Pandemi Covid-19 Semakin Memburuk, Walmart Kembali Beri Bonus ke Karyawan

Dengan pembayaran bonus terbaru, Walmart merogoh kocek total USD 2,8 miliar setiap tiga bulan.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 05 Des 2020, 20:00 WIB
Jutaan Warga AS Bepergian untuk Thanksgiving
Petugas kesehatan mengambil sampel usap hidung dari pelancong di lokasi pengujian COVID-19 di Bandara Internasional Los Angeles, 23 November 2020. Menjelang Thanksgiving, Pusat Pengendalian Penyakit mengimbau agar orang Amerika tak bepergian di tengah lonjakan Covid-19 di AS. (AP Photo/Jae C. Hong)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan ritel raksasa di Amerika Serikat (AS) Walmart, akan memberikan bonus khusus kepada karyawan serta memperpanjang cuti darurat Covid-19 hingga Juli 2020. Langlah tersebut diberikan setelah Amerika Serikat baru saja mencetak rekor kematiannya tertinggi akibat virus corona Covid-19.

Hal ini menjadi ke empat kalinya Walmart telah membayar bonus khusus kepada pekerja yang sudah membantu persediaan, pengiriman pesanan online, mengangkut barang dan pelayanan konsumer sepanjang pandemi. Untuk karyawan full-time sendiri akan mendapatkan USD 300. Sedangkan pekerja sementara dan paruh waktu akan mendapatkan USD 150 di tanggal 24 Desember.

Dengan bonus terbaru ini, Walmart akan mengeluarkan dana kurang lebih USD 2,8 miliar setiap tiga bulan. Pembayaran tersebut pun berlaku untuk pekerja yang sudah bekerja sebelum pandemi sudah dimulai.

Walmart sendiri bersama dengan Sam's Club mempunyai sekitar 1,5 juta karyawan yang memenuhi syarat pembayaran gaji khusus tersebut, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (5/12/2020).

"Menjelang akhir tahun bersejarah ini, saya sangat berterima kasih atas bagaimana rekan kita telah melewati salah satu periode paling sulit bagi perusahaan dan negara kita,” kata John Furner, presiden dan CEO Walmart AS.

Kasus Covid-19 terus meningkat di seluruh AS. Sudah lebih dari 100 ribu orang saat ini berada di rumah sakit kibat Covid-19, yang menjadi angka tertinggi sepanjang masa. Setelah itu, para pejabat kesehatan di AS sendiri memperingatkan pasien rawat inap dan kematian bisa meningkat lebih jauh setelah Thanksgiving.

Pada Rabu kemarin, Dr. Robert Redfield, direktur dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), mengingatkan bahwa beberapa bulan mendatang pandemi akan menjadi salah satu yang paling sulit dalam sejarah kesehatan masyarakat bangsa ini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Nasib Pekerja Grosir

Untuk para pekerja toko grosir sendiri, wabah pandemi Covid-19 yang belum mereda ini, menjadi risiko kesehatan bagi mereka dan keluarga saat harus pergi berangkat kerja setiap hari. Serikat buruh terbesar di Amerika, seperti United Foodand Commercial Workers International Union (UFCW), telah menyerukan untuk semua pekerja toko grosir mendapatkan hak "upah bahaya", yang dimana bayaran per jam diminta lebih tinggi guna mengkompensasi risiko yang ada.

Sekarang ini pun sudah lebih dari 48.000 anggota dari serikat buruh tersebut telah terjangkir Covid-19 dan setidaknya 350 orang sudah meninggalkarena virus tersebut, berdasarkan data dari UFCW.

Walmart sendiri telah mempekerjakan lebih dari setengah juta karyawan di seluruh rantai tokonya sejak bulan Maret lalu.Perusahaan mengatakan lebih dari 20 persen dari karyawan tersebut telah pindah ke posisi permanen. Menurut mereka, banjiran perekrutan tersebutsudah membantu walmart untuk menyanggupi angka penjualan barang dagangan seperti handuk kerta hingga sepeda, terutama dari pesanan website.

Reporter: Yoga Senjaya Putra

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya