Prediksinya, Harga Emas Capai Posisi Tertinggi di Kuartal I 2021

AS akan mengeluarkan banyak ke kebijakan yang kemungkinan membawa indeks dolar melemah dan mendorong harga emas naik.

oleh Andina Librianty diperbarui 08 Jan 2021, 10:30 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2021, 10:30 WIB
Ilustrasi Harga Emas (4)
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, Jakarta Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan harga emas mencapai level tertinggi pada kuartal I 2021. Harga emas diyakini akan mencapai USD 2.045 per troy ounce (toz), atau masih di bawah Rp 1 juta per gram.

"Harga emas ini fluktuatif, kemarin sempat di USD 1.900 per troy ounce. Namun kemungkinan akan mencapai level tertinggi pada tahun ini di USD 2.045 per troy ounce di kuartal I, itu masih di bawah Rp 1 juta per gram," ungkap Ibrahim kepada Liputan6.com, Jumat (8/1/2020).

Menurut Ibrahim, kenaikan harga emas ini disebabkan pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan pada 20 Januari 2021.

Pada kuartal I ini, katanya, AS akan mengeluarkan banyak ke kebijakan yang kemungkinan membawa indeks dolar melemah dan mendorong harga emas naik.

"Penurunan besar indeks dolar AS akan terjadi ke 87, saat itu lah emas menyentuh level USD 2.045 per troy ounce. Kalau tidak, emas akan susah mencapai level tersebut, di angka USD 2.000 per troy ounce sudah cukup bagus," jelas Ibrahim.

Kenaikan harga emas tidak akan berlangsung lama. Fluktuasi akan mencapai level terendah pada kuartal III 2021 dengan harga USD 1.600 per troy ounce. Hal ini disebabkan vaksinasi sudah merata, dan masyarakat sudah mulai bekerja seperti biasa.

Kemudian, harga emas pada akhir tahun ini diperkirakan akan ditutup pada kisaran USD 1.800 per troy ounce.

"Jika di semester II ini vaksinasi berjalan dengan baik, ekonomi membaik, maka orang yang sebelumnya berinvestasi di emas akan mengalihkan investasinya ke saham dan obligasi," kata Ibrahim.

 

Saksikan Video Ini

Harga Emas Tergelincir Dolar AS yang Perkasa

Ilustrasi Harga Emas Turun
Ilustrasi Harga Emas Turun

Harga emas tergelincir terbebani Dolar AS yang menguat serta imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi. Meski demikian, kerugian harga emas sedikit tertutupi prediksi jika kucuran stimulus fiskal akan lebih besar di bawah pemerintahan yang dipimpin Demokrat.

Melansir laman CNBC, Jumat (8/1/2021), harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD 1.913,87 per ounce. Emas berjangka AS ditutup naik 0,3 persen menjadi USD 1.913,60.

Harga emas tergelincir sebanyak 2,5 persen usai mencapai level tertinggi sejak 9 November. Itu karena imbal hasil Treasury AS 10-tahun melonjak di atas 1 persen untuk pertama kalinya sejak Maret.

"Imbal hasil treasury yang lebih tinggi menarik beberapa "uang pelarian dari pasar emas," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.  Meski sayangnya, penguatan Dolar AS membebani emas.

Indeks dolar rebound dari level terendah multi-tahun, membuat bullion kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Kemenangan Demokrat dalam putaran kedua Senat AS memicu ekspektasi inflasi karena investor menaikkan taruhan akan stimulus fiskal yang lebih banyak. Sementara Kongres AS telah mengesahkan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.

"Kemenangan ganda Demokrat di Georgia meningkatkan ekspektasi dukungan stimulus yang lebih besar dan belanja infrastruktur yang lebih tinggi," kata Analis Standard Chartered Suki Cooper, menambahkan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi yang dihasilkan akan mendukung momentum kenaikan emas.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya