Pesan Sri Mulyani ke Anak Indonesia: Jangan Suka Mengeluh

Menurut Sri Mulyani, jika mental anak-anak sudah terbangun kuat maka mereka akan mudah berpikir positif.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Nov 2020, 12:20 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2020, 12:20 WIB
Pemerintah dan DPR Bahas Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
Menkeu Sri Mulyani saat rapat kerja gabungan bersama BPJS dan DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/2/2020). Rapat membahas kenaikan iuran BPJS Kesehatan, data peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), dan peran pemda dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati meminta kepada siswa-siswi di seluruh Indonesia agar tidak mudah putus asa. Selain itu ia juga meminta kepada seluruh siswa dan siswi untuk tidak gampang mengeluh. Kedua sifat tersebut dipastikan tidak akan membuat maju tetapi justru akan menjadi penghambat.

"Kalau kalian cepat sekali mengeluh itu orang tua kalian juga akan menjadi susah juga. Besarnya kalian akan menjadi mudah sekali untuk mengeluh sedikit-sedikit mengeluh ada sedikit kesulitan," kata Sri Mulyani dalam acara Kemenkeu Mengajar 5, Senin (30/11/2020).

Oleh karenanya, Bendahara Negara itu menginginkan agar generasi penerus bangsa utamanya siswa-siswi yang masih sekolah, memiliki mental yang kuat. Setidaknya itu bisa ditanamkan ke hati mereka sejak usia dini.

"Kalian bilang ke hati kalian sendiri, saya adalah anak yang kuat saya bisa ini," imbuh dia.

Dia menambahkan, jika mental anak-anak sudah terbangun kuat maka mereka akan mudah berpikir positif. Setidaknya dampaknya juga akan baik kepada Indonesia.

"Dalam hal ini anak-anak yang berani yang sehat yang pikirannya selalu positif ini yang kemudian akan menyebabkan Indonesia bisa mengatasi Covid-19 ini kita bisa mengatasi apapun tantangan negara kita," jelas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Sri Mulyani Ibaratkan Pengelolaan Keuangan Negara seperti Iuran Kas Sekolah

Gaya Menteri Keuangan Sri Mulyani tampil berjilbab di Aceh (Foto: Kementerian Keuangan Republik Indonesia)
Gaya Menteri Keuangan Sri Mulyani tampil berjilbab di Aceh (Foto: Kementerian Keuangan Republik Indonesia)

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengibaratkan mengelola keuangan negara sama halnya seperti mengelola uang iuran kas di kelas. Sebab, uang yang dikumpulkan tersebut sama-sama akan difungsikan untuk keperluan bersama.

"Namanya uang mungkin sama. Uang di rumah, uang saku kalian atau uang di sekolah kalian di kelas. Sebagai bendahara kelas juga memiliki apa mengumpulkan iuran dari teman-teman dan kemudian kita jadikan sebagai suatu uang bersama," kata dia dalam Kemenkeu Mengajar 5, secara virtual di Jakarta, Senin (31/11/2020).

Hanya saja cara pengumpulannya berbeda. Sebab, uang negara dikumpulkan melalui pembayaran pajak dari para wajib pajak di Indonesia. Selain itu, uang negara juga bisa bersumber dari sisi bea masuk dan penerimaan cukai.

Dia menambahkan, uang negara juga bisa dihasilkan dari kekayaan alam Indonesia. Menurutnya Indonesia adalah negara yang kaya karena memiliki berbagai macam pertambangan. Mulai dari batubara, minyak, emas, hingga yang lainnya.

"Itu setiap kali dia tambang, dia memiliki kewajiban untuk membayar bagi hasil kepada pemerintah baik royalti maupun pajak. Uang inilah yang kemudian dikumpulkan menjadi pendapatan negara yang kemudian dipakai untuk mendanai seluruh kegiatan kita bernegara," jelas dia.

Hasil dari pendapatan tersebut kemudian difungsikan untuk kegiatan belanja. Ada beberapa jenis belanja dilakukan pemerintah pusat. Mulai dari belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja sosial.

Dia mencontohkan, belanja pegawai sendiri digunakan untuk pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), Polisi, TNI, serta guru-guru yang berada di sekolah negeri.

Kemudian belanja barang dapat berupa pembelian barang atau jasa. Misalnya untuk kebutuhan di lingkungan sekolah bisa berupa dalam bentuk buku dan alat-alat untuk kegiatan bereksperimen lainnya.

Selanjutnya untuk belanja modal ini menjadi yang paling familiar. Karena ini menyangkut dengan pembiayaan infrastruktur seperti jalan tol, internet dan lain-lain.

"Kalau kalian melihat ada jalan tol antar kota kalau kalian melihat kenapa ada satelit? kenapa kita bisa koneksinya dengan kota-kota yang lain atau pulau-pulau yang lain karena adanya internet itu karena ada satelit-satelit yang dibayar pakai uang negara," kata dia.

"Jadi belanja negara itu kalau dihitung banyak ada yang sifatnya adalah untuk kegiatan sehari-hari ada yang sifatnya adalah untuk membangun," tambah dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya