Harga Emas Melemah karena Aksi Jual Investor

Harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.832,20 per ounce.

oleh Tira Santia diperbarui 11 Des 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 11 Des 2020, 07:30 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.832,20 per ounce. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melemah pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Harga logam mulia ini gagal menembus level resisten di USD 1.850 per ounce karena didorong oleh aksi jual.

Optimisme akan hadirnya vaksin Corona Covid-19 menjadi penyebab turunnya harga emas ini. Optimisme ini tidak bisa ditahan oleh data pengangguran di AS yang meningkat.

Mengutip CNBC, Jumat (11/12/2020), harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.832,20 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,1 persen menjadi USD 1.837,40 per ounce.

“Kegagalan teknis menembus level USD 1.850 membuat investor emas kurang agresif. Mereka sebagian besar melakukan aksi jual dan lebih memilih untuk memegang uang tunai, ” kata Kepala Perdagangan Derivatif Logam Mulia BMO, Tai Wong.

"Ke depan, harga emas sedang mencari kisaran yang nyaman dengan prospek kenaikan yang lebih pelan secara keseluruhan." tambah dia.

Harga emas awalnya naik setelah data pekerjaan AS mengalami kenaikan dan sikap akomodatif dari Bank Sentral Eropa untuk memberikan stimulus lebih besar.

Namun kemudian kenaikan tersebut terhenti dan harga emas tak mampu menembus level resisten.

“Banyak investor lebih berhati-hati menjelang liburan, Anda akan melihat pergerakan yang lebih tidak menentu ke depannya,” kata analis pasar senior OANDA, Edward Moya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Perdagangan Sebelumnya

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Harga emas turun lebih dari 2 persen pada perdagangan Rabu karena optimisme yang didorong oleh kemajuan vaksin COVID-19. (iStockphoto)

Harga emas turun lebih dari 2 persen pada perdagangan Rabu karena optimisme yang didorong oleh kemajuan vaksin COVID-19, sehingga mendorong harapan untuk pemulihan ekonomi yang lebih cepat.

Dikutip dari CNBC, Kamis (10/12/2020), harga emas di pasar spot emas turun 2,4 persen menjadi USD 1.827,26 per ounce. Pada hari Selasa, harga emas mencapai level tertinggi sejak 23 November di level USD 1,875.07. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 1,9 persen pada level USD 1.838,50.

“Ada antisipasi bahwa beberapa kekacauan yang diakibatkan oleh pandemi akan mereda (sekarang) mereka mulai menyebarkan vaksin di beberapa bagian dunia,” kata Jeffrey Sica, Pendiri Circle Squared Alternative Investments.

Kanada telah menyetujui vaksin COVID-19 Pfizer dan BioNTech, sehari setelah Inggris menjadi negara Barat pertama yang memulai kampanye vaksinasi massal.

Harga emas juga tertekan oleh kenaikan dolar Amerika Serikat (AS). Tetapi logam, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap potensi inflasi ini masih naik lebih dari 20 persen sepanjang tahun ini, didukung oleh harapan lebih banyak stimulus fiskal.

Dengan pandemi yang menderu kembali ke tingkat yang melampaui yang terlihat di awal krisis, anggota parlemen di Amerika Serikat berusaha untuk menuntaskan kesepakatan tentang paket dukungan fiskal baru.

Likuidasi dana yang diperdagangkan di bursa emas menjadi ancaman terbesar bagi harga emas, dan permintaan pusat melemah, kata analis HSBC James Steel mengatakan dalam sebuah catatan, memotong perkiraan harga bank 2021 sebesar 3 persen menjadi USD 1.907.

Tetapi sementara reli emas telah terhambat oleh berita vaksin, di mana emas batangan tetap didukung oleh kebijakan moneter dan fiskal yang akomodatif dan risiko geopolitik.

Investor sekarang menunggu isyarat kebijakan dari pertemuan dua hari Federal Reserve AS minggu depan.

Selain harga emas, harga perak tergelincir 3,8 persen menjadi USD 23,64 per ounce. harga platinum turun 2,9 persen menjadi USD 993,23 dan paladium turun 1,3 persen menjadi USD 2.280,92.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya