Respons Bonus Demografi, Mentan Mau Bikin Sekolah Pertanian Berbasis Ristek

Sekolah pertanian yang sudah ada saat ini belum memenuhi kriteria yang berbasis pada ristek. Mentan ingin sekolah pertanian ke depan lebih banyak praktek dibandingkan teori.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Nov 2020, 14:15 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2020, 14:15 WIB
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo. Dok Kementan
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo. Dok Kementan

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berniat mendirikan sekolah pertanian berbasis pendekatan riset dan teknologi (ristek). Mentan menilai, bonus demografi yang akan dinikmati Indonesia sebesar 40 persen harus dapat dimanfaatkan dengan intervensi teknologi pertanian, baik di sekolah pertanian maupun fakultas perguruan tinggi.

“Kita punya bonus demografi 40 persen anak-anak muda kita, tapi apakah perguruan tinggi memang pendekatan-pendekatan baru sudah sampai pada robot, artificial intelligence," kata dia dalam webinar INDEF - Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, Senin (30/11/2020).

Mentan mencanangkan sekolah pertanian berbasis ristek ini dapat diimplementasikan mulai tahun depan. “Saya akan terapkan itu tahun depan, saya coba intervensi dengan kerja sama perguruan tinggi," kata sambung dia.

Menurutnya, sekolah pertanian yang sudah ada saat ini belum memenuhi kriteria yang berbasis pada ristek. Mentan ingin sekolah pertanian ke depan lebih banyak praktek dibandingkan teori.

"Saya berharap bicara pertanian tidak hanya bicara teori-teori dan diskusi-diskusi webinar yang terlalu panjang. Saya orang lapangan soalnya. Kalau mau ngajar berenang nggak usah perlu di dalam kelas deh, langsung ceburin masukin sungai saja biar dia bisa berenang," ucap Mentan mengumpamakan.

Seiring kemajuannya, Mentan menjelaskan bahwa teknologi dalam pertanian tidak bisa diabaikan. Di sisi lain, sektor pertanian menjadi salah satu penopang perekonomian saat pandemi covid-29 ini berlangsung di Indonesia. Sehingga, sudah semestinya sektor ini bertransformasi menuju teknologi yang lebih efisien untuk mendongkrak produktivitas lebih lanjut.

Berdasarkan catatan Badan Pusat statistik (BPS), pertumbuhan di sektor pertanian mencapai 16,24 persen pada kuartal II-2020. Meski tak setinggi kenaikan pada kuartal II-2020, pada kuartal III-2020 sektor pertanian masih mencatatkan kenaikan 2,15 persen.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Mentan Canangkan Perluasan Lahan Pertanian 250 Ribu Ha di 2021

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam lawatan ke Desa Leworeng, Kabupaten Soppeng. Dok Kementan

Sebelumnya, dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Kementerian Pertanian akan melakukan perluasan areal tanah baru (PATB) 250 ribu hektare. Hal ini juga untuk memastikan penduduk Indonesia tidak mengalami persoalan mengenai pangan dasar mereka.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, perluasan utamanya menyasar lahan penghasil padi, jagung, bawang merah, dan cabai merah di daerah defisit.

“Saya akan mempersiapkan lahan tambahan 250 ribu hektar untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan cuaca dan lain-lain. Saat ini saya membuat percontohan di dataran tinggi, dataran rendah, bahkan di bukit-bukit yang ada,” ujar Mentan dalam webinar INDEF - Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, Senin (30/11/2020).

Tak hanya itu, Mentan tengah mencanangkan diversifikasi pangan lokal yang berbasis kearifan lokal dan fokus pada satu komoditas utama. Adapun pemanfaatan pangan lokal secara masif diantaranya, ubi kayu 35.000 ha, jagung konsumsi 50.000 ha, sagu 1.000 ha, pisang 1.300 ha, kentang 650 ha, dan sorgum 5.000 ha.

Lalu, juga akan melakukan penguatan cadangan dan sistem logistik pangan. Diantaranya melalui penguatan cadangan beras pemerintah, baik di provinsi maupun di kabupaten/kota atau daerah. “Penguatan sistem logistik pangan nasional untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan,” papar Mentan.

Tak kalah penting, Mentan menilai perlu juga untuk mengembangkan pertanian modern, seperti smart farming. Juga pemanfaatan green house untuk meningkatkan produksi komoditas hortikultura di luar musim tanam.

“Pengembangan food estate, mengkorporasikan pertanian pada sektor-sektor mulai dari hulu sampai hilir akan kami intervensi di 2021,” kata Mentan.

Terakhir, Kementan akan menerapkan gerakan tiga kali ekspor (GRATIEKS). Dimana program ini dimaksudkan untuk meningkatkan volume ekspor melalui kerjasama dan investasi dengan pemda dan stakeholder terkait.

“Kami akan bicara darah-darah mana yang siap ekspor, disitu kita konsentrasi. Komoditas apa yang paling siap untuk diekspor dan ada pembelinya di luar,” jelas Mentan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya