen menerapkan konsep Green Airport di Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini antara lain ditunjukkan dalam pengoperasian taksi listrik oleh Blue Bird dan Grab, kemudian kereta listrik yakni Kereta Bandara dan Skytrain yang menghubungkan terminal-terminal, serta peralatan-peralatan berbasis listrik lainnya.

Adapun Terminal 4 yang akan dibangun di Bandara Soekarno-Hatta akan mengusung konsep Smart Airport dengan advanced technology untuk menerapkan Smart Mobility, Smart Security, dan juga Smart Environment yang semakin mempertegas konsep Green Airport.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya