Stok Minyak Dunia Melimpah, Perusahaan Kapal Tanker Ini Untung Besar

PT Buana Lintas Lautan Tbk. (BULL) melaporkan rekor laba bersih sebesar USD 42 juta pada kuartal III 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2020, 14:39 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2020, 14:39 WIB
Ilustrasi kapal tanker yang melintasi perairan Teluk Persia (AP Photo)
Ilustrasi kapal tanker yang melintasi perairan Teluk Persia (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Buana Lintas Lautan Tbk. (BULL) melaporkan rekor laba bersih sebesar USD 42 juta dengan pendapatan sebesar USD 144,7 juta di Kuartal Ketiga tahun 2020. Periode yang sama tahun lalu, laba bersih BULL sebesar USD 14,5 juta dan pendapatan sebesar USD 74,8 juta.

Direktur Utama PT Buana Lintas Lautan Tbk, Kevin Wong menjelaskan, peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, pertumbuhan armada memecahkan rekor dengan 15 kapal tanker tambahan, semua kapal tambahan adalah kapal tanker besar dengan margin lebih tinggi, dan peningkatan kontribusi dari pasarinternasional dengan margin lebih tinggi.

"Antara 1 Oktober 2019 sampai 31 Desember 2019, BULL menerima 4 kapal tambahan ke dalam armadanya," ungkap Kevin, Rabu (4/11/2020).

Selain itu, BULL juga membeli 9 kapal lainnya di sembilan bulan pertama tahun 2020, yang mana beroperasi secara bertahap selama periode ini.

Secara keseluruhan, kapasitas tonase efektif armada meningkat dari 1.048.040 DWT menjadi 2.156.473 DWT, dengan peningkatan sebesar 105,8 persen. Jumlah kapal tanker meningkat dari 19 kapal menjadi 34 kapal.

Pada saat yang bersamaan, rata-rata pendapatan Time Charter Equivalent (TCE) untuk semua segmen kapal tanker BULL meningkat dikarenakan diversifikasi usaha BULL ke dalam pasar internasional.

Dalam sembilan bulan pertama tahun 2019, sekitar 15 persen pendapatan TCE BULL adalah berasal dari pasar internasional. Ini meningkat menjadi sekitar 35-40 persen di sembilan bulan pertama tahun 2020.

Selain itu, di pasar kapal tanker internasional, tingkat harga TCE untuk kapal tanker berukuran Long Range 2 (LR2) dan handy-sized rata-rata meningkat sebesar 60,4 persen dan 22,4 persen.

"Karena tren musiman yang kuat, tarif TCE diharapkan jauh lebih tinggi di Q4 dibandingkan dengan Q3," pinta Kevin.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rata-Rata Naik

Kapal Tanker
Petugas mengecek kesiapan kapal chemical tanker MT Sinar Morotai milik Samudera Indonesia di perairan Merak Banten, Kamis (5/12/2019). Salah satu armada berjenis chemical tanker ini bermuatan 4.500 KL untuk memenuhi asas cabotage dan transportasi logistik di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rata-rata, tingkat TCE selalu naik 114 persen di Q4 sejak 2016 dan tingkat kenaikan minimum adalah 45 persen. Ini diharapkan menjadi pendorong yang kuat untuk kinerja Perusahaan di Q4 dan untuk setahun penuh.

Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa meskipun Q3 permintaan minyak secara keseluruhan masih lemah karena COVID-19 serta faktor musiman, rata-rata tarif TCE Q3 pada tahun 2020 tetap 34,7 persen lebih tinggi dari rata-rata tingkat TCE Q3 sejak 2016. Ini memberikan dasar yang lebih kuat untuk tarif TCE Q4.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya